13. Rumah Sakit

4.1K 437 16
                                    

Renjun mengacak rambutnya frustrasi. Ia menatap pintu IGD yang sedang menangani Haechan.

Pemuda itu bolak-balik menatap pintu dan jam tangan. Ia sudah menghubungi orang tuanya, dan mereka pasti tiba sebentar lagi.

Renjun juga menyuruh Somi agar pulang diantar ahjussi mantan prajurit tadi. Kondisi gadis itu tidak memungkinkan untuk menunggu Haechan di sini, yang ada, malahan nanti dia pingsan dan Renjun kerepotan sendiri.

Renjun juga takut terjadi sesuatu yang buruk pada Somi, bisa-bisa nanti dia dimarahi Haechan karena tidak menjaga gadisnya. Walau sedang sakit seperti itu, Haechan tetap seram kalau lagi marah.

Suara langkah kaki tergesa-gesa mengalihkan perhatian Renjun. Ia menoleh ke belakang dan mendapati kedua orang tuanya berlari-lari menghampirinya.

"Bagaimana keadaan Haechan?" tanya mereka berdua kompak.

Renjun berusaha tersenyum, walau dia sendiri tidak tahu bagaimana keadaan Haechan. "Haechan baik-baik saja, kalian jangan khawatir, dia dirawat dokter terbaik."

"Kenapa Haechan bisa seperti ini?" tanya Johnny.

"Dia dikeroyok, Pa," jawab Renjun.

Wendy melototkan mata, dia mengcengkeram pelan kedua bahu Renjun, matanya terlihat khawatir dan takut. "Mereka bukan orang-orang itu kan?"

Renjun menggeleng pelan. "Aku ... tidak tahu, Ma."

Renjun menelan ludahnya susah payah. "Ma, Pa, aku mau ke toilet dulu."

Johnny mengangguk. Ia lantas menenangkan Wendy yang masih syok.
"Haechan baik-baik saja, 'kan?"

"Haechan akan baik-baik saja, Sayang. Kita doakan dia." Johnny memeluk Wendy.

***

Renjun berjalan menuju wastafel, lantas dia membasuh wajahnya dengan gerakan kasar. Ia lantas menyibak rambut depannya ke belakang.

Renjun memperhatikan wajahnya di cermin, pantulan dirinya itu terlihat menyedihkan.

"Kalau sampai alasan Haechan terluka karena musuh Papa Chanyeol, aku nggak akan tinggal diam," gumam Renjun.

Renjun membasuh lagi wajahnya, setelah itu dia menjambak rambutnya karena merasa kesal. Pemuda itu hendak berteriak untuk menghilangkan kecemasannya, tetapi dia tahu diri karena di sini bukan tempat yang tepat untuk teriak-teriak.

Renjun menatap wajahnya di cermin, di sana dia terlihat benar-benar mirip dengan Wendy, bisa dibilang dirinya itu Wendy versi laki-laki. Lalu banyak yang tidak tahu kalau dia juga mirip dengan mendiang Park Chanyeol, ayahnya.

Renjun terkadang merasa bangga karena dia mirip dengan ayahnya yang tampan itu. Kalaupun Renjun rindu pada Chanyeol, setidaknya rindu itu bisa terobati jika dia melihat wajahnya di cermin.

Dan mengenai musuh Chanyeol, papanya itu mempunyai banyak sekali musuh. Hanya keluarga terdekat Renjun lah yang tahu apa yang dilakukan Chanyeol di masa lalu hingga dia memiliki banyak musuh.

Dia juga yakin Johnny dan Haechan tidak mengetahui tentang hal itu, karena baik Renjun atau Wendy sendiri enggan membuka hati untuk menceritakan tentang masa lalu Chanyeol.

Yang Renjun takutkan, Haechan diserang oleh musuhnya Chanyeol karena mereka sudah lama mengincar keluarga Renjun. Karena alasan itu pula, Renjun menyetujui kontrak perjanjian yang diajukan Haechan tentang tidak bolehnya orang luar tahu kalau mereka bersaudara.

Renjun sebenarnya ingin menjaga Haechan.

Ponsel Renjun berbunyi, ia buru-buru merogoh saku dan mengangkat panggilan dari Wendy.

Dear My Stepbrother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang