.
.
.Percakapan mereka belum usai, masih ada banyak keraguan dalam hati Haechan. Dia masih mau menghabiskan waktunya bersama Mark dan dia juga takut tidak akan bisa bertemu dengan Renjun lagi.
"Haechan percayalah padaku kalian akan bertemu lagi, aku akan jamin itu!"
"Tapi hyung,-"
"Perjuanganmu belum usai Haechan, aku akan pastikan kalian akan bertemu" Bujuk Mark
"Haechan, jika kau memang masih ingin disini tak apa Haechan aku akan menemanimu." Ucap Renjun
"Tidak Renjun, kau harus bertemu Winwin~hyung dulu"
"Hyung, aku akan kembali, jika aku tidak bertemu Renjun maka aku akan berusaha untuk bertemu Renjun bahkan jika kita tidak saling mengenal aku akan tetap mencari Renjun!" Tekad Haechan
Renjun meraih tangan Haechan dan mengajaknya berjalan kearah sinar putih menjauh dari Mark.
"Kalian akan bersatu Donghyuk Renjun" Lirih Mark
.
.
.Di lorong rumah sakit ada beberapa pria yang berjalan sembari bercakap ringan. Mereka menuju ruang rawat sahabatnya yang beberapa hari ini telah bangun dari komanya.
"Jaemin, Jeno kalian ingin mengunjungi Haechan?"
"Oh iya hyung kami ingin mengunjungi Haechan, bolehkan?" Balas Jeno
"Tentu saja boleh, oh ada Lucas, Jungwoo dan Hendery juga rupanya"
"Iya Taeil~Hyung, kami baru sempat kemari karena masih banyak tugas" Balas Jungwoo
"Tidak apa-apa, tapi Haechan baru saja selesai fisioterapi mungkin sedang berada di taman. Kalian susul saja."
Akhirnya kelima pria itu menyusul ke taman untuk bertemu Haechan. Senyum merekah kelimanya tampak ketika melihat Haechan yang tampak bahagia sedang menggoda pria yang mungkin saja sesama pasien itu.
"Wah Haechan, kau jangan gangguin adik kecil ini bagaimana jika dia menangis." Ucap Lucas yang baru saja sukses mengejutkan Haechan dengab kehadirannya yang tiba-tiba.
"Eoh Lucas, kau mengejutkan Haechan!" Seru Jaemin kesal
"Yah!! Siapa yang kau sebut adik kecil!!" Kesal Renjun
"Hahaha Renjun sudah ku bilang kau ini seperti adik kecil hahaha🤣🤣🤣" Tawa Haechan sukses membuat Renjun benar-benar kesal.
Kalau saja kaki Renjun sudah bisa digerakkan dengan bebas sudah pasti dia akan berlari dan membekap mulut Haechan.
"Yah!! Haechan ingat aku ini lebih tua dari mu ya!!"
"Eoh kau lebih tua dari Haechan? Tahun berapa kau lahir?" Tanya Jaemin
"Kita hanya beda 3 bulan hyung" Saut Haechan
"Sudah-sudah kalian ini, halo namaku Jungwoo saya sunbae Haechan, siapa namamu?"
"Aku Renjun"
"Kau yang ada pasien yang ada disebelah kamar Haechan ya?"
"Iya hyung dia sudah koma selama 5 tahun makanya badan dia pendek, haha" Ledek Haechan sukses membuat semuanya tertawa kecuali sang korban Renjun.
Dengan kesal Renjun mendekat kearah Haechan dan memukul Haechan dengan tiang infus miliknya.
"Mianhe Injuni, aku hanya bercanda." Lirih Haechan
Sebenarnya Renjun tak benar-benar marah pada Haechan, hanya saja dia kesal karena Haechan mengejeknya didepan teman-teman Haechan, dia malu.
Melihat Haechan yang menunduk dalam serta menyatukan kedua tanganya membuat Renjun merasa bersalah.
"Apa pukulanku terlalu keras mianhe Haechan. Mianhe aku tak bermaksud." Sesal Renjun sambil menahan tangisnya.
Haechan yang memang dasarnya hanya berpura-pura langsung tertawa mendengar lirihan Renjun.
"Ih kau menipu" Kesal Renjun
"Aahh neomu kiyowo!!!" Gemas Lucas melihat wajah kesal Renjun.
~••~
Udah ya bonchapnya, makasih udah mau mampir dan baca book aku yang aneh ini. Maksih buat yang selalu sempatin waktu kalian buat baca tulisan anehnya aku🙏🙏🙏😊😊😊
~~~Finish~~
KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream ~ LEE HAECHAN
FanficAntara mimpi dan kenyataan.. Ada yang bilang mimpi itu hanyalah bunga tidur.. Apakah memang hanya sebuah bunga??? Bunga apa yang dimaksud?? Bukankah setiap bunga memiliki arti??