17

650 75 0
                                    

🌻🌻🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻🌻🌻

Diruangan yang sangat luas tertumpuk rapih buku-buku nan tebal, langkah kecil ia ambil untuk menyusuri dan melihat judul-judul buku yang terpajang disana. Sosok lelaki kecil yang bongkok dan sedikit menyeramkan berhasil mengejutkannya.

Ada rasa takut yang menjalar diseluruh badannya saat lelaki bongkok itu berjalan tertatih menghampirinya. Rasa takut itu semakin menyeruak kala tangan lelaki bongkok itu tiba-tiba menggenggam sebuah pedang. Mulutnya sangat keluh hanya untuk sekedar berteriak dan kakinya pun seakan tak bertenaga. Perlahan matanya ia pejamkan dan perapalkan kata-kata.

Haechan ini mimpi jangan takut, ini hanya mimpi jangan takut, sekarang ayo buka matamu, bangun bangun bangun....

Bak sebuah sihir selepas merapalkan kata tersebut mata indahnya terbuka dan tak ada lagi sosok bongkok pembawa pedang itu. Ia menghela napas lega, namun tak selang berapa lama kini napasnya kembali tercekat.

Tubuhnya kini terjebak dalam hutan rimbun dengan pohon-pohon yang tinggi dan lebat. Ia tak yakin bisa keluar dari hutan tersebut tanpa harus tersesat. Jika saja ia sedang bertamasya bersama teman-temannya hutan ini akan terlihat sangat indah. Namun saat ini ia hanya seorang diri dan langit tengah menunjukkan senjanya itu artinya gelap siap menyambut.

Lolongan dari arah depan ah tidak sepertinya dari arah belakang atau kiri atau arah kanan, entahlah tapi lolongan itu berhasil membuat bulu kuduk berdiri.

Ingin berlari namun ia bimbang arah mana yang harus ia ambil. Karena jika dia salah jalan bisa-bisa dia malah bertemu sosok yang menciptakan suara mengerikan itu.

Dengan memantapkan hatinya dia mulai mengambil langkah untuk meninggalkan tempat itu. Kakinya ia ajak berlari, terus berlari, berusaha menjauh dan menemukan jalan keluar. Namun nihil, sekeras apapun dan sejauh manapun berlari dirinya tetap berada di tempat yang sama. Seakan sedang berlari di atas treadmill, melelahkan.

Biarkan saja mahkluk menyeramkan itu kemari dan menerkamku, toh ini hanya mimpi, batinnya yang mulai menyerah.

Dengan rasa lelah yang menderanya, dia memejamkan matanya dan menjatuhkan diri diatas tanah yang diselimuti dedaunan, hingga menimbulkan suara yang cukup keras.

Brukkk

*maaf ga tau suara jatuh tuh gimana

🌻🌻🌻

Bruukkk

Rasa sakit yang ditimbulkan dari bantingan tubuhnya membuat Haechan meringis dan mengedarkan mata sayupnya untuk memastikan bahwa dia benar-benar telah 'kembali'.

Sang Appa yang berada diambang pintu kamar Haechan hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat tingkah putra bungsunya itu.

"Appa kira ada gajah jatuh rupanya kamu aegi" Kekeh sang appa

Haechan hanya membalasnya dengan senyuman yang terlihat jelas rasa malu itu terpancar.

Dengan menggunakan kaos hitam dan celana pendeknya Haechan keluar kamar sebelumnya ia mandi terlebih dahulu. Karena ini akhir pekan Haechan berniat untuk membersihkan rumah dan kedai sebelum ia menemui Chenle untuk bekerja(bermain).

Namun ketika sampai di dapur dia melihat sang eomma sedang mengerjakan sesuatu dan diatas meja sudah terdapat beberapa tempat makan yang sudah terisi.

"Echan kau hari ini kosongkan? Ini eomma memasak makarel, japchae, kimchi jigae untuk HoHo, kamu mau mengantarkannya kan sebelum pergi ke Chenle?" Tanya eomma

"Aku mau kok eomma, tapi kenapa eomma repot-repot bikin semua ini? Eomma kan lagi sakit." Balas Haechan lembut

"Eomma sudah sehat echan. HoHo sangat suka makarel, dan japchae buatan eomma, dia selalu makan banyak saat mampir kesini. Dan kemarin saat Johnny mampir malah pulang dengan tangan kosong eomma kasihan pada HoHo." Balas eomma dengan wajah sendu

Melihat wajah sendu eommanya Haechan merasa kasihan. Toh, kemarin kan eomma sedang sakit jadi wajar jika hyungnya pulang tanpa membawa makanan apapun seperti biasanya.

~••~

Jangan lupa vote and coment ya
Makasih udah mampir dan kasih votenya..

A Dream ~ LEE HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang