tempurung

18 2 0
                                    

lihatlah!
sosok yang terkurung dalam lantai sel yang mengurungku

isi kepalanya terus saja keluar dan mengajariku tentang cara membentengi diri
dari ide dan manusia di luar diriku

kata-kata dari mulutnya bergelombang dan menggetarkan tembok, menggantikan dinding beton di sekelilingku dengan padatnya teka-teki

banyak ayat dirajah pada tubuhnya
sehingga hitamnya legam dan hardiknya lantang

ketidakpercayaan melahirkan kekacauan baru yang membebaskannya membangun tembok di manapun

dari dalam lantai ia pun sering diam
diam yang membuat marah seisi dunia

katanya juga padaku:
di mana bumi dipijak, di situ langit dikungkung

aku dan dia akan terus terlindung di dalam tempurung

MONOPOEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang