Antara mimpi dan kenyataan..
Ada yang bilang mimpi itu hanyalah bunga tidur..
Apakah memang hanya sebuah bunga???
Bunga apa yang dimaksud??
Bukankah setiap bunga memiliki arti??
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dikenal sebagai 'Beverly Hills of Korea' warga asing yang menetap di Korea, Pyeongchang-dong dipenuh dengan banyak sekali villa mahal dan rumah-rumah mewah. Mata Jaemin tidak bisa berkedip melihat pemandangan tersebut. Walaupun dirinya lahir dari kalangan atas tapi sungguh Jaemin berharap bisa menempati salah satu rumah mewah disana.
Lupakan tentang Jaemin yang tak henti-hentinya menikmati pemandangan asri dari luar jendela. Jeno dengan serius mendengarkan setiap arahan Haechan agar mereka tidak salah jalan dan nyasar.
Gerbang besar nan tinggi langsung terbuka setelah melihat ada sebuah mobil yang menghampiri. Menampakkan pria berumur menginjak kepala 3 menggunakan setelan jas yang rapih namun gurat wajahnya terlihat jelas sangat kacau.
Haechan langsung keluar mobil dan menghampiri pria tersebut.
"Tuan Jung apa yang sebenarnya terjadi?" Cemas Haechan
"Akan aku jelaskan didalam, tapi Donghyuk~ssi teman-teman anda-
"Kami hanya mengantarnya dan akan langsung pulang" Potong Jeno yang mengerti akan situasi
"Echan kami pulang dulu, kabari jika butuh sesuatu, arraseo?" Ucap Jaemin penuh penekanan setelahnya mereka langsung pergi meninggalkan komplek mewah tersebut.
Haechan dan Tuan Jung kini berada dibalik pintu yang memisahkan mereka berdua dengan seorang yang mereka cemaskan.
"Chenle buka pintu ya, ini hyung buka pintunya ya..." Pinta Haechan dengan lembut
Chenle mengamuk setelah pertemuan keluarga Liu dan Zhong yang membahas tentang rencana perpindahan Chenle ke China. Chenle sudah nyaman di Korea setelah bertemu Haechan dan sekarang Chenle harus merasakan kesepian untuk kedua kalinya?
Tidak ada sahutan dari Chenle membuat Haechan berpikir keras. Dia berlari memasuki salah satu ruangan membuka jendela dan mulai melangkahkan kakinya. Langkahnya terhenti kala tangannya digenggam erat oleh seorang wanita paruh baya yang sedari memperhatikan.
"Donghyuk~ssi itu berbahaya ini lantai 3 bagaimana jika kau terpeleset" Ucapnya dengan cemas
"Ahjuma tenanglah aku akan berhati-hati" Jawabnya dengan lembut
Jung Jae Hyun yang melihat itu langsung menghubungi anak buahnya untuk berjaga dibawah takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Jung Jae Hyun dan Lim Soo Young~ ahjuma kepala pengurus kediaman keluarga Zhong, menatap khawatir Haechan yang berjalan perlahan ditepian tembok menuju balkon kamar Chenle.
Dengan perpegangan sisi tembok Haechan mengetuk jendela kamar Chenle dan memanggil Chenle berulang kali namun nihil hanya hening yang didapat. Tiba-tiba tangan Haechan terasa lemas dan licin sehingga tanganya hampir saja terlepas.
"Donghyuk~ssi!!!" Teriak Tuan Jung dan Ahjumma Lim
Haechan saat ini sedang bergelantungan mencoba bertahan agar tidak terjatuh. Dibawah sana anak buah Tuan Jung sudah bersiap dengan benda mirip kasur besar sedang berjaga.
Didalam kamar bak kapal pecah dengan penerangan yang sangat minim dan barang-barang berserakan tak tentu arah, disanalah Zhong Chenle mengurung diri. Terduduk dengan memeluk kedua kakinya dan kepala yang ditengkupkan disela-sela tangannya. Dia yang awalnya menangis tersedu tak menghiraukan suara-suara orang yang berteriak menginginkan dirinya keluar.
Namun dirinya tersentak ketika nama sang hyung yang dia harapkan kehadirannya diteriakkan oleh orang-orang diluar sana. Chenle membuka tirai jendelanya dan melihat sebuah tangan yang menggenggam erat tepian bawah jendelanya.
Betapa kagetnya Chenle melihat siapa pemilik tangan tersebut. Dengan cepat kilat dia membuka sisi lain dari jendelanya dan menahan Haechan agar tidak terjatuh. Walaupun badannya sangat lemas karena menangis semalaman tapi tetap berusaha menarik Haechan agar tidak terjatuh.
Semua orang bisa kembali bernapas lega setelah melihat tuan mudanya berhasil menarik Haechan.
"Hyung kau tau kau sangat lemah dalam olahraga kenapa kau masih nekat memanjat seperti itu, bagaimana jika kau benar-benar jatuh, apa yang sebenarnya kau pikirkan, kenapa kau harus bertindak sejauh ini, WAE!!!" Cerca Chenle tanpa jeda
Haechan menarik badan Chenle dan mulai memeluknya.
"Karena hyung ingin bertemu uri dongsaeng yang sangat tampan dan manis ini. Keokjeong hajima ada hyung disini."
Mendengar itu membuat tangisnya semakin menjadi. Chenle menangis sejadi-jadinya siapapun yang mendengarkan akan merasakan rasa sakitnya juga.
Chenle sudah berbaring diatas ranjangnya dengan selimut yang menutupinya sampai kedada. Terlalu lelah menangis membuatnya terlelap tenang dalam pelukan hyungnya. Kamar Chenle dibersihkan oleh hain disana.
Sudah hampir 2 jam Haechan berada dipelukan Chenle, jika perlahan Haechan mencoba melepaskan pelukàn itu. Merasa tidurnya terusik Chenle mengulet dan bergumam
"Tonajima hyung" tangisnya hampir saja pecah
"Tidak bisa Le kali ini hyung harus pergi"
Haechan menghempaskan tangan Chenle lalu dengan kekuatan penuh dia berlari menuju kamar mandi yang berada tak jauh dari ranjang. Chenle tak jadi menangis setelah melihat Haechan memasuki toilet dan terdengar bunyi gemericik air.
Ya tuhan, jadi hyungnya ini bersikeras ingin pergi karena kebelet buang air?? Mengjengkelkan. Batin Chenle
Keluar dari toilet setelah menyelesaikan urusannya yang sangat tidak bisa ditunda Haechan mendapatkan hadiah lemparan bantal dari Chenle dan hanya dibalas cengiran khas Haechan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hehe Haechan tuh merusak suasana banget ya,, tapi ya mau gimana lagi panggilan alam daripada ngompol kan ya...
Maaf kalo banyak typo, jangan lupa vote and coment ya