20

645 71 0
                                    

Kali ini Haechan diantar oleh Joy menuju tempat Chenle. Awalnya Haechan menolak tawaran Joy yang ingin mengantarnya tapi karena dia mendapat tatapan curiga dari sang hyung, Johnny. akhirnya dia setuju.

Perjalanan tempat janji temu Haechan dengan tempat yang dituju Joya tidak terlalu jauh hanya harus melewati 2 gang saja. Dalam perjalanan Joy berusaha mencairkan suasana namun sepertinya ia salah.

"Apa yang tadi kalian obrolkan sepertinya seru?" Tanya Joy yang mengarah pada penbincangan hyung dan deongsaeng tadi diruang rv rumahnya.

"Tidak banyak noona, hanya membahas tentang kuliahku"

Dengan senyuman Haechan menjawab, namun mata Joy terlalu jeli. Dia menangkap sorot sendu dibalik senyuman yang Haechan berikan.

"Apa Johnny memarahimu?" Tanyanya sedikit menahan rasa geram

"Aniya"

"Noona, Echan mohon jangan pernah lelah atau bosen pada Johnny~hyung, Johnny~hyung itu walau memiliki julukan BIG BOSS karena badannya yang bongsor, tapi dia itu sangat penyayang. Dia memang sedikit ambisius dan hidupnya selalu terencana. Semua itu semata-mata agar hidupnya dan hidup saudaranya tak berantakan dan tak ada alasan orang untuk merendahkan kita. Jadi Echan minta noona harus selalu sayang dan mendampingi Johnny~hyung ya"

Joy merasa heran kenapa tiba-tiba Haechan mengatakan semua kata-kata itu. Semua kata yang keluar dari mulut Haechan memang ditujukan pada Joy. Tapi Joy merasa sasaran atau tujuan utama dari kata-kata itu bukanlah untuknya namun untuk Haechan sendiri. Sebenarnya apa yang anak ini rasakan.

"Iya noona janji, tapi Echan juga janji jangan pernah lelah dengan sifat dan sikap Johnny~hyung"

"Tidak mungkin noona, Echan sudah terbiasa dengan semua sifat dan sikap hyungdeul karena Echan sudah hidup lebih dari 20 tahun bersama mereka" balas Haechan dengan senyum manisnya.

Kini mereka sudah ditempat tujuan Haechan, akhirnya setelah Joy melihat Haechan memasuki gedung dia mulai melajukan mobilnya untuk menyelesaikan urusannya.

***

"Kenapa wajahmu murung begitu Echan~ah?" Tanya Renjun yang duduk disebelah Haechan

Mereka duduk di lobi tempat bertemu dengan Chenle, karena anak itu belum selesai dengan urusannya akhirnya Haechan duduk menunggunya.

"Kau pasti sudah tau tanpa harus ku ceritakan" Ketus Haechan

"Mau ku temani atau tidak?" Tawar Renjun

"Tunggu Chenle keluar lalu kau bisa pergi"

"Heh enak saja kau!!" Geram Renjun

"Hehe mianhe aku tidak ingin sendiri Injun~ah"

Helaan napas pasrah keluar dari Renjun dan dia kembali duduk disamping Haechan.

"Kenapa sih kau ini selalu saja murung setiap bertemu hyungdeul? Padahal aku selalu berharap bisa bertemu uri~hyung" keluh Renjun


"Setiap orang memiliki masalahnya sendiri Renjun kau ingat kan?" Sendu Haechan

"Iya, aku selalu berusaha sekuat tenaga mencari uri-hyung, Winwin- sedangkan kau berusaha untuk menahan rasa sakit dari ambisi hyung mu" Celoteh Renjun

"Yah, dan bukankah hidup ini lucu?" Kekeh Haechan

"Hidup siapa yang lucu Chan?" Tanya seseorang yang sekarang berada dihadapan Haechan.

***

Mendengar ada suara lain yang menyahutinya membuat mata Haechan yang sedari tadi terpejam berkedip untuk terbuka sempurna.

"Yangyang kau kah itu?" Tanya Haechan dengan memicingkan matanya untuk memastikan

"Ne, na neun. Mwo haseyo?" Tanya Yangyang

"Sedang menunggu adikmu" Balas Haechan dengan santai

Yangyang sempat bingung bagaimana Haechan tahu bahwa dia memiliki adik, padahal pertemuan mereka hari ini adalah yang kedua kalinya. Dipertemuan pertama saja dia hanya menyapa sebentar tanpa ada berbincangan.

"Mak-sud-mu Chen-le??" Tanya Yangyang yang terbata

"Memangnya kau memiliki adik lain selain Chenle"

Mendengar balasan Haechan kerutan di dahi Yangyang bertambah yang menandakan otaknya sedang bekerha keras. Dari berbagai kemungkinan akhirnya ada satu kemungkinan yang hampir membuatnya mengucap kata mustahil.

"Kau hyung yang dimaksud Tn. Jung?"

Hanya anggukan kepala dan senyum manis untuk menjawab pertanyaan Yangyang. Karena sesungguhnya Haechan kurang mengerti maksud Yangyang.

"Kau pas sangat dekat dan sayang pada Chenle, sampai dia menganggapmu hyung nya?"

Setelah kata itu terucap, Yangyang menundukkan kepalanya merasa sangat sedih mengingat kejadian yang baru saja ia lewati. Ingatan dimana Chenle memanggilnya Tn. Liu bukan hyung.

Melihat Yangyang yang menunduk dengan raut muka yang sangat terlihat sedih itu, membuat Haechan merasa bersalah.

"Aku hanya tutornya yang merangkap sebagai teman. Aku dipanggil hyung karena usiaku lebih tua darinya. Dan hyung yang dimilikinya hanya kamu" Haechan mencoba mencairkan suasana.

"Aku akan beli minum dulu sepertinya Chenle akan sedikit lama" Ucap Yangyang dan berlalu pergi.

Haechan kembali sendiri, dia melirik kesekeliling dilihatnya orang yang berlalu lalang dengan pakaian rapih dilihatnya juga Yangyang yang menyatu dengan mereka sedangkan dirinya?

~••~

Maaf ya kalo tambah gaje
Maaf juga banyak typo
Makasih udah mau mampir dan kasih votenya..😊

A Dream ~ LEE HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang