Part 11

410 21 3
                                    

Alooo gaisseuu pa kabarrr??
Mon maap yekkk kalo author update nya lama :)

Yo wesss langsung baca aja cusss

Enjoy ygy
.
.

Gita merenung agak lama dengan tatapan matanya yang sendu. Tidak lama kemudian mamahnya datang sambil membawa nampan yang diatasnya ada gelas minuman

Beliau duduk disebelah anaknya itu dan seketika ia iba melihat anaknya yang sangat sedih

Dia bukannya ingin menyudutkan Gita agar semakin merasa bersalah, namun ia juga tak ingin cucunya merasa kehilangan cinta kasih mamanya dan takutnya Hanna lama kelamaan tidak akan peduli lagi dengan mamanya karena terus sibuk dengan pekerjaan kantornya.

Maka dari itu omanya Hanna berlaku tegas kepada Gita

"Diminum dulu Gi" sambil menyodorkan gelas untuk Gita

"Makasih mah" dengan menampilkan senyum getir karena dirinya masih diselimuti rasa sedihnya

"Gita harus kayak gimana lagi mah biar dia mau pulang" katanya dengan pandangan kosong kedepan

"Kamu sayang banget sama Hanna?" pertanyaan yang dilemparkan oleh mamanya sangat aneh menurut Gita

Gita pun menoleh ke mamahnya
"Ya sayang banget dong mah, Gita ga akan bisa bertahan hidup kalo bukan karna Hanna. Mungkin kalo Gita ga punya Hanna saat mas Ezra meninggal, aku ga punya tujuan hidup. Yang bikin aku bertahan sampe sekarang itu cuma Hanna, dia kekuatan aku, dia hidupnya aku, dia sumber bahagianya aku, bahkan kalau aku bisa milih lebih baik aku yang pergi duluan daripada adek yang harus pergi ninggalin aku lebih dulu. Karna aku tau tanpa Hanna, aku ga akan bisa ngejalanin hidup aku seperti sekarang" jelasnya panjang lebar disertai air matanya yang terus mengalir

"Gi, mamah ga bermaksud nyudutin kamu kayak tadi. Mamah minta maaf ya. Mamah cuma mau ngebantu Hanna dan jujur mamah juga ga suka sama kamu yang super sibuk kayak sekarang. Mamah tu pengen ngeliat kamu dan Hanna hangat lagi, ya intinya seperti dulu kamu yang selalu bisa nemenin Hanna setiap waktu, yang selalu nunjukin perlakuan manis kalian, yang ga bisa lepas satu sama lain dan selalu bahagia. Bisa ga?" dengan raut penuh harapan

"Aku bahkan gatau harus jawab apa mah. Aku juga pengen semua itu bisa aku kembalikan, tapi gimana caranya? Mungkin sekarang Hanna udah marah banget sama aku atau mungkin udah benci" katanya yang masih dengan tatapan kosong

"Giii jangan ngomong kayak gitu ah, itu cuma pikiran kamu aja. Hanna ga akan bisa ngebenci mamanya, semarah-marah nya dia tapi dia tetep peduli sama kamu. Setiap dia curhat, dia cerita tentang kamu dia ga bisa bohong dari raut wajahnya kalau dia sangat sayang sama kamu, dia itu cuma sedih dan selalu kesepian aja karena waktu yang kamu berikan untuk Hanna ga cukup. Dia bisa mamah tinggal sendiri, dia bisa nungguin sesuatu yang lama datangnya, tapi dia ga bisaa ditinggal sama kamu dalam waktu yang lama. Bagi dia, mamanya adalah prioritas dalam hidupnya"

Gita menyimak semua ucapan mamahnya dan hatinya sedikit tergores karna mengetahui bahwa dia sudah membuat anaknya bersedih dan kesepian

"Yauda mamah mau ke kamar Hanna, mamah coba ngomong baik-baik supaya dia mau bicara sama kamu" lalu ia beranjak menuju kamar cucunya

Air mata Hanna sudah kering, tapi wajahnya masih menyimpan kesedihan

Omanya sengaja tidak mengetuk pintu kamar Hanna dan kebetulan juga pintu itu tidak terkunci

"Heii cantiknya oma" sambil duduk di tepi ranjang dan mengusap pipi Hanna dengan lembut

"Kita keluar yuk temuin mama kamu. Mama udah nungguin kamu dari tadi, dia mau ngobrol sama kamu sayang.. Boleh ya?"

Hanna masih bergeming

Omanya tersenyum sebelum kembali berbicara
"Deee kenapa, hm? Kamu masih marah sama mama? Maafin aja yah, kan tadi mama udah minta maaf sama kamu, mama juga ga sengaja ngelakuin itu ke kamu, sekarang mama juga lagi sedih dia pengen ngomong sama kamu pengen kamu pulang juga. Kita keluar yah" omanya terus membujuk Hanna dan terus membelai surai Hanna dengan penuh kasih sayang

Lalu Hanna menatap omanya seakan berbicara lewat matanya

"Ayoo" ucap oma dengan senyum

Akhirnya Hanna menurut saja dan keluar kamar untuk menemui mamanya.

"Yauda oma tinggal dulu. Kalian ngomong berdua aja ya, Hanna gapapa ya oma tinggal ke belakang" Hanna merespon dengan tersenyum sekilas

Omanya melirik ke mamanya Hanna
"Gi" setelah itu omanya hanya menganggukkan kepala dan juga tersenyum tipis

Setelah omanya meninggalkan mereka, Hanna pun duduk di samping mamanya namun memberi jarak yang lumayan jauh (jadi mamanya duduk di ujung, Hanna juga duduk di ujung)

"He'em boleh agak deketan gak duduknya?" tanya mamanya was-was

Tanpa mengatakan apapun Hanna menggeser tubuhnya sedikit

"Masih kejauhan adek"

Hanna menggeser lagi

"Geser sedikit lagi pliss"

"Cepet mama mau ngomong apa? Gausa kelamaan, sebelum aku berubah pikiran" Hanna angkat bicara dengan nada yang terkesan ketus

"Okeyy.. Pertama mama mau minta maaf dulu sama kamu tentang kejadian waktu itu, mama bener-bener kelepasan dan ga bisa ngontrol diri mama. Kamuu maafin mama kan?"

"Iya" jujur Hanna sedang tidak mood untuk berbicara dengan mamanya

"Jawabnya jangan iya aja dong, coba bilang iya mama aku maafin" ujar mamanya bercanda

Namun respon yang Hanna berikan malah terkesan menyeramkan. Saat dia menoleh ke mamanya, wajahnya menunjukkan bahwa dia ga suka. 

"Yauda kalo gamau gapapa. Ummm kita pulang yuk" itu bukan pertanyaan tapi pernyataan

"Kalo aku gamau?"

"Kenapa gamau adee"

"Mama pasti tau alesannya" kata Hanna

Mamanya mendengus kasar
"Mama harus apa biar kamu mau ikut pulang?" raut wajahnya menunjukkan dia sudah lelah membujuk anaknya

Tiba-tiba terdengar adzan magrib telah berkumandang

"Aku mau siap-siap sholat maghrib. Dilanjut nanti aja" katanya dengan sikap dingin

Hanna pergi ke kamarnya, begitu pun Gita yang beranjak menuju kamar tamu untuk melaksanakan sholat maghrib







~~~~~

Awkayyy segini dulu ya sayyy
Tysm yang udah bacaaa ^^

Vote nya dekh kack
Komennya juga dongg hihi

SEE YOUUU MWAH

HANNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang