draf

65 6 3
                                    

sendiri di stasiun
pukul enam lewat lima tujuh
tangisku masih butir embun

kurajah setiap sendu
ke kulit di tubuhku
agar bicara jadi tak perlu

aku masih datang ke tempat
kencan pertama kita
dan mengingat kata-kata

yang harusnya kaudengar
telah kembali jadi draf
dan takkan pernah kuucap

menyumbatku dari dalam
menghambat warnaku keluar
dari selubung tubuhku yang kelam

kepalaku tenang dan berair sejuk
ditumbuhi rumput liar yang beracun
durinya merobek kulit para perenung

rasanya benar
di konstelasi kemanusiaan
aku cuma ruang kosong belaka

sejatinya takdirku juga
masihlah sebuah draf
di tangan kemungkinan

sejatinya takdirku jugamasihlah sebuah drafdi tangan kemungkinan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MONOPOEMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang