Matanya terbuka secara tiba-tiba dengan dada naik turun tak beraturan menghirup oksigen sebanyak mungkin. Kepala terasa pening, matanya pun terasa perih, peluh mengalir di keningnya.
Salah satu tangannya ia angkat dan menutupi kedua mata miliknya. Bulir bulir embun menetes terhalang telapaknya untuk sampai ke pipinya. Dengan suara bergetar ia mulai bergumam kata-kata yang ia ucapkan di mimpinya.
"Mianhe hyung, jeongmal mianhe, mianhe hyung, jeongmal mianhe, ottoke hyung, mianhe mianhe.. aaahhh"
Kata lirih yang menyahat itu terus keluar dari bibir mungilnya.
Tanpa terasa ia telah menangis selama 2 jam penuh. Ia lirik jam yang berada di mejanya, masih pukul 3 pagi terlalu larut jika untuk melakukan aktifitas.
Kebanyakan orang akan memilih untuk melanjutkan tidurnya jika terbangun, namun itu tidak berlaku untuk Haechan ia memilih untuk diam menatap langit-langit kamarnya untuk membunuh waktu.
***
"Mwo haseo?" Tanya seseorang mengintrupsi lamunan Haechan
"Injun bolehkah aku menyerah?"
Ya orang itu adalah Renjun, kini Renjun berbaring di ranjang Haechan yang cukup sempit.
"Boleh, jika kau menyerah maka akupun akan ikut menyerah"
"Wae??"
"Kau lupa alasan aku bertahan selama ini?"
"Na??"
Dan dibalas anggukan kepala Renjun.
"Mianhe, mianhe Renjun~ah"
"Mwo mwo?
Panik Renjun melihat Haechan menangis.
"Jeongmal mianhe Renjun~ah, mianhe.." lirih Haechan
"Gwaenchanayo, gwaenchana, gwaencahan"
Renjun memeluk Haechan dan menepuk bahu Haechan guna menenangkan anak itu. Haechan masih menangis sesegukan di pelukan Renjun.
Setelah puas menangis Haechan mengusap air matanya dan cairan yang keluar dari hidung.
"Mianhe Renjun~ah bajumu kotor karenaku"
"Jangan khawatir ini bisa dicuci, apa yang terjadi hemm?"
Haechan mulai menceritakan semua yang dia alami di mimpinya secara detail pada Renjun. Sesekali ceritanya terjeda karena isakan yang masih menguar. Berusaha menahan rasa sakitnya agar semuanya bisa ia ceritakan dengan lengkap pada sang sahabat.
"Sudah ku katakan itu hanyalah mimpi semua itu tak ada artinya, kau jangan hanyut dalam mimpimu"
"Tapi-"
"Dengarkan aku, mimpi itu hanyalah bunga tidur. Jika kau terjebak dalam mimpi kau cukup tutup kedua matamu dan rapalkan-
''ini hanya mimpi, semua ini tidak nyata, saat membuka mata semua akan kembali seperti semula" Ucap Haechan dan Renjun secara bersamaan
"Aku sering melakukannya tapi yang ada aku hanya beralih ke mimpi yang lain yang lebih menakutkan" Keluh Haechan
"Jika itu terjadi, panggil namaku maka aku akan datang"
"Aku takut kau akan menghilang sama seperti Mark hyung" Lesu Haechan
"Aku bukan Mark, aku Renjun jadi aku tak akan pergi tanpa pamit" Balas Renjun
Haechan hanya tersenyum mendengat ucapan yang begitu yakin dari Renjun.
***
Sejauh ini ada yang ngeh sama peran Renjun ga??
Kalau ada yang tau komennya...😁Makasih banget loh buat semuanya yang mau mampir dan kasih votenya...🙂

KAMU SEDANG MEMBACA
A Dream ~ LEE HAECHAN
FanfictionAntara mimpi dan kenyataan.. Ada yang bilang mimpi itu hanyalah bunga tidur.. Apakah memang hanya sebuah bunga??? Bunga apa yang dimaksud?? Bukankah setiap bunga memiliki arti??