🌻🌻🌻
Diruangan yang temaram nampak seseorang tengah duduk bersimpuh, disampingnya sebuah benda pipih panjang dan terlihat tajam bertengger dengan apik.
Hawa dingin dan mencekam menyelimuti ruangan tersebut. Jika ada pilihan maka semua akan memilih untuk menghindari ruangan itu.
Hanya hembusan angin yang terdengar dalam itu, menambah suasana mencekam.
Kakinya ia perlahan gerakkan kedepan berusaha menjangkau sosok yang tengah terduduk itu. Degupan jantung yang lebih cepat membuat keringat bercucuran dikeningnya.
Secara spontan Haechan menahan napasnya saat sosok itu memutar tubuhnya.
Appa, batinnya
Seluruh tubuhnya membeku bahkan mulutnya keluh. Keringat dan airmatanya menetep bersamaan dengan degupan jantungnya.
Netranya melihat wajah sang appa dengan smirk yang menakutkan. Mata semakin membulat ketika sosok yang tergeletak di lantai dengan darah yang membanjiri ternyata adalah eomma nya.
"Kenapa apa kau takut?"
"Hahhahaha bukankah kau sering melihat ini dalam mimpimu?"
"Kenapa kau hanya diam saja melihat eomma mu sudah tak bernyawa seperti itu. Bukankah kau sangat menyanginya?"
Pria yang wajahnya mirip dengan appa terus saja berbicara sembari mengitari tubuh Haechan yang seakan membeku.
Pria itu membelai kepala Haechan dari atas sampai dagunya. Dan Haechan tidak bisa melakukan apapun. Dia hanya bisa diam tubuhnya benar-benar kaku tak bisa digerakkan.
"Apa kau takut aegi~ah"
"Hahahahaha"
"Buka matamu lebar-lebar aku bisa melakukan apapun yang ku inginkan sama sepertimu aegi"
"Dan kau tau apa yang kuinginkan di mimpi ini?"
"Aku ingin membunuhmu"
Haechan mencoba menutup matanya agar bisa menghindar dan terlepas dari mimpi buruk ini, namun ketika dia membuka matanya ada sosok lain yang dia lihat.
Mark hyung
Mark, sosok yang sangat ia rindukan. Namun kenapa saat bertemu sosok itu sangat jauh berbeda dengan sosok yang dia kenal.
Pakaian yang digunakan Mark masih sama saat terakhir kali bertemu. Namun raut wajahnya sangat lain dengan yang ada diingatan Haechan.
Dalam ingatannya Mark adalah sosok sahabat sekaligus kakak dengan senyuman hangatnya. Namun kali ini yang nampak hanyalah sorotan mata yang tajam penuh dendam.
Secara perlahan Haechan melangkahkan kakinya mendekati Mark. Baru beberapa langkah Haechan berhenti ketika ia melihat tangan Mark yang menggenggam sesuatu.
"Hyung... Mark hyung"
"Kau masih berani memanggil namaku dengan mulut kotormu itu" Ucap Mark dengan smirk
"Kau memintaku untuk selalu ada setiap kau sendiri, tapi kenapa kau malah membiarkan diriku sendiri, HAH!!!??"
"Hyung, mianhe hyung mianhe"
"Harusnya kau yang mengikuti lomba itu, harusnya kau yang berangkat ke China kala itu, harusnya kau yang berada di pesawat itu, harus kau yang hilang DONGHYUK!!!" Bentak Mark
"Mianhe hyung mianhe hyung mianhe" tangisan lirih Haechan menimpali setiap kata yang diucapkan Mark.
"Mianhe??? Kau fikir dengan kata-kata itu bisa membuatku kembali bersama keluargaku HAH!!?? Sejak awal tak seharusnya aku kenal kau Donghyuk, ternyata benar semua rumor itu kau itu tak berguna, pembawa sial yang tidak tahu diri!!"
Tukas Mark dan melemparkan sesuatu yang digenggamnya ke wajah Haechan yang menunduk dengan air mata yang terus mengalir.
Sosok Mark menghilang begitu saja dan meninggalkan Haechan yang masih bersimpuh.
Ketika matanya menangkap sesuatu yang dilempar yaitu bunga anyelir kuning tangisnya semakin pecah, lirihan kata maaf terus dia ucapkan.
"Mianhe mianhe mianhe mianhe"
"Jeongmal mianhe mianhe hyung"
🌻🌻🌻
Anyelir kuning
Bunga yang melambangkan penolakan, kebencian, dan rasa kekecewaan pada seseorang...
Makanya Haechan nangis sejadi-jadinya pas tau Mark melemparkan bunga itu...😭😭
Makasih buat yang mau mampir dan kasih votenya...🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream ~ LEE HAECHAN
FanfictionAntara mimpi dan kenyataan.. Ada yang bilang mimpi itu hanyalah bunga tidur.. Apakah memang hanya sebuah bunga??? Bunga apa yang dimaksud?? Bukankah setiap bunga memiliki arti??