06

1.3K 217 12
                                    

"Jadinya beli yang mana nih?"

"Yang itu aja udah."

"GOOD MORNING EVERYONE!!!!" Ella memasuki kelas dengan wajah ceria, ya gimana gak ceria, kemarin kan udah ditraktir sama pak Jake.

"Semangat banget Lo la, padahal nanti ada pelajaran pak Jake loh." Ucap Niki yang berjalan mendahuluinya ke bangku.

"Weh, ada apa gerangan nih? Rame bener." Ella menyempil diantara kerumunan siswi.

"Weh la, mau bayar gak?" Tanya Zoa, si bendahara kelas.

"Bayar apaan?" Ella duduk disamping Zoa yang sedang mencatat.

"Buat pak Jake anjir! Kan doi ultah!" Balas dahyun sambil memakan permen tangkainya.

"Eh? Emang? Kapan?"

"Sekarang ogeb! Emang Lo kagak liat di grup?" Ella menggeleng, ya memang gadis itu jarang mengecek grup kelas, dia hanya sering membuka grup yang ada gurunya, pemberitahuan tugas tugas dan yang berkaitan dengan sekolah.

"Yeuuu si ogeb gini nih, cepet bayar!" Zoa mengarahkan tangannya, Ella merogoh saku seragamnya namun tidak menemukan apa apa.

"Yahhh gue lupa bawa uang lagi! Tadi gak dikasih uang sama kak sunghoon!" Ella memasang raut kesal, tadi dia kesiangan dan buru buru makanya tidak sempat meminta uang jajan.

"Ntar aja ya, gue minta ke kak sunghoon nanti."

"Okeh sip! Sekalian kasih salam dari gue ya."

"Yeuuuu bisa aje Lo kardus." Ucap Ella ke dahyun dan pergi ke tempat duduknya.

"Weh Weh Weh!" Ayden, sang ketua kelas memasuki kelas dengan heboh.

"Salam dulu Weh!" Balas Junghwan.

"Stttt, gue mau ngasih info nih. Tentang pak Jake." Siswi yang berkerumun tadi langsung menghampiri ayden.

"Ada apa dengan bapak ganteng?"

"Bapak ganteng kenapa?"

"Why dengan jodohku?" Tanya para siswi, ayden memasang wajah jengkel, Ella yang mendengar nama gurunya itu langsung mendongakkan kepala.

"Itu, neneknya pak Jake meninggal."

"ASTAGA NENEK JODOHKU!!!!" Bukan para siswi yang teriak, melainkan niki yang meniru para siswi ketika mendengar nama pak Jake tadi. Ella memukul Niki karena lelaki itu ada disampingnya.

"Apaan sih lo, nik!" Balas dahyun.

"Udah? Gitu doang infonya?" Tanya Ella yang masih duduk dibangkunya.

"Hmmm katanya sih pak Jake gak bakal ngajar hari ini, dan gak ada tugas jadi ya FREE CLASS NANTI!!!" Para siswa berpesta ria sedangkan para siswi terdiam.

"Gimana kalo nanti kita tengokin pak Jake? Ikut ngelayat." Usul Zoa yang diangguki para anak perempuan.

"Tapi emang jam berapa di kuburnya?" Tanya Jia, mereka terdiam kemudian melirik Ella yang memiliki firasat tidak enak.

"Hehehe, Ella! Kan pak sunghoon kakak Lo tuh tanyain kek! Info penting nih!!" Ella mendengus sebal.

"Kata kak sunghoon pas siang nanti, jam 2 siang." Jawab Ella yang mendapat helaan nafas dari para temannya.

"Yahhh masih sekolah. Nanggung gak sih, 30 menitnya lagi kita pulang!" Ucap dahyun yang diangguki oleh yang lain.

"Ya udah, ntar aja pulang sekolah ngelayatnya." Celetuk Ella, yang lain mengangguk.

"Lo gimana la? Ngikut sama kita atau sama pak sunghoon?" Tanya Zoa.

"Gue? Gue Dispen dong, ngikut kak sunghoon dari jam setengah 2."

"Anjir enak banget!"



















Ella mengeratkan genggamannya pada totebag kecil yang ia pegang, sedangkan sunghoon merangkul dirinya. Mereka tengah menghadiri pemakaman neneknya Jake, dengan outfit hitam semua ditambah dengan kacamata hitam membuat sunghoon dan jake bertambah tampan, Ella tidak bisa membayangkan bagaimana jika teman teman perempuannya melihat penampilan guru muda mereka.

Ella terenyuh ketika melihat Jake yang sangat terpukul atas kepergian sang nenek, ia ingin mendekati gurunya itu, namun tidak jadi karena ia tidak berani melakukannya. Ella tau bagaimana rasanya kehilangan, terlebih lagi dirinya sudah merasakan namanya kehilangan 3 orang sekaligus yaitu Kakeknya, Neneknya dan Mamanya.

Melihat Jake, Ella menjadi nostalgia dengan dirinya dahulu, yang sangat terpukul dan lebih parah dari Jake, hanya sunghoon dan ayahnya lah yang dimilikinya sekarang.

"Kak... Kasian pak Jake." Ucap Ella dengan nada lirih, sunghoon mengusap bahu adiknya pelan.

"Iya... Apalagi Jake deket banget sama neneknya." Balas sunghoon menatap sahabatnya iba. Orang tua Jake hanya bisa menahan tangisan mereka di pinggir makam sang nenek.

Beberapa orang telah pergi, menyisakan kedua orang tua jake, Jake, Jay-sahabat Jake dan Sunghoon yang buru-buru datang dari Amerika hanya untuk melayat nenek sang sahabat-, Sunghoon dan Ella.

"Jay! Sunghoon!" Jerit papanya Jake melihat sang istri yang sudah tidak sadar dan hampir terjatuh.

"Tolong bantuin om!" Sunghoon dan Jay langsung mendekat dan membatu orang tua Jake.

"Kakak tinggal dulu ya, kamu liatin Jake takutnya tuh anak pingsan. Kabarin oke?" Ella mengangguk patuh dan melihat Jay dan sunghoon yang sibuk membantu papa Jake.

Ella melihat lagi ke arah Jake yang masih memeluk nisan sang nenek, Ella sekarang berani untuk berdiri dan menyamakan posisi dengan sang guru.

"Pak Jake..." Panggil Ella menyentuh bahu Jake yang masih bergetar.

"Pak, saya tau bapak kuat. Jangan nangis terus ya pak? Kak sunghoon bilang bapak daritadi nangis loh, gak malu sama saya?" Jake tidak menjawab, Ella membenarkan kain yang menutupi kepalanya agar tidak tertiup angin.

"Pasti bapak udah tau kalau saya juga pernah ngerasain kayak bapak." Ucapan Ella membuat Jake melirik ke arahnya.

"Saya juga sama kok pak, merasakan kehilangan. Kehilangan mama, Opa, dan Oma, sama-sama kehilangan disaat hari bahagia saya. Keluarga saya dengan Opa dan Oma rencananya mau liburan ke puncak saat tanggal 21 Desember 2015 waktu itu saya masih umur 8 tahun. Kita tuh mau liburan karena ulang tahun saya dan karena mau liburan bareng Opa Oma pertama kalinya. Tapi... Kayaknya Tuhan emang gak ngijinin saya buat liburan bareng mereka. Kecelakaan terjadi, mobil Opa Oma di tabrak sama truk dari arah berlawanan, dibelakang mobil mereka ada mobil keluarga saya, dan mobil kami juga terkena dan mama terjepit dan gak bisa bertahan." Terukir senyum tipis di wajah Ella, dengan nada yang gemetar Ella menceritakan masa lalunya yang sangat sangat buruk. Moment dimana kecelakaan itu terjadi terputar dalam memorinya.

"Waktu pemakaman mereka, saya cuman nangis, nangis terus gak mau berhenti sampai sampai saya pingsan dan gak sadarkan diri beberapa hari. Dokter nasehatin saya, bahwa kita boleh sedih, tapi jangan sampai kita terpuruk banget, karena mereka yang meninggalkan mau kita bahagia seperti halnya mereka waktu hidup. Gak rela memang, tapi itu harus, bahkan wajib." Jake memandang Ella yang bercerita, angin yang menerbangkan poni dan dan rambut anak rambut di wajah Ella menambah kesan manis pada gadis itu.

"Jadi... Bapak jangan sedih sedih ya, anak kelas pada sedih bapak gak ngajar." Ella mengeluarkan kue berukuran kecil dari totebagnya itu.

"Saya tau ini aneh. Tapi... Selamat ulang tahun pak Jake, saya do'akan yang terbaik buat bapak, stay strong and always happy!!! Ayo bapak semangat bangkit!!" Ella mengangkat kepalan tangannya dan tersenyum bahagia.

"Ayo tiup dulu!" Suruh Ella sembari menyalakan api ke lilin kecil ditengah tengah kue tersebut, Jake tersenyum, menutup mata dan menyatukan tangannya.

"Amin!" Usai mengucapkan itu, Jake langsung meniup lilin, Ella bersorak kecil.

"Makasih ya El..."




















"Btw, tadi kamu kurang kata be, bukan always happy tapi always be happy. Lain kali grammarnya di perbaiki." Ella tersenyum tertekan. Boleh kah dia menjambak rambut gurunya itu?

[✓]Handsome Teacher || JakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang