Part 2

584 34 4
                                    

Heelloowww, apa kabaaarr???

Yuk bisa yu tinggalkan jejak kalian

Happy reading

.

.

Malam harinya Hanna sedang mengerjakan tugas-tugas sekolah dikamarnya. Meskipun dia termasuk anak yang manja banget tapi kecerdasan nya sangat tidak diragukan. Dia selalu dipilih untuk mengikuti lomba maupun olimpiade apapun oleh guru-gurunya.

Selain cerdas dalam pelajaran, Hanna juga menguasai ilmu beladiri. Dia mempelajarinya karena mempunyai alasan kalau dia selalu ingin melindungi orang-orang yang disayanginya.

Tok tok tokk

"Masuk aja bi" jawab Hanna yang masih sibuk dengan tugasnya

"Neng ayo makan malem dulu. Bibi udah masakin makanan yang enak-enak lhoo," ajak bibi dengan senangnya

"Nanti aja deh bi, aku belum laper" tolak Hanna dengan nada datarnya dan tetap fokus pada bukunya

"Bibi tau pasti bukan karena eneng belum laper kan tapi karena neng gamau makan kalau ga ada mama" tebak bi Erni dengan tepat. Ucapan bi Erni hanya disambut dengan senyuman getir Hanna.

"Bibi udah makan belum?"

"Belum neng, bibi mah nungguin neng makan dulu baru bibi bisa makan dengan tenang" jawab bibi dengan nada bercanda

"Yauda kalo gitu bibi makan bareng aku aja yuk" ajak Hanna yang langsung menarik tangan bibi keluar kamar.

"Bi, kira-kira mama pulang jam berapa ya hari ini?" tanya Hanna yang sudah selesai dengan makannya. Sebenarnya Hanna sudah tau pertanyaan ini ga perlu ditanyakan lagi karena dia sendiri pun sudah tau apa jawabannya

"Menurut bibi, biasanya ibu pulang ke rumah selalu larut malam neng. Bibi tu sering kasian kalo liat ibu pulang kerja, keliatan banget kalo ibu capek. Bibi juga sedih sekarang neng sama ibu jadi jarang punya waktu bareng, pasti neng kangen banget ya"

"Hehe iya bi, tapi percuma juga kalo aku ngomong sama mama. Mama tetep fokus sama pekerjaannya" jawab Hanna

Iya, Hanna pernah ngobrol dengan mamanya waktu mamanya tidak pulang selarut biasanya. Tapi tetap saja ketika pulang cepat mamanya sibuk di ruang kerjanya, Hanna bilang pada mamanya kalau dia sangat merindukan mamanya itu dan ingin meminta waktunya sebentar aja.

Mamanya hanya menjawab bahwa dia juga sangat merindukan anaknya itu tapi dia masih punya tanggung jawab yang harus segera diselesaikan. Disaat itulah Hanna enggan bicara dengan mamanya. Toh kalau mamanya ditanya pun dia akan fokus dengan urusannya sendiri

-------

Terdengar suara mobil yang baru saja datang tepat pukul 00.30 di rumah Hanna.

"Assalammualaikum" ucap seseorang yang baru saja datang

"Wa'alaikumussalam, akhirnya ibu pulang juga. Mau bibi siapin makan atau sesuatu bu?" tawar bibi kepada majikannya itu. Yap itu mama nya Hanna- Nagita Elbiya Prameswari yang baru saja pulang kerja

"Eh bibi belum tidur? Gausa deh bi saya mau langsung istirahat aja. Oiya, Hanna udah tidur bi? Hari ini dia baik-baik aja kan?"

"Neng Hanna udah tidur ko bu, tapi yang bibi liat hari ini dia kayak ga baik-baik aja"

"Emangnya kenapa bi? Hanna sakit?" tanya mama Hanna yang mulai khawatir

"Bukan bu, Neng ga baik-baik aja bukan karena sakit. Tapiii dia akhir-akhir ini selalu murung, terus dia bilang ke bibi semua itu karena dia kangen sama ibu, padahal ibu sama neng satu rumah tapi jarang ketemu" ujar bibi dengan prihatin. Bi Erni cukup tau kedekatan anak itu dengan mamanya, makanya dia bisa merasakan keadaan hati dan perasaan Hanna dalam kondisi apapun

Mendengar penjelasan bibi, Mamanya Hanna hanya bisa tersenyum "yauda bi, saya ke atas ya. Bibi langsung istirahat udah malem banget lho ini"

Setelah mamanya Hanna selesai berganti baju, dia pun masuk ke kamar Hanna untuk melihat anak semata wayangnya itu. Dia pandangi wajah teduh anaknya yang sedang tidur sambil berdialog dengan hatinya. Tanpa terasa air matanya pun luruh membasahi pipinya.

"Hai anak mama" ucapnya yang mulai membuka suara

"Mama gatau harus bicara apa selain kata maaf, maafin mama karena sekarang mama ga bisa ngasih kamu waktu yang banyak seperti dulu," ucap mamanya Hanna sambil membelai surai Hanna dengan air mata yang terus menetes

"Bahkan, untuk menyapa kamu di pagi hari aja mama ga bisa. Mama tau ini berat banget untuk kamu begitupun dengan mama, mama juga gamau seperti ini sayang mama pengen kayak dulu lagi. Mama yang selalu ada untuk kamu, mama yang selalu nemenin kamu, bercanda sama kamu, ya semuanya bersama kamu" Semua yang dikatakannya semakin membuat mamanya Hanna merasa bersalah sekaligus sedih yang amat mengiris hatinya.

Mamanya memang benar-benar menyayangi Hanna dengan hati yang sangat dalam. Dia bisa melakukan apapun demi anaknya, namun keadaan yang satu ini dia harus rela untuk tidak memprioritaskan anaknya. Meskipun dia sadar hal tersebut sangat berat untuk dia sendiri

"Tapi kamu harus tau sayang, cinta dan kasih sayang mama untuk kamu ga pernah berubah sedikit pun. Mama yakin bila nanti sudah saatnya kita pasti bisa seperti dulu lagi"

Setelah mengatakan itu, dihapus air matanya dan mamanya Hanna pun mencium kening Hanna cukup lama. Tanpa seizinnya air mata itu pun kembali turun.





~~~~

Hayooo gimana guysss dengan part iniii??

Jadi sebenarnya mamanya Hanna itu masih sayang banget sama Hanna tapi ya gitu dia juga punya tanggung jawab lain yang ga bisa dia tinggalin gitu aja. Yaa meskipun harusnya seorang anak itu lebih penting dari apapun. Bukan begitu? hehe

Oiya mamanya Hanna juga punya sekretaris pribadi, tapiiii entah apa alasannya dia selalu pengen menyelesaikan pekerjaannya sendiri, paling hanya pekerjaan tertentu aja dia akan meminta bantuan sekretarisnya

Kalian kalo diposisi Hanna gimana? :(

Makaaasoooyy geess masih setia sama cerita ini

Jangan lupa dongss vote dan komennya. Follow jugaaa ekekkekk <3

SEE YUUU :D

HANNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang