Sekedar cerita, saat kelas bersama Jungwoo berakhir mereka bertiga berniat ke kantin untuk makan namun setelah sampai di kantin ponsel Haechan berdering.
Saat itu pula Haechan berpamitan karena harus segera pergi untuk menemui 2J karena tugas mereka ada yang kurang.
Saat di apartemen 2J, Haechan langsung mengerjakan tugas-tugasnya dan sesekali memakan camilan yang telah disediakan.
Asam lambungnya sepertinya meningkat karena hari yang cukup melelahkan itu Haechan lalui hanya berbekal sebuah kimbap segitiga kecil dan sekotak susu serta camilan.
Perutnya sudah terasa kembung namun dia paksakan memakan masakan yang telah eomma nya siapkan. Di kamarnya dia gelisah mencari obat yang biasa dia konsumsi saat keadaan seperti ini.
Perutnya menolak makanan yang baru saja dia makan dadanya terasa sesak dan sepertinya akan memuntahkan semuanya.
Haechan berusaha menahan rasa sakit dan mual, dia tidak ingin kedua orang tuanya panik dan khawatir.
Sepertinya asam lambungnya belum pulih juga. Namun hari ini kegiatan Haechan sangat padat, ada 3 kelas yang harus Haechan hadiri, dia juga ada kegiatan untuk tugas akhirnya.
Sudah beberapa hari Haechan merasa perutnya tak enak namun ia tahan karena kegiatannya sangat padat.
Entah apa yang terjadi tiba-tiba kedua orang tuanya memberi kabar akan menginap di rumah Taeil beberapa hari ke depan dan meninggalkan Haechan seorang diri dirumahnya.
.
.
.Hari ini setelah menyelesaikan kelasnya Haechan langsung keluar dan berdiri di pinggir jalan menunggu Tn. Jung dan Chenle menjemput.
Sepanjang perjalanan menuju mansion Tn. Jung memperhatikan Haechan yang terus menyeka keringat di pelipis.
"Haechan~ie gweanchanha?" Tanya sedikit cemas
Chenle yang mendengar itupun langsung menaruh ponselnya dan fokusnya ia alihkan pada Haechan.
"Hyung, gwaenchanhayo?" Tanyanya sama cemasnya dengan Tn. Jung
Sedangkan Haechan hanya menyeka keringat dengan satu tangannya dan tangan lainnya dia gunakan untuk meremat perutnya.
"Jaehyun~hyung bisakah kau tepikan mobilnya?" Suaranya sedikit parau
Kecemasan Jaehyun dan Chenle semakin bertambah melihat wajah pucat Haechan dan suara sendu Haechan, serta tangan Haechan yang sekarang beralih membekap mulutnya rapat.
Hoek hoek hah hah hueekk huekk
Haechan memuntahkan semua isi perutnya sesaat setelah Jaehyun menepikan mobilnya. Jaehyun dengan telaten memijit tekuk Haechan sedangkan Chenle hanya menatapnya sedih.
"Hyung sudah, sudah tak ada yang keluar lagi"
"Iya Haechan kita kembali ke mobil ya"
Jaehyun memapah Haechan ke mobilnya dan Chenle membiarkan bahunya untuk sandaran Haechan.
Namun baru beberapa saat mobilnya melaju kembali, Chenle mendengar suara napas Haechan yang tersengal dan hembusannya sangat pelan.
Dia menepuk pipi Haechan saat dirasa tak ada respon dari si empunya pipi.
"Jaehyun~Hyung, kita ke rumah sakit sekarang Haechan~hyung kesulitan bernapas" Ujarnya panik
"Andwe, rumah sakit andwe" lirih Haechan
"Ke mansion segera!!" Titah Chenle
.
.Sesampainya di mansion perut Haechan kembali berulah, Haechan langsung berlari ke kamar mandi di dekat dapur untuk memuntahkan isi perutnya lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream ~ LEE HAECHAN
FanfictionAntara mimpi dan kenyataan.. Ada yang bilang mimpi itu hanyalah bunga tidur.. Apakah memang hanya sebuah bunga??? Bunga apa yang dimaksud?? Bukankah setiap bunga memiliki arti??