45

634 117 31
                                    

Happy reading guys^^

"Pagi babu!!" Ella memutar bola matanya malas mendengar sapaan dari Niki yang datang bersama JJ dibelakangnya.

"Berangkat sama siapa tadi?" Tanya Niki dan duduk disebelahnya.

"Kak Sunghoon." Balas Ella yang kembali membaca bukunya.

"Ciee Nik, perhatian banget!!" Goda JJ menyenggol lengan Niki, Niki menatap JJ dengan tatapan tajam.

"Gue sebagai majikannya harus merhatiin babu gue dong." Balas Niki dengan kekehan,

Bugh

Niki mengusap lengannya yang dipukul buku oleh Ella, "Berisik!" Ucap Ella menatap kedua temannya itu bergantian, Niki mengangkat sebelah alisnya satu.

"Weh!"

"Apa?!" Niki mengangguk paham melihat respon Ella.

"Lagi dateng ya?" Ella mengerutkan dahinya, "JJ, ini tanggal berapa?" JJ menaikkan kedua bahunya tidak tahu, pria itu maju ke depan kelasnya dimana ada kalender pendidikan.

"22 Nik, kenapa?" Tanya JJ dari meja guru di depan.

"Pantes, dateng bulan kan Lo?" Ella menganggukkan kepalanya pelan.

"Udah makan?" Ella mengangguk kembali, "Masih belum sakit kan?" Kini Ella menggeleng,

"Tadi pas Lo sama JJ berisik sakit banget." Balas Ella pelan, Niki menganggukkan kepalanya dan mengelus kepala gadis itu.

"Sorry, gue gak bakal ganggu Lo kok seminggu ini." Niki mengeluarkan hp dari saku celananya, kemudian dia teringat sesuatu dan kembali menoleh ke arah Ella.

"Lo bawa persiapan?" Ella menaikkan sebelah alisnya bingung, "Roti Jepang." Ucap Niki memperjelas ucapannya.

"Gak bawa, kelupaan." Balas Ella yang memang benar-benar lupa membawa benda tersebut.

"Ya udah, ntar kalo bocor bilang ke gue, biar gue yang beli." Ucap Niki santai, sedangkan Ella terdiam masih bingung dengan perlakuan Niki yang bisa dibilang perhatian (?)

Akankah kapal ini berlayar??

























"Baiklah pelajaran sampai disini, jangan lupa kerjakan tugasnya halaman 105, pilihan gandanya saja." Guru matematika alias pak Kyungsoo menutup pembelajarannya membuat para siswa bersorak kegirangan.

"Akhirnya selesai juga!" Sorak JJ didepan meja Ella. Ella merapihkan bukunya ke dalam tas dan bersiap pulang.

"Pulang sama siapa, la?" Tanya Niki menoleh ke arah Ella, Ella melirik keluar kelas.

"Sama kak Sunghoon, mungkin." Balas Ella mengangkat kedua bahunya.

"Sama gue aja, ijin ke pak Sunghoon kalo Lo pulang bareng gue." Ucap Niki membuat Ella menggeleng kikuk.

"Gak usah kok, gue pulang sama kak Sunghoon aja, gue udah terlalu banyak ngerepotin Lo." Ucap Ella sedikit tidak tega untuk menolak ajakan Niki.

"Ohh ya udah, hati-hati ya..." Ucap Niki tersenyum tipis, Ella mengangguk kepalanya kaku dan melambaikan tangannya ke arah Niki dan JJ.

"Gue duluan ya!" Pamit Ella dan melangkah keluar, JJ menoleh ke sahabatnya dan menepuk bahu pundaknya pelan.


















Seorang pria muda berjalan di koridor rumah sakit dengan terburu-buru, suara omelan dari sang kakak membuat dirinya jengkel dan menyesal datang ke tempat kerja kakaknya itu.

"Buru ke ruangan gue! Bentar lagi jam istirahat gue selesai!!"  Jake mendengus kesal, menatap layar handphonenya yang menyala.

"Sabar ngapa! Lo pikir dari sekolahan gue sampe sini tuh cepet?!" Balas Jake dengan nada kesal, bagaimana tidak kesal dirinya baru saja menyelesaikan KBM tiba-tiba kakaknya menyuruhnya datang ke rumah sakit dengan alasan ingin makan soto yang dibelikan sang adik, Jake saja sampai terheran apakah kakaknya itu mengidam? Padahal menikah saja belum, dan masa iya kakaknya yang berkelamin laki-laki itu hamil?

"Buru! Gue laper!"

"Ngidam Lo??" Tanya Jake dengan nada sarkas sembari mempercepat langkahnya.

"Buru pokoknya! Gue udah laper!! Awas aja kalo Lo gak dateng dalam waktu 5 menit, nanti gu-"

Bruk

Handphone Jake terlempar hanya beberapa meter dari posisinya dikarenakan tubuhnya menabrak seseorang yang berjalan dari arah lain.

"WOY JAKE?! LO KENAPA?! KECELAKAAN KAH?! DIMANA??? SINI BIAR GUE LANGSUNG BEDAH!!! OY JAK-"

Jake langsung mematikan sambungan teleponnya dan mengambil secarik kertas yang terlempar tidak jauh darinya, milik seseorang yang ditabraknya.

Jake mengambil kertas tersebut dan sekilas melihat isi kertasnya, "Ini..."

Surat persetujuan perawatan di Singapura
Perawatan pasien pengidap Hernia nukleus pulposus atas nama-

Sang pemilik kertas langsung mengambil kertas tersebut membuat Jake terkejut atas tindakan tersebut, Jake menatap pria di depannya dengan tatapan tidak percaya.

"Makasih..." Ucap pria pemilik kertas tersebut dan pergi darisana.

Jake memandangi punggung pria itu yang kian mengecil dan hilang dari pandangannya saat berbelok ke koridor.































































"Niki?"

[✓]Handsome Teacher || JakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang