Extra Part - Laut dan Biru

1.5K 212 13
                                    

Sepanjang perjalanan menuju pantai, Haechan dan Renjun sudah berdebat di jok mobil belakang.

Mama dan Papa memang sudah lama menjanjikan liburan untuk Haechan dan Renjun, barulah sekarang bisa terwujud. Walau tidak begitu lama, sekarang saja mereka berangkat sore dan akan menginap semalam, pagi-pagi sekali barulah mereka pulang.

Rencananya mereka akan menyewa vila di pantai, tapi Renjun minta berkemah, jadi sekalian saja dibuatkan kemah di depan vila, sedangkan Haechan sangat semangat membahas bermain air nantinya.

"Setelah ini main air di pantai dulu, nanti kita lomba berenang," ujar Haechan dengan semangat.

Renjun menggeleng. "Nggak mau! Kita lihat-lihat vila sama lihat kemahnya dulu."

"Setelah itu main air?"

Yang ditanya menggeleng lagi. "Aku nggak mau main air, apalagi berenang, aku nanti duduk-duduk saja di pinggir pantai sambil foto-foto."

"Kenapa? Takut jadi duyung?" tanya Haechan nyeleneh.

Papa dan Mama yang duduk di depan tertawa mendengar pertanyaan Haechan, ada-ada saja anaknya yang satu itu.

"Iya, kalau aku berubah, nanti orang-orang akan menangkapku dan membawaku ke museum." Renjun malah menanggapi pertanyaan Haechan.

Keduanya lantas tertawa.

"Lalu kau mau apa?" tanya Haechan beberapa menit kemudian.

Renjun tampak berpikir sejenak. "Bersantai, pesta BBQ dan duduk di depan api unggun."

Haechan tersenyum miring. "Tidak seru, kau bisa melakukan semua itu di rumah, Renjun. Lebih baik main air, berenang atau menyelam."

"Kau kan bisa melakukannya di kolam renang rumah," balas Renjun cepat.

"Ah, iya juga ya." Haechan menggaruk belakang kepalanya.

***

Sesampainya di pantai, Haechan langsung menarik tangan Renjun menuju bibir pantai, sedangkan Mama dan Papa sibuk mempersiapkan tempat untuk nanti pesta BBQ nanti, juga menaruh barang bawaan ke vila.

"Haechan! Renjun! Bantuin Mama dulu bawa barang bawaan ke vila!" seru Mama.

"Mama minta bantuan Papa saja, aku sibuk main!" balas Haechan sembari berteriak.

"Eh, dasar bocah, anak siapa sih?" Papa yang membawa tumpukan barang-barang menggerutu kesal.

"Anaknya tetangga, Pa!" jawab Renjun.

Haechan tertawa, kesempatan itu Renjun gunakan untuk melepaskan tangan Haechan, dia mengambil ponsel di sakunya dan memotret pantai, langit dan Haechan yang sibuk menatap laut.

"Lautnya indah ya?" tanya Renjun, melihat hamparan warna biru dibentangkan di depannya, diikuti semilir angin yang memainkan rambutnya.

"Iya, lautnya indah karena kau melihatnya bersamaku," jawab Haechan.

Renjun melirik Haechan dan mencibir. "Idih."

Haechan tertawa sembari membawa langkahnya mendekati bibir pantai, kakinya satu persatu dia masukkan ke air, saat ombak tiba-tiba naik dia terkejut karena air mengenai sampai celananya.

"Renjun, main air yuk!"

Renjun menggeleng keras dan memilih duduk. "Nggak mau."

"Yaudah, aku main sendiri." Haechan berlari mengejar air yang sedang surut, lalu berlari menjauh saat ombak sedang naik, dia terus begitu sampai-sampai kakinya tersandung dan dia jatuh.

Dear My Stepbrother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang