sore ini aku mengeringkan bajuku dari bulir-bulir air mata bapak
kuperas ke dalam penampungan yang kupoles pura-pura
aku mencintainya, sekaligus muak berada di dekatnya
karena sunyi matanya adalah kediaman paling mencekam
dan bisu bibirnya adalah pertanyaan yang bercabang
aku sama saja
suatu saat air mataku akan terperas jugadari baju anakku yang mulai kering ketika pembelaan diri menghambur dari mulutku
maaf
aku sudah berjanji menjadi bapak yang tidak malu mengucap kata asing itu
kulatih bibirku, meski ia benar-benar mengguncang persembunyianku yang terdalam, menarik keluar diriku yang tenggelam
saat ia akhirnya keluar dari mulutku
duniaku runtuh, surgaku bertumbuh
air mataku berteduh dari hujan yang tersedu-sedu
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOPOEMA
PoezjaM O N O P O E M A Kuambil kembali apa yang tidak pernah kumiliki.