***
Setelah acara sarapan yang kurang mengenakan itu, Haechan berjalan dengan gontai menuju statiun untuk ke kampus.
"Jangan melamun atau kamu akan tertabrak" Ucap Renjun secara mengejutkan
"Injun~ah kamu suka sekali mengagetkanku" Haechan yang mengelus dada yang hanya dibalas senyuman tipis Renjun.
"Injun apakah ini arti mimpiku semalam?" Tanya Haechan dengan sendu
"Mimpi tentang perjuangan seorang ayah yang mengayuh sepeda apakah itu hyungku, Taeil hyung ?" Lanjutnya
"Sudahku katakan berulang kali jangan sangkutpautkan mimpimu dengan dunia nyatamu Echan" Balas Renjun dengan sedikit geram.
"Tapi Injun, ini seperti terlalu aneh untuk sebuah kebetulan"
"Mimpi itu hanya bunga tidur Echan" Jawab Renjun dengan malas.
"Bukankah setiap bunga memiliki makna tersendiri? Lalu bunga tidur itu apa artinya?" Haechan dengan nada yang sedikit meninggi.
"Heh kecilkan suaramu kita sedang di kereta, lihatlah semua melihatmu dengan aneh" Kesal Renjun
"Biarkan saja mereka tidak mengenalku ini" Jawab Haechan dengan santai.
Renjun hanya memutar bola matanya malas mendengar jawaban dari sahabatnya itu. Selang berapa lama Haechan sampai di tempat tujuan.
***
Tapi tunggu, kenapa perjalanannya terasa begitu singkat. Apakah karena ia asyik mengobrol dengan Renjun? Benak Haechan. Setelah melihat kesekeliling kenapa lajur dia turun berbeda dengan lajur biasanya. Untuk membunuh rasa penasarannya dia bertanya pada seseorang tentang awal dan tujuan dari kereta yang baru saja dia naiki.
Haechan sangat terkejut setelah mendengar penjelasan dari orang yang dia tanya. Jadi selama ini dia salah menaiki kereta dan dia selama ini harus berputar untuk sampai tujuan dia. Padahal jika dia menggunakan kereta dengan jalur lain maka dia bisa sampai tujuan dengan lebih cepat.
Bodohnya aku, rutuk Haechan atas kebodohan yang dia lakukan selama hampir 3 tahun ini.
"Aegi~ya..." seru seseorang yang berhasil mengejutkan Haechan yang sedang duduk ditaman sembari menunggu kelas dimulai.
"Aigo, Lucas kau ini!!" Haechan dengan sebal
Haechan kurang suka dengan panggilan yang diberikan Lucas, baginya itu sangat memalukan.
"Eh Kun~hyung siapa yang bersamamu itu?" Tanya Haechan setelah melihat Kun yang menyusul Lucas.
"Kenalkan Haechan ini Yangyang satu club denganku, dia seumuran denganmu loh.." Jelas Kun
"Annyeong, Haechan~ah" Sapa Yangyang
Sebelum Haechan sempat membalasnya, dari balik punggung Kun, Haechan melihat Jaemin dan Jeno melambaikan tangan dan senyumnya mengembang saat keduanya menghampirinya.
"Lucas tugas minggu lalu sudah selasai kan?" Tanya Jeno
"Tugasnya ada padaku kok, kamu tidak perlu khawatir Jeno hyung" Bukan Lucas yang menjawab tapi Haechan yang mulai membuka tas dan mengeluarkan isinya.
"Hyung lihatlah apa kataku Lucas itu selalu luluh pada Haechan, terbukti tugasnya selesai" Sambung Jaemin
"Tunggu ada yang ingin ku tanyakan!" Ucap Lucas dengan serius
"Wae???" Tanya Kun penasaran
"Kun dan aku itu seumuran kenapa hanya Kun yang kau panggil hyung? Lalu kenapa Jaemin memanggil Jeno dengan sebutan hyung padahal kalian kan seumuran?" Tanya Lucas pada Haechan
Haechan yang ditanya seperti itu oleh Lucas rasanya seperti mati kutu, ya benar Kun dan Lucas itu dua tahun lebih tua dari Haechan. Mereka dipertemukan saat mengambil kelas yang sama selama 2 semester ini. Namun walau berbeda usia mereka berteman dengan nyaman.
Jika dihitung Haechan lagi-lagi menyandang status Maknae.
Makasih yang udah mau baca book ini, jangan lupa vote n coment ya...
Duality Renjun
Huang Renjun
Sahabat Haechan, selalu ada saat Haechan sendiri
Dia bisa lembut bisa juga kasar (tukang ngegas) tergantung mood
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream ~ LEE HAECHAN
Fiksi PenggemarAntara mimpi dan kenyataan.. Ada yang bilang mimpi itu hanyalah bunga tidur.. Apakah memang hanya sebuah bunga??? Bunga apa yang dimaksud?? Bukankah setiap bunga memiliki arti??