37. Gunting dalam Lipatan

2K 299 51
                                    

Barang kali kalian terlupa kalau adegan Haechan ketemu Renjun itu ada di mimpinya Haechan. Jadi ya, cuma mimpi.

⚠️ Trigger Warning ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️ Trigger Warning ⚠️

***

Wendy terkejut saat melihat ada air mata keluar dari pelupuk mata Haechan. Agaknya hal itu membuat kemungkinan Haechan sadar kembali lebih besar.

Wendy mengelus pelan surai Haechan yang basah karena keringat, ia juga menghapus air mata Haechan.

"Apa yang kau impikan Nak sampai-sampai kau menangis seperti ini?" tanya Wendy dengan suara pelan.

Wendy mengelus pelan tangan Haechan. Dia harus banyak-banyak mengajak Haechan bicara karena katanya orang koma bisa mendengar dan merasakan apa yang terjadi di sekitarnya.

"Haechan tahu tidak kalau kedatangan Haechan di hidup Mama bagaikan matahari menyinari gelapnya hidup kami. Mama dan Renjun senang karena bisa mengenal dan menjadi bagian keluarga Haechan." Wendy menghapus air matanya.

"Beberapa tahun belakangan ini, Renjun menjadi lebih pendiam dan penutup setelah kematian papanya. Dia banyak menyimpan rahasia dari Mama, dia banyak menyimpan luka sendirian, tapi setelah mengenal Haechan, Mama tahu beban Renjun agak berkurang. Renjun sudah bisa tertawa lepas dan mulai cerita masalahnya pada Haechan."

Wendy terdiam, dia semakin menggenggam erat tangan Haechan. "Terima kasih telah hadir di kehidupan kami, Haechan."

Wendy tersenyum tipis. Dia sangat menyayangi Haechan, ia tidak membeda-bedakan kasih sayang anak kandung dengan anak tiri. Kasih sayang yang ia berikan sama rata karena mereka sama-sama dilahirkan untuk dicintai.

"Mama baru beberapa bulan hadir di kehidupan Haechan. Mama tidak terlalu tahu masa kecil Haechan kecuali jika Papa yang menceritakannya. Karena itulah Haechan, cepatlah bangun. Mama ingin mengenalmu lebih dalam."

Drrt drrt ....

Wendy terkejut karena getaran ponsel di saku celananya. Ia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang meneleponnya.

"Bagaimana kelanjutannya, Baekhyun Oppa?"

"Dugaanmu benar, Fang Yin dalang di balik semua ini, tapi dia juga mendapat bantuan orang lain. Lebih baik kita bicarakan ini di markas, ada hal penting yang ingin kusampaikan," ujar Baekhyun di seberang sana.

"Di markas yang mana?"

"Markas bawah tanah rumahmu, sekalian ajak suamimu," jawab Baekhyun.

Wendy mengangguk. "Baiklah."

"Oh ya, jangan biarkan Haechan sendirian di ruangannya, aku takut kalau ada orang yang ingin membunuhnya di saat kondisinya sedang tidak baik," kata Baekhyun.

Dear My Stepbrother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang