50~END

1.1K 83 7
                                    

Sudah satu bulan mata itu masih betah terpejam. Seakan enggan melihat bagaimana putus asanya orang-orang yang menunggunya.

Tidurnya terlalu lelap bahkan suara tangisan yang saling bersautan setiap harinya tidak dia hiraukan.

"Aegi, kenapa betah sekali tidurnya? Kamu ga rindu eomma hemm? Eomma rindu sekali, eomma kemarin membiat kimchi jigae kesukaanmu tapi malah dihabiskan oleh Jisung. Kau tahu aegi Jisung kini tingginya sudah hampir menyusul Johnny. Kau pasti kesal jika tau itu." Jeda Ny. Lee dan menyeka airmatanya yang sudah tak terhitung berapa banyak telah menetes.

"Aegi, eomma ke kantin dulu ya mau makan, ini sudah pukul 11 siang pasti eomma dimarahi Taeyong jika belum makan." Pamit Ny. Lee

Tak lupa Ny. Lee mengecup lembut kening sang putra yang masih betah tertidur.

"Aegi, kau marah pada appa ya makanya diam saja. Mianhe, appa belum mampu menjadi ayah yang baik untukmu. Ngambeknya sudah ya, sekarang bangun kita makan makanan yang enak. Memangnya tidak lelah berbaring terus hem." Ajak Tn. Lee pada maknaenya.

Sepengetahuan dirinya uri~maknae itu hiperaktif sangat tidak betah jika disuruh untuk duduk anteng, tapi ini apa?.

Sungguh Tn. Lee tak sanggup jika harus melihat putranya itu berbaring tak berdaya.

Setiap hari secara bergantian hyungdeul dan chingudeul datang dan mengajaknya berbicara. Mereka tanpa lelah bermonolog tentang apa yang telah mereka lalui.

Jisung tak mampu mengucapkan sepatah katapun setiap kali dirinya berada disamping Haechan yang masih terlelap.

"Hyung mianhe, jeongmal mianhe, mianhe"

Hanya kata itu yang mampu keluar dari bibir Jisung.

Psikis Chenle sedikit terganggu semenjak Haechan tertidur, sebisa mungkin lingkungan mendukungnya dan tidak membuatnya merasa jauh dari dunianya, Haechan.

Itu sebabnya Chenle lebih mendominasi Haechan ketimbang keluarga. Dan bagi Nyonya dan Tuan Lee itu tidak masalah, karena mereka pun sadar selama ini Haechan lebih terbuka dengan Chenle ketimbang dengan mereka.

Jadwal menginap semalam adalah Ny. Lee, biasanya di pagi hari Chenle akan datang sebelum pergi melakukan aktivitas lain.

"Chenle kau sudah datang?"

"Nde eommani.."

"Kau temani Haechan dulu ya, eommani harus ke kamar mandi."

"Ah satu lagi, kau hari ini sarapan disini bareng eomma, Taeyong sebentar lagi sampai membawa bekal sarapan. Kau jangan kabur!" Perintah Ny. Lee

Sebab Ny. Lee tahu bahwa Chenle akhir-akhir tidak makan dengan baik, terbukti dengan wajahnya yang kian menirus.

"Hyung gomawo~yo, sekarang aku bisa merasakan bagaimana diperhatikan oleh keluarga. Keluargamu sangat baik hyung, aku tidak tahu bagian mana yang membuatmu tertekan.

Apa karena mereka terlalu baik dan mengatur semuanya? Ya, aku merasa bahagia karena aku baru berada dilingkungan ini selama sebulan ini jadi seharusnya aku tidak berkomentar seperti itu ya hyung.

Hyung, disana indah sekali ya sampai hyung sangat betah, pasti Mark dan Renjun ada disana juga.

Hyung, aku tahu kau lelah dan hanya ingin beristirahat bukan untuk menyerah. Jadi istirahatlah tidak apa-apa, tapi tolong ingatlah untuk kembali.

Kau hanya boleh singgah disana bukan untuk menetap. Tapi jika kau memang merasa lebih nyaman disana, tak apa.

Kau bisa tinggal disana bersama mereka, kami disini juga tidak bisa memaksamu kan?" Monolog Chenle

Tanpa sadar Ny. Lee dan Taeyong mendengar semuanya, setiap hari Chenle memang akan mengatakan hal yang sama dan itu sungguh sangat menyakitkan untuk didengar. Ny. Lee masih belum mau melepas Haechan, tapi apa yang Chenle katakan benar. Kita tidak terus memaksanya.

Chenle menggenggam tangan Haechan yang terbebas dari inpus, dia menundukkan kepalanya sembari menangis.

Namun kegiatannya itu terhenti ketika Chenle merasakan bahwa ada balasan dari genggamannya.

Reflek Chenle menatap tangannya memastikan bahwa Haechan balas menggenggamnya. Dan gotcha Chenle melihatnya langsung bagaimana tangan itu bergerak.

Matanya melotot melihat itu dan dia langsung beralih menatap wajah yang selama ini menutup matanya.

Secara perlahan kelopak mata yang betah terpejam selama satu bulan ini, mulai bergerak seakan memaksa untuk terbuka. Saat mata itu benar-benar terbuka dengan nyaringnya Chenle berteriak.

"Hyung!! Kau kembali?"

.
.
.

~•END•~

Maaf banget kalau cerita aku membingungkan. Maaf juga kalau ga ngefeel. Terima kasih buat yang mau baca cerita aneh aku..🙏🙏

Nanti rencanya ada epilog dan bonchap buat memperjelas cerita ini..

Dan kalau ada yang tanya Renjun nyata atau ga, jawabannya "Separuh". Yang pernah nonton dramanya Rowoon yang TOMOROW pasti tau...😊😊🙏🙏









Terima kasih semuanya..😊

Bye bye see next book ya..😅

A Dream ~ LEE HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang