42

578 69 5
                                    

Sepertinya sabtu ini hari yang sangat melelahkan bagi Haechan. Diawali dengan mimpi yang sangat tidak ia ingin ingat-ingat. Perasaan tidak enak yang timbul di hatinya pada Doyoung dan Taeyong yang harus berbohong pada orang tuanya. Juga tentang permasalahan yang tengah dilanda oleh temannya, Jaemin.

Ya, Haechan menemui Jeno dan Jaemin di salah satu bar, disitu Jaemin sudah mabuk tapi masih sadar. Dan dengan perasaan kalutnya Jaemin cerita semua yang terjadi padanya dan janjinya untuk tetap hidup pada Haechan.

Sebenarnya Jeno sudah menawarkan diri untuk mengantar Haechan pulang tapi dia ditolak dengan alasan Jaemin lebih membutuhkan.

Sekarang di taman dekat dengan Sungai Han, Haechan termenung mengingat hidupnya yang malang.

Tapi sepertinya memang ini hari sialnya, baru beberapa menit sudah diganggu oleh segerembolan orang.

"Oh hoy, kenapa sendiri aja hah? Dimana para hyung mu itu?"

"Itu bukan urusan kalian"

"Wah anak tidak tau malu ini bisa membalas juga"

"Apa kau lupa siapa yang membuat Mark hilang? Sepertinya kau benar-benar lupa bagaimana kamu membuat Hina dan kawan-kawannya tidak bisa sekolah lagi" Ucapnya dengan nada sinis

"Itu semua bukan salahku, bukan salahku" Gumam Haechan dengan gemetar mengingat kejadian yang lalu membuatnya sangat takut.

Saat ini Haechan tengah menutup kedua telinganya dengan tangan gemetar, airmatanya tak bisa berhenti, sedangkan mereka masih saja mengucapkan kata-kata yang menyudutkan Haechan.

***

"Tenanglah, dengarkan suaraku ini bukan salahmu, Haechan dengarkan suaraku"

Haechan masih diposisi yang sama, perlahan menurunkan tangannya dari telinga saat merasakan ada yang memdekapnya dari belakang.

"Renjun..."

"Nde, naya"

"Menangislah aku disini untukmu"

"Renjun, aku takut"

"Tenang aku disini, tenanglah"

"Jangan tinggalkan aku Renjun"

"Heemm"

***

~••~

A Dream ~ LEE HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang