kau lolos dari sela-sela jariku
menangkapmu adalah selalu terlambat dan terlalu cepat
terlalu kuat kugenggam dirimu
tulang jariku pecah berkeping-kepingkuingin kau ada di altar
menggenggam pundakku dan jadi pakaian terbaikku
penilai utama mempelaiku
penjaga gemetar kakiku pada dunia yang menakutkan di depanbulan kau bawa lari
dan semua lagu terbaik yang meluncur manis dari bibirmu
juga sepiring makanan hampir basi
yang selalu bisa kuhabiskansampai hari ini aku menyangkal
kebencianku pada makan terlalu cepat tanpa mengunyah apa-apa
tubuhku kurus kerempeng tak lagi kau beri makan dengan teguranmu
kemalasan mendera, apati adalah empatiku yang barujutaan surat kukirimkan pada alamatmu yang tak bisa kugapai
surat-suratku menjadi hujan yang menyatukan dua zona waktu
membuat kabur batasan bahagia dan melankolia
hatiku menumbuhkan semak duri yang setidaknya berbuah dengan baikaku lolos dari sela-sela jariku
menangkapku sudahlah terlambat dan terlampau berat
terlalu kuat kugenggam diriku
sampai sidik jariku menyesal mengenal aku
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOPOEMA
PoésieM O N O P O E M A Kuambil kembali apa yang tidak pernah kumiliki.