Prolog

341K 11.7K 1.4K
                                    

Haii, aku balik dengan cerita baru dan tentunya masih seputar remaja:) Karna akupun masih remaja, tida mungkin membuat cerita tentang lansia hehe.

Aku akan up setiap galau di sini hehehe. Doain supaya ga berujung di unpublish ya!

Wajib follow wattpad aku dulu sebelum baca.
Mampir IG juga: @jiaathe

Coba absen nemuin cerita ini dari mana!

****

Dengan senyum yang mengembang, gadis cantik itu turun dari mobilnya dan melangkah tidak sabaran memasuki rumah di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan senyum yang mengembang, gadis cantik itu turun dari mobilnya dan melangkah tidak sabaran memasuki rumah di depannya. Rambut panjang lurus itu menari mengikuti langkah kaki yang cepat namun terlihat feminim.

Paper bag di tangan dia sembunyikan di belakang tubuhnya begitu sudah menginjak bagian dalam rumah itu. Iris matanya yang tajam mengedar, sampai kemudian terhenti pada sosok gagah dan jangkung yang terihat menuruni tangga.

"Faegan!" suara manis dan lembutnya terdengar, membuat laki-laki tersebut langsung menoleh padanya.

Menatap gadis yang mengenakan rok dengan sweater putih kebesaran itu sesaat, Faegan langsung mengalihkan pandangannya dan melanjutkan langkahnya menuju pintu keluar.

Begitu Faegan melewatinya, gadis itu segera menahan ujung jaket laki-laki itu hingga dia berhenti. "Kamu mau ke mana, Gan?"

Meski suara itu terdengar begitu halus memasuki telinganya, Faegan sama sekali tidak terpengaruh, dia hanya melirik datar gadis itu lalu menghempaskan tangannya secara kasar.

"Bukan urusan lo, Jihan," ketusnya tanpa menatap gadis itu sedikitpun.

Jihan tidak tersinggung sama sekali meski suara Faegan terdengar sinis. Gadis itu mengangguk kecil dan tersenyum manis. "Gan, kamu inget gak sekarang hari apa?" tanyanya dengan binar mata yang begitu terang.

Faegan bisa merasakan kebahagiaan dari suara barusan, hal yang justru membuat dirinya muak. Ya, dia tidak suka mendengar gadis ini bahagia.

"Gak," jawabnya singkat.

"Ini hari jadi kita yang ke-dua tahun, Gan!" kata Jihan heboh. "Aku gak nyangka deh hubungan kita bisa selama ini, dan kamu harus tau kalau aku bener-bener sayang sama kamu." Jihan menatap kekasihnya dengan tulus

Faegan melirik singkat wajah Jihan yang berseri-seri. "Lo lupa? Harusnya kita udah putus sejak lama."

Menghela nafas kasar, akhirnya Faegan membalik tubuhnya agar berhadapan dengan Jihan. "Lo yang terus nahan supaya hubungan ini gak selesai."

JANGAN CUEK! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang