07

1.2K 191 1
                                    

Koridor sekolah masih ramai, setelah berbunyinya bel pulang 15 menit lalu. Ella mengikatkan rambutnya kebelakang, dan merapihkan poninya yang berantakan, kegiatan tersebut menarik beberapa siswa yang masih berdiri di koridor.

Gadis berseragam silat itu melirik heran beberapa siswi disana, kemudian sedikit berlari karena takut.

"Eh, El!" Ella melihat Jake yang keluar dari ruang kelas anak IPS.

"Halo pak!" Sapa Ella ramah, Jake membalasnya dengan menganggukkan kepala.

"Gimana kabarnya pak?" Tanya Ella, gurunya itu sudah 2 hari setelah kepergian neneknya tidak mengajar ke sekolah.

"Baik kok, El. Kamu mau ekskul?" Tanya Jake melihat Ella yang mengenakan seragam silat.

"Iya pak." Jake menganggukkan kepalanya.

"Saya baru tau kamu ekskul silat. Saya kira ekskul basket." Ella terkekeh pelan mendengar ucapan Jake.

"Gak pak, saya ekskul silat." Balas Ella, mereka berjalan bersebelahan dan suasana tampak canggung.

"Oh ya, bapak gak nangis kan? Waktu pulang dari makam?" Tanya Ella hati hati, takut menyinggung perasaan Jake saat ini.

"Enggak kok. Oh iya, makasih ya, El. Saya jadi malu sendiri inget kejadian itu." Ella tertawa kemudian mengangguk.

"Gak apa apa nangis, kalau itu bikin kita merasa lebih baik. Tapi jangan keseringan." Balas Ella.

"Oh iya, waktu kemarin dari makam, kamu dianter sunghoon kan?"

"Iya pak, di Anter sama kak Sunghoon kok." Jawab Ella.

"Ya sudah, saya masuk dulu ya." Ucap Jake berhenti berjalan, Ella melihat nama ruangan tersebut, ternyata ruang guru.

"Iya pak." Balas Ella, setelah itu Jake masuk ke dalam ruangan itu. Ella melangkah kan kakinya ke aula, sebagian anak silat sudah ada yang berkumpul disana.

"Woi La!" Panggil Jeno, pelatih silat disekolahnya, dia juga salah satu alumni yang sangat famous, bahkan fansnya meningkat setelah menjadi pelatih silat.

"Iya bang!" Balas Ella dan berlari menghampiri Sera yang sudah bersiap juga disana.

Ella menghampiri Sera yang sedang pemanasan bersama beberapa anak silat lainnya, dia langsung melakukan pemanasan agar tidak cedera nanti.

"Oke, karena udah pemanasan, sekarang kita latihan tendangan yang kemarin ya." Jeno memberi arahan sesekali mengelap keringatnya membuat anak anak silat terlebih yang perempuan menjerit lebay.

"Permisi." Suara jeritan anak perempuan membuat Ella mengusap telinganya. Jake datang dengan senyum manisnya, membuat semua wanita disana ketar ketir kecuali Ella.

"Bisa bisa tuli gue." Gumam Sera yang dibalas kekehan Ella.

"Eh Jake, ada apa ya?" Tanya Jeno ke Jake yang dibelakangnya berdiri anak anak dance, salah satu diantaranya Niki.

"Bang, kami boleh ikut make aula gak? Hari ini doang, kita make yang disebelah sana." Tunjuk Jake ke arah sudut ruangan.

"Oh boleh boleh kok, santai aja." Balas Jeno Dengan eyes smilenya yang mengundang teriakan para anak-anak perempuan dibelakangnya, jangan bayangkan betapa tertekannya Ella dan Sera sekarang.

"Makasih ya bang!" Balas Jake dan pergi ke aula bagian sudutnya, mereka seimbang kok berbagi ruangan.

"Kalian fokus!" Peringat Jeno, ya harus di begituin supaya anak anak silat fokus latihan dan gak ngelirik anak dance yang bisa dikatakan visual semua.





"Ra, pulang sama siapa?" Tanya Ella sambil merapihkan seragam silatnya.

"Gue? Sama Niki. Kan sebelahan rumahnya." Ella mengangguk paham, tak lama Niki datang sambil menyisir rambutnya kebelakang.

"Gimana la? Gue keren banget kan tadi, anak anak silat aja sampe jejeritan gitu." Ella mendecih ketika Niki menyombongkan dirinya, bisa dikatakan hebat karena dancenya Niki sangat keren.

"Y." Balas Ella malas, Niki cuman terkekeh.

"Yuk ah pulang, tinggalin nih bocah sendirian!" Niki menyeret Sera keluar dari aula, meninggalkan Ella sendirian yang masih berusaha menghubungi kakaknya itu.

"Maaf la, kakak gak jemput kamu. Kakak harus nganterin berkas ke perusahaan papa." Ella menekukkan wajahnya setelah membaca pesan dari kakaknya itu.

"Ih, bilang kek daritadi!" Ella keluar aula dengan menghentakkan kakinya. Gadis itu berdiri di halte, menunggu angkutan umum lewat.

Lamunannya berhenti ketika motor sport merah berhenti di depan halte "Loh? Pak Jake?" Ella terkejut ketika si pengendara menaikkan kaca helmnya.

"Sunghoon belum jemput, El?" Ella menggeleng.

"Kak sunghoon ke kantornya papa." Jake mengangguk dan menengok ke belakang, dimana ada angkot yang berhenti menurunkan penumpang.

"Saya anter aja ya." Tawar Jake menatap Ella yang melihat ke arah angkot.

"Neng? Mau naik gak?" Tanya supir angkut, Jake menggeleng.

"Dia sama saya pak." Jawab Jake, angkot itu pergi dari sana "Ayo naik!" Ajak Jake, Ella langsung menaiki motor itu dan berpegangan pada jaket Jake.

"Kita makan dulu ya, El."

"Iya pak!" Balas Ella setengah teriak.

Mereka berhenti di sebuah restoran dipinggir jalan, Jake langsung masuk yang langsung diikuti Ella. Didalam sangat sejuk tidak seperti diluar yang sangat panas. Jake menarik tangan Ella menuju meja yang kosong.

"Kamu mau pesan apa?" Tanya Jake saat pegawai datang membawa buku notenya, Ella melihat menunya, untung saja harganya tidak mahal.

"Saya mau mie goreng aja, pak." Jawab Ella, Jake mengangguk lalu memberitahukan pesanan mereka.

"Oh iya, kalau misalnya sunghoon gak bisa jemput kamu dan saya masih ada disekolahan bilang aja ya, biar saya anterin kamu. Daripada kayak tadikan, nungguin angkot sendirian."

"Tapi saya gak enak, Pak."

"Gak apa apa kali, El. Kan kamu adiknya sunghoon, biar kalo ada apa-apa gampang kan jadinya."

"I-iya pak." Ella mengangguk kikuk.










"Oh iya, bukannya saya udah bilang ke kamu, mulai sekarang panggil saya 'kak' aja."

[✓]Handsome Teacher || JakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang