"Jika kamu masih menganggapku sebagai kekasihmu, tolong ceritakan apa yang telah terjadi? Kenapa kamu melakukannya lagi?" Desak Lia
Setelah kekacauan di kafe kini Jeno dan Lia tengah singgah disebuah bangku taman demi menenangkan diri sebelum mereka menyusul ke rumah sakit.
"Aku bertemu mereka beberapa bulan lalu dan tanpa aku sadari bulimia ini menghampiriku Lia, aku tidak bisa menyangkalnya aku telah berusaha. Maafkan aku" Jelas Jeno dengan tangis yang terdengar pilu.
"Jeno dengarkan aku, apapun yang mereka ucapkan tentangmu jangan pernah dengarkan mereka. Kau itu Jeno atlet taekwondo dan pesepeda handal. Kau tidak gemuk kau bukan buntalan, kau pria dengan badan atletis. Dan jika memang kamu gendut dan bulat, ada aku, Jaemin, dan Haechan yang selalu menerimamu apapun bentuk tubuhmu. Kau harus ingat itu Jeno."
"Maafkan aku, aku telah melupakan kehadiran kalian. Aku egois, maafkan aku."
~•flashback on•~
"Auughh"
"Ups mianhe, ku kira kau bola. Hahha"
"Kau tidak salah dia bulat seperti bola. Hahaha bulat, gendut, bola, hahaha" Ejeknya
Jeno berusia 9 tahun itu hanya bisa menunduk dan sesekali menyeka airmatanya yang terjatuh.
Saat memasuki JHS, ejekan dari anak-anak sekitarnya masih ia dapatkan. Bahkan ejekan itu bukan hanya secara lisan namun juga sudah main fisik.
Terkadang dia pulang dengan luka lebam akibat tanpa sengaja dijadikan 'samsak' oleh anak-anak yang mengaku temannya.
Karena seringnya dibully akhirnya Jeno memilih jalan memutar untuk menghindari "teman-teman". Dia menyaksikan ada seorang gadis yang sepertinya sebaya dengannya sedang dipalak oleh preman.
Entah keberanian darimana dia berteriak dan memukul mundur preman-preman itu, walaupun pada akhirnya sobekan bibir dia terima.
"Kamsa hamnida"
Bukannya menjawab dia langsung berdiri dan meninggalkan gadis itu.
Sampai keesokan harinya, ada pengumuman bahwa kelas mereka akan ada murid baru. Jeno yang memang duduk di ujung kelas lebih sering mengalihkan pandangannya pada jendela untuk melihat langit.
"joesonghaeyo, bukankah kamu yang menolongku?" Tanya siswa baru itu.
Karena tidak ada tanggapan sama sekali akhirnya gadis itu berinisiatif untuk memperkenalkan dirinya.
"Annyeonghaseyo! Je ireumeun Lia~ yeyo. Ireumi mwoyeyo?"
(Halo, namaku Lia, namamu siapa?)
"Lia kamu jangan dekat-dekat dengan si gendut itu, dia itu bisu!"
Mendengar ucapan dari anak yang duduk di depannya membuat Lia mengerutkan dahinya.
Sudah beberapa hari pindah, Lia belum juga mendengar suara dari rekan sebangkunya.
"Hei, Jeno aku tau kau tidak bisu, tapi kenapa kamu diam saja saat aku ajak bicara? Waeyo?!" Habis sudah kesabaran Lia karena tak sekalipun Jeno menanggapi ucapannya.
Saat pulang sekolah Lia tanpa sengaja mendengar kegaduhan di ujung gang yang sering dia lalui.
Matanya berbelalak saat mengetahui bahwa Jeno tengah dirundung oleh teman kelasnya. Dan bukan hanya itu Jeno seakan dijadikan bola dan samsak oleh teman-temannya baik itu laki-laki maupun perempuan.
Ya, Lia lihat sendiri bagaimana teman sekelasnya yang memakai rok sama seperti dia tengah menendang badan Jeno dengan entengnya.
"Yah!! Apa yang kalian lakukan!!" Seru Lia
"Oh Lia sini, kita beri dia pelajaran karena telah mengacuhkanmu" Ucap salah satu perempuan disana, dan itu berhasil membuat Lia terkejut.
~••~
Sampe sini dulu chapter ini ya, maaf hari ini ga ketemu Echan, sekarang ketemunya Jeno dulu ya . Kalo sempet aku up besok, kalo ga sempet maaf aku ghosting kalian lagi.. 😌
Makasih sudah mampir dan kasih votenya...😁

KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream ~ LEE HAECHAN
FanfictionAntara mimpi dan kenyataan.. Ada yang bilang mimpi itu hanyalah bunga tidur.. Apakah memang hanya sebuah bunga??? Bunga apa yang dimaksud?? Bukankah setiap bunga memiliki arti??