38. Aku ... Ingin Mati

2.6K 328 59
                                    

⚠️ Trigger Warning ⚠️

Banyak adegan gore!

💚💚💚

Pembicaraan serius terjadi di ruang rawat inap Haechan.

"Renjun sudah dibawa ke luar kota Seoul," ujar Baekhyun sembari menatap serius Wendy dan Johnny yang duduk di depannya.

"Di mana tepatnya, Hyung?" tanya Johnny.

"Aku tidak terlalu yakin, tapi kata mata-mataku mereka ada di daerah Jeju," jawab Baekhyun.

"Kita harus cepat-cepat ke sana, sekarang bila perlu," ujar Wendy tiba-tiba.

Wendy pernah membaca sebuah berita dan di sana dikatakan bahwa kasus pembunuhan di Jeju terus bertambah setiap tahunnya, dia tidak ingin Renjun menjadi salah satu daftar korbannya.

"Sayang, kita tidak boleh gegabah." Johnny menggelengkan kepala.

Wendy dengan mata berkaca-kaca menatap suaminya. "Kita tidak gegabah, kita pakai rencana awal. Kalau lebih lama membiarkan Renjun bersama Fang Yin, dia dalam bahaya, setiap detik nyawanya dipertaruhkan. Bisa-bisa Renjun hanya pulang membawa nama."

"Wendy benar," kata Baekhyun. "Kita harus secepatnya menemukan Renjun."

Wendy berdiri. "Kita ke Jeju sekarang."

Wendy mencium kening Haechan dan mengusap pipinya. "Sayang, Mama sama Papa mau menyelamatkan Renjun dulu, Haechan kami tinggal sebentar ya? Nggak lama kok, nanti saat kami bertiga kembali, Haechan mau bangun ya?"

"Mama sayang Haechan." Wendy tersenyum lebar sembari menatap wajah Haechan yang masih terpejam dengan damai.

"Papa juga sayang Haechan." Johnny bergantian mencium Haechan.

Ceklek!

Pintu terbuka, di sana ada Mark, Jeno, Jisung dan Chenle yang masih memakai seragam sekolah, sepertinya mereka langsung ke sini setelah pulang sekolah. Mereka langsung membungkukkan badan saat melihat Johnny, Wendy dan Baekhyun.

"Annyeonghaseyo," sapa mereka.

"Keadaan Haechan bagaimana, Tante?" tanya Jeno.

Wendy yang masih mengelus surai Haechan pun tersenyum. "Masih tidak ada perubahan."

Wajah Jeno terlihat bersedih.

"Lalu ... kabar tentang Renjun Ge bagaimana?" tanya Chenle dengan suara pelan.

Wendy memperhatikan mata teman-temannya Haechan, mata mereka memerah seperti habis menangis---kecuali Mark.

Wendy tersenyum lagi. "Kami akan menjemputnya. Kalian bisa tolong jaga Haechan dulu?"

Mereka mengangguk.

"Haechan sama Mark Hyung dulu ya?" ujar Johnny.

"Kami mau ke Jeju untuk menyelamatkan Renjun," ujar Wendy.

Mark mengangguk dan tersenyum tipis. "Semoga Renjun cepat ditemukan dan kembali dalam keadaan selamat."

Wendy mengangguk dan mengusap rambut Mark. "Terima kasih."

"Kalau begitu kami pamit dulu, tolong jaga Haechan ya?"

Teman-teman Haechan mengangguk. "Siap, Tante."

Sepeninggal orang tua Haechan dan satu orang lagi yang tidak terlalu Mark kenal, mereka berempat lantas duduk di sebelah Haechan.

"Hai, Haechan, kami datang lagi. Kau mungkin bosan mendengar suaraku yang datang setiap hari, maka dari itu, kau harus bangun, nggak capek apa tidur terus? Ayo main game," ujar Jeno.

Dear My Stepbrother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang