Kesadaran Haechan memang masih terjaga namun tubuhnya begitu lemas, setelah Dr. Do dengan terpaksa memberinya obat penenang dosis ringan.
Napasnya masih dibantu oleh alat yang terpasang menutupi mulut dan hidungnya.
Kondisinya belum bisa dikatakan stabil karena ternyata bukan hanya fisiknya yang sakit namun mentalnya pula.
Diluar ruangan Dr. Do dan Jaehyun berunding tentang kondisi Haechan yang bisa dibilang mengkhawatirkan, setelah mendapatkan titah dari Ny. Zhong.
Ny. Zhong yang sedang berada di Shanghai mengetahui kondisi mansion saat ini selain melalui CCTV yang tersambung di gadget miliknya juga dari para pelayan yang telah ia percayakan.
Mendengar keributan yang terjadi di mansion Ny. Zhong langsung memberi titah untuk Jaehyun mencarikan solusi dan secepatnya menyelesaikan masalag Haechan, karena sejujurnya beliaupun cukup sedih mendengar kabar Haechan yang tak berbeda jauh dari Chenle.
Sudah dua jam Haechan terlelap, Chenle masih belum beranjak dan setia menemani Haechan, sampai akhirnya mendengar eluhan keluar dari mulut Haechan.
"Euughh"
"Hyung, kau sudah bangun?"
Haechan mengedipkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk. Tangan yang terpasang inpus ia gerakkan berusaha meraih masker oksigen yang menghalangi mulut dan hidungnya.
Melihat hal itu segera Chenle melepas genggaman tangannya pada tangan Haechan yang terbebas dari inpus untuk menghentikan aksi Haechan.
"Hyung, jangan dilepas tunggu Dr. Do dulu ya" Lembut Chenle
Dr. Do dan Jaehyun yang mendengar Haechan telah siuman pun langsung bergegas masuk.
"Biar ku periksa dulu oke?" Tanya halus sang dokter
"Apa kau masih mual?"
Anggukan sebagai jawaban
"Apa pusingnya juga masih terasa?"
Lagi-lagi hanya anggukan yang diberi
"Baiklah, napasmu sudah tidak terlalu sesakkan? Saya akan melepas masker oksigen ini. Tapi kau masih dalam pantuan saya." Jelas Dr. Do
"Haechan sebaiknya beritahu keluargamu tentang kondisimu sekarang" pinta Jaehyun
"Aku baik-baik saja, jadi tidak perlu ya"
Haechan menjawab dengan suara pelan membuat Chenle merasa sedih. Hyung yang biasanya rameh dan berisik sekarang terlihat sangat lemah. Tanpa disadari airmatanya kembali menetes.
"Lele kau menangis?" Tanya Haechan
"Aniya, aku hanya menguap"
"Hyung makan dulu ya, Pelayan Lim sudah membuatkanmu bubur abalone. Yah walaupun rasanya hambar tapi tetep harus dimakan"
Mendengar perkataan Chenle, Haechan teringat bagaimana dia membujuk Chenle untuk makan bubur abalon masakan Ahjumma Lim saat sakit.
Chenle terus mengeluh rasanya hambar namun Haechan yang pantang menyerah tetap memaksa Chenle memakanannya walaupun terasa hambar.
"Aku tidak ingin membujukmu dengan ikut memakan bubur ini karena aku tidak menyukainya" lanjut Chenle membuat semua orang yang didalam ruangan tersebut gemas.
Kini suasana kamar tersebut cukup menegangkan setelah acara makan selesai. Selain Jaehyun dan Chenle semua pelayan yang berjaga sejak tadi diperintahkan untuk keluar oleh Dr. Do termasuk Ahjumma Lim.
"Maaf jika ini tidak sopan. Ada yang ingin saya tanyakan"
Melihat reaksi yang keluar Haechan dari raut wajahnya membuat Dr. Do yakin bahwa Haechan merasa tidak nyaman.
Sebisa mungkin Dr. Do agar Haechan mau menceritakan keluh kesahnya tanpa mengusik luka lamanya dan tidak membuatnya histeris lagi.
"Kau bilang kau lelah dan bosan hidup kenapa? Apa kau mau menceritakannya?"
"Tanpa ku ceritakan pun aku yakin semua orang sudah tau tentang hidupku" ucap Haechan datar
"Keluargaku menjadikanku bahan untuk meraih semua keinginan yang tidak bisa mereka raih. Mereka selalu mengatakan itu untuk kebaikkanku tapi mereka tidak pernah bertanya apa yang sebaiknya untukku.
Dan teman, aku bahkan tidak memiliki teman dekat, setiap teman yang dekat denganku secara perlahan mereka pergi dan menghilang.
Mereka yang ada hanya mau dekat saat mereka sedih dan membutuhkanku tapi mereka tidak ada saat aku butuh.
Aku lelah dengan hidupku maka setidaknya dengan tidur aku bisa melupakan semuanya namun Tuhan tidak mengijinkanku untuk beristirahat.
Bahkan di tidurku aku bisa beraktivitas seperti halnya terjaga. Aku mampu mengarungi dunia dalam tidurku.-
"Lucid dream?" Tanya Dr. Do
"Iya mereka menyebutnya seperti itu dan mereka bilang itu adalah kemampuan istimewa, tapi aku lelah"
Suara memelan diakhir kata dan salah satu tangan yang tak digenggam Chenle, Haechan gunakan untuk menutup matanya.
"Kau pernah berkonsultasi dengan psikolog?"
"Iya, 3 tahun lalu-
"3 tahun lalu itu artinya kau sudah mengalaminya selama 3 tahun terakhir?" Tanya Dr. Do sedikit terkejut
"Iya aku sudah mengalaminya hampir 5 tahun, dan 3 tahun lalu yang terparah. Aku bahkan sempat tidak bisa membedakan mimpi dan dunia nyata."
"Lalu apa kau dapatkan?"
"Dokter psikolog itu hanya memberiku obat penenang tanpa memberiku saran agar aku terlepas dari mimpi ini. Dan aku hampir menjadi seorang pecandu." Ucapnya sendu mengingat bagaimana dia hampir kecanduan obat penenang
"Lalu bagaimana kau bisa terlepas dari obat itu?"
"Entahlah aku lupa, tapi yang jelas sejak injun hadir aku sedikit terlepas dari mimpi ini"
Matanya terlihat berbinar ketika menyebut nama 'injun' dan itu tertangkap oleh ketiga orang yang memang memperhatikannya.
"Haechan~ssi maukah kau menemui Dr. Byun dia sahabatku dan juga kenalan Jaehyun, dia seorang psikolog"
"Tidak!! Aku tidak ingin mengkonsumsi obat penenang lagi aku sudah berjanji" Tolak Haechan
Kali ini sikap Haechan seperti anak kecil yang menolak disuruh ke dokter dan itu sukses membuat Chenle dan Jaehyun gemas ingin mencubit pipi gembil Haechan.
"Aku janji dia tidak akan memberimu obat-obat seperi itu, mau ya. Kau juga bisa meminta Chenle atau Jaehyun menemaninya" Bujuk Dr. Do
"Kau yakin dokter" ucap Haechan puppy eyes membuat mereka semakin gemas.
"Iya aku bisa jamin. Ya sudah kau istirahat dulu saja ya ditemani Chenle besok kau ada kelas kan?"
Haechan hanya menggangguk lucu membuat Chenle langsung menerjang tubuh Haechan kedalam pelukannya.
Sunggu jika Haechan sedang sakit seperti ini sangat terlihat menggemaskan. Setiap hari memang Haechan terlihat menggemaskan namun sikap jahilnya yang keluar setiap berada disamping Chenle membuat Jaehyun menggelengkan kepala.
~••~
Oke aku mulai blank dan ngamprak gini ceritanya...
Tapi makasih buat yang mau mampir dan kasih votenya..

KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream ~ LEE HAECHAN
Fiksi PenggemarAntara mimpi dan kenyataan.. Ada yang bilang mimpi itu hanyalah bunga tidur.. Apakah memang hanya sebuah bunga??? Bunga apa yang dimaksud?? Bukankah setiap bunga memiliki arti??