🌻🌻🌻
Kebakaran besar membuat panik banyak orang yang berada disekitar, semua berlari tak tentu arah menyelematkan diri masing-masing. Suasana semakin mencekam kala suara dentuman keras menguar memekik setiap rungu yang ada. Namun ada satu pemuda yang menampakkan gurat ketidaktahuan akan situasi yang sedang dia hadapi. Perlahan ia memandang sekelili untuk memahami sekitar.
Matanya terbuka lebar kala melihat ada seorang bayi munyil yang tergeletak diatas jalan dan diatasnya ada reruntuhan gedung yang siap menimpanya. Setiap mata yang melihat mulai nyerukan untuk menyelamatkan sang bayi namun tak ada satu langkahpun yang mereka ambil.
Pemuda itu dengan sigap dan tanpa ada rasa takut mulai berlari menghampiri sang bayi yang mulai terisak. Haechan, pemuda itu memeluk bayi itu dan mencoba menghindari runtuhan-runtuhan yang mulai berjatuhan.
Latar suasana kebakaran dan merah padam yang mencekam seketika berubah menjadi sebuah altar pernikahan. Haechan yang awalnya menggendong seorang bayi secara beringan dengan langkah kakinya perlahan berubah dengan menggenggam seikat bunga. Kaos dan hoodie yang ia kenakan telah berganti dengan setelan suit yang menawan.
Suara teriakan ketakutan yang semula memekik telinga kini bergantu dengan suara teriakan canda dan tawa. Dengan senyum tipis Haechan mulai memahami situasinya. Yah Haechan mulai mengarungi dunia mimpinya lagi. Haechan ingin mengakhiri mimpi ini namun ada rasa berat dalam hatinya. Dan berakhir mengikut alur mimpinya itu.
Pesta pernikahan sangat meriah, kini bunga yang sempat Haechan pegang telah beralih pada tangan sang mempelai pria. Haechan sangat ingin tau siapa kedua mempelai itu, karena wajah yang Haechan lihat hanya samar yang seperti gambar mozaik.
Tiba-tiba ada sebuah perahu menyambar altar pernikahan dan limpahan air mulai memenuhi area pesta. Haechan tersenyum kecut karena dia tahu pasti dia akan beralih pada cerita baru lagi, padahal dia sedang menikmati hidangan pesta tersebut. Namun kenapa air itu semakin menenggelamkan tubuhnya dan napasnya mulai tersengal. Dia mulai bergumam tak karuan guna menyadarkan dirinya di dunia nyatanya.
Tubuhnya terguncang keras, napasnya mulai menipis.
🌻🌻🌻
"Adeul, iroena..."
"Iroena..."
"Emm eomma?"
Haechan membuka matanya dengab napas yang tersengal dan keringat dingin dipelipisnya.
"Gwaenchanha?"
"Hanya mimpi buruk.."
"Bangun, cuci muka ya aegi.."
Haechan memicingkan matanya melihat wajah sembab eomma nya. Namun Haechan hanya terdiam dan menuruti perintah eommanya..
Didalam kereta Haechan menyandarkan kepala dengan telinga yang tertutup earphone. Jari jemarinya dengan lihai mulai menari diatas ponsel yang ia genggam. Perasaannya tak karuan kala paginya telah disambut dengan wajah sembab sang eomma dan wajah datar appa. Haechan cukup peka dalam membaca situasi, itu sebabnya dia lebih memilih pergi lebih awal untuk menghampiri Jaemin di apartemennya.
Tanpa mengetuk dan tanpa mendapat persetujuan dari sang pemilik, Haechan mulai memencet angka-angka guna membuka pintu yang tertutup rapat itu.
"Jaemin, sudah ya mainnya..."
T
o be continue
Maaf banyak typo dan cerita kurang ngefeel
Jangan lupa vote and coment ya..Makasih yang udah mau mampir dan kasih votenya..
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream ~ LEE HAECHAN
ФанфикAntara mimpi dan kenyataan.. Ada yang bilang mimpi itu hanyalah bunga tidur.. Apakah memang hanya sebuah bunga??? Bunga apa yang dimaksud?? Bukankah setiap bunga memiliki arti??