Happy reading guys^^
Cklek
"Malam ini? Apa harus sekarang, Pa? Papa emang udha ngasih tau Ella? Ntar dia tambah kecewa Pah..." Ella yang mendengarkan percakapan Sunghoon dengan seseorang memberhentikan kegiatannya saat ingin masuk ke ruangan Bimbingan Konseling.
Alisnya menekuk, apakah papanya yang menelfon kakaknya itu? Batinnya melihat sunghoon yang sibuk berbincang.
"Iya iya, nanti malem Sunghoon ke restoran itu buat tunangan sama yeojin. Tapi Ella gimana Pah?... Gak usah dibilangin? Kalau dia curiga? Maaf Pah Sunghoon gak mau buat Ella kecewa lag-" Mulut gadis itu terbuka lebar, apa apaan itu? Kenapa dirinya tidak diberitahu kapan tunangan kakaknya itu dilaksanakan. Tanpa berkata apa-apa lagi, Ella langsung keluar dari ruangan itu dan pergi keluar dari arena sekolah, bahkan satpam yang menegurnya tidak ia gubris.
Pokoknya dia harus bertemu dengan ayahnya itu, apa pun yang terjadi!!
Ella memasuki perusahaan papanya dengan keringat yang bercucuran di dahinya. Dirinya berlari ke sebuah lift, namun lift disana dipenuhi banyak orang, dengan terpaksa gadis itu berlari ke arah anak tangga dan menaiki tangga satu persatu, bahkan telapak kakinya yang perih pun tidak ia hiraukan.
"Awww!" Ringis Ella ketika kakinya terkilir akibat tindakannya yang terburu-buru menaiki anak tangga.
"Ck!" Ella memaksa kakinya untuk berjalan sampai akhirnya dirinya sampai di lantai dimana ruangan papanya berada. Dirinya masuk ke sana, untungnya beberapa bodyguard tidak ada jadinya dia lebih leluasa memasuki ruangan papanya.
Brak
Ella membuka ruangan itu tiba-tiba, membuat papanya, teman papanya dan gadis yang Ella ingat sebagai calon kakak iparnya menatap dirinya heran.
"Ella!" Pekik sang papa melihat gadisnya yang masuk kesana tanpa mengetuk atau memberi salam.
"Ella mau perjodohan kak sunghoon sama cewek ini dibatalin!" Balas Ella dengan nafas yang tidak beraturan. Gadis yang bernama yeojin berdiri dari duduknya dan menatap Ella penuh amarah.
"Apa-apaan kamu! Kamu gak berhak ya ngebatalin perjodohan ini!" Balas yeojin dengan nada tinggi.
"Saya berhak! Karena saya adiknya!" Balas Ella tidak mau kalah, tidak lupakan jika Ella adalah gadis yang keras kepala?
"Ella berhenti berteriak!" Tegur Hyungsik, Ella menatap papanya tidak percaya.
"Terus? Kalo orang lain teriakin ke aku boleh gitu?" Tanya Ella dengan senyum miring. Hyungsik menggelengkan kepalanya, bermaksud Tidka membenarkan apa yang diucapkan anak gadisnya itu.
"Maaf nak, tapi perjodohan ini tidak bisa dibatalkan. Mengingat sudah banyak saham yang saya investasikan ke perusahaan ini." Jelas Tuan Im dengan lembut, berbeda dengan anaknya.
"Yeojin... Kamu tidak perlu takut jika perjodohan ini dibatalkan, papa yakin tuan Park tidak mungkin melakukan itu, benar bukan?" Tanya tuan Im melirik Hyungsik yang terdiam memandangi Ella.
"Saya rasa anda tau konsekuensinya jika membatalkan perjodohan ini? Saya harap tuan Park tidak akan mengecewakan saya. Saya permisi!" Tuan Im merangkul anaknya agar keluar dari ruangan yang mulai memanas itu. Yeojin dengan sengaja nabrak bahu Ella hingga gadis itu terhuyung ke belakang.
Ella menatap Hyungsik yang terdiam, dengan senyum getir Ella mengeluarkan suaranya "Ternyata... Janji papa dulu gak bisa di percaya ya? Katanya bakal kawal Ella sama kak Sunghoon ke altar pernikahan dengan orang yang kita cintai, bukan karena paksaan ataupun perjodohan." Ucap Ella lirih.
"Papa bisa aja ngejodohin kak Sunghoon tanpa mikirin Ella, tapi Ella akan berusaha ngebuat kak Sunghoon mentang perjodohan ini!" Ucap gadis itu lantang "Karena kak Sunghoon udah punya wanita pilihannya! Dan pastinya wanita itu bukan anak dari perusahaan Im itu! Ella bakal lakuin apa aja supaya perjodohan ini hancur!! Meskipun Ella taruhannya!" Setelah itu Ella pergi meninggalkan Hyungsik yang menghela nafas berat, pria sekitar umur 45 tahun itu memegang kepalanya yang terasa pusing.
Tiba-tiba dirinya merasakan sebuah sentuhan dibahunya, terdapat tangan putih mulus yang sangat ia yakinkan jika itu adalah milik sang mendiang istri.
"Hyungsik..." Matanya terbuka lebar melihat sang mendiang istri berada didepannya, dengan kostum serba putih dan mahkota bunga dikepalanya. Namun mulutnya membulat ketika melihat sang mendiang orang tua juga berada dibelang istrinya itu.
"Nak? Mengapa kamu mengecewakan kami?" Suara bariton yang tegas milik sang ayah menggema hingga memenuhi satu ruangan, Hyungsik yang menyadari jika dirinya berhalusinasi itu menepuk kedua pipinya.
"Apa kamu begitu sayang dengan perusahaan ini sehingga kebahagiaan kedua anakmu dikorbankan?" Tanya sang ibunda dengan raut wajah kecewa.
"Hyungsik... Kamu tau kan? Ella sangat menyayangi Sunghoon? Sunghoon menjadi penopangnya selama ini, dan menjadi sosok ibu sekaligus bagi Ella. Disaat kehadiran aku gak ada, Sunghoon yang setia menemani Ella. Menjaga Ella, merawat Ella, melindungi Ella bahkan menghibur Ella." Ucap sang istri, Hyungsik merenungkan apa yang ia lakukan terhadap anaknya belakangan ini. Bahkan setelah kepergian orang tua dan sang istri beberapa tahun lalu membuat jarak terhadap dirinya dan juga kedua anaknya.
Hyungsik tidak pernah membagikan waktu kepada mereka, kecuali jika pengambilan rapor ia akan datang mengambilnya namun setelah itu ia akan pergi kembali ke kantornya, mengingat ia sangat penggila kerja.
"Sunghoon itu ibaratkan dunianya Ella, jika sunghoon tidak ada Ella akan merasa hampa. Kamu memang tidak memikirkan bagaimana nasib Ella jika ditinggal oleh Sunghoon?" Tanya sang ayah, Hyungsik menelan salivanya sedikit gugup, ayahnya sangat mudah sekali membuat dirinya tidak berkutik barang sedikit pun.
"Ji-jika sunghoon sudah dijodohkan aku berencana akan memberikan perusahaan ini kepadanya dan aku akan berhenti dari dunia perusahaan." Balas Hyungsik yang mendapat gelengan dari sang ibunda.
"Kamu tidak memikirkan Sunghoon nantinya? Kamu tau kan, dia mempunyai pekerjaan sendiri?"
"Lantas siapa yang akan mewariskan perusahaan ini nantinya?" Tanya Hyungsik cepat, sedikit keras kepala seperti Ella.
"Pasti ada saatnya, namun kamu tidak harus memaksa Sunghoon sekarang!" Balas sang ayah.
"Sekarang, tentukan pilihan kamu! Relakan perusahaanmu atau hancurkan kepercayaan anak-anak terhadap kamu!" Sang istri memberi pilihan yang sangat berat bagi Hyungsik, ia mengerti, selama ini yang ia berikan kepada anak anaknya hanyalah harta bukannya kasih sayang seperti anak lainnya.
"Aku harap kamu gak menyesal dengan keputusan yang kamu buat." Ucap sang istri namun tidak lama sebuah gebrakan keras terdengar ditelinga Hyungsik.
"Papa!!!" Sunghoon datang memasuki ruangannya dengan tergesa-gesa.
"Kenapa?! Ada apa?!" Balas Hyungsik yang tidak kalah kagetnya.
"Ella, aku gak tau Ella dimana, kata satpam dia tadi nerobos pager keluar dari sekolah." Ucap sunghoon dengan keringat yang membanjiri pelipisnya, bohong jika ia tidak mengkhawatirkan adiknya itu.
"Tadi barusan dia kesini." Balas Hyungsik, sunghoon menaikkan sebelah alisnya heran.
"Dia bic-"
"Papa menyesal! Papa merasa gagal jadi ayah yang baik buat kalian berdua. Intinya sekarang, kita harus cari Ella sekarang!!! Papa gak mau adik kamu kenapa-napa!!" Ucap Hyungsik yang menyadari jika anaknya itu sangat nekat. Bukan takut jika anaknya pergi ke perusahaan Im dan membuat keributan disana, yang ia takuti anaknya berbuat yang tidak bisa ia bayangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]Handsome Teacher || Jake
Random"Baik, siapkan alat tulis dan kertas selembar, kita akan ulangan." "HA?!" ___ !!! Perhatian!!! Book ini terinspirasi dari kisah nyata, canda:v. Author terinspirasi dari guru ganteng di sekolah awokawokawok. kejadian di cerita ini tidak sepenuhnya sa...