– Jakarta
Hanna dan Gita sudah tiba di rumahnya. Kondisi Hanna juga tidak lagi buruk seperti kemarin.
Mereka tiba dengan selamat tanpa kekurangan apapun.
"Maah, aku mau nonton TV dibawah yaa" ucap Hanna saat keluar dari kamar mandi
"Ngga mau istirahat aja?" tanya Gita yang sibuk mengeluarkan oleh-oleh yang ia beli sebelum pulang
"Ngga, soalnya aku sekalian mandi jadi ga ngantuk lagi"
"Yauda, nanti kalo mau makan bilang bibi aja ya dek. Kamu baru makan sedikit tadi"
"Okee, babai mama" ia pun keluar kamar dan menuruni tangga
Saat sudah berada di ruang TV bawah, ia langsung menyalakan TV tersebut dan mencari film di salah satu platform.
Hanna membaringkan tubuhnya dengan posisi miring menghadap TV dan juga menyelimuti badannya.
Ketika tengah asik menonton film tersebut, tiba-tiba ada yang menutup mata Hanna dari belakang.
"Ish siapa si? Aku lagi nonton tau, ganggu dehh" ucap Hanna sambil berusaha melepaskan tangan yang menutup kedua matanya itu namun tidak bisa.
"Oh jadi aku ganggu nih? Ga kangen ya sama cici nya?" sindir Zera dengan melepaskan tangannya yang menutupi mata Hanna
Hanna kalang kabut mendengar ucapan Zera.
"Ciciiii" teriaknya antusias dan langsung berdiri di hadapan Zera
"Gak gituu maksud akuu.. Aku kangen banget banget banget bangeettt sama cici aku iniiii" lanjutnya dengan menggenggam kedua tangan Zera. "Mau pelukk ciciii" sambil merentangkan lebar kedua tangannya
Namun Zera tak menggubris hal itu. Denial.
Karna lama menunggu respon Zera, akhirnya Hanna langsung mendekap erat tubuh Zera. Sedikit terhuyung, tapi untungnya Zera masih bisa menahan keseimbangannya.
"Kangen cicii" lirih Hanna di pelukan itu
Perlahan tangan Zera terangkat mengelus lembut punggung dan juga kepala Hanna.
"Me too. Lebih lebih kangen dari kamu kangen ke cici. I miss you so much dedek" ia pun mengecup pucuk kepala Hanna beberapa kali. "Dedek ko makin kurus sih?"
"..." Ia diam tapi air matanya menetes membasahi baju Zera
"Eh ko nangis? Kenapa?"
Hanna menggeleng
"Kangen cici hiks""Kamu sii lama banget di Eropa" ledek Zera yang malah membuat Hanna makin nangis
"Udah ah, kan cici udah sama dedek masa nangis. Coba sini liat" ia menggenggam tangan Hanna agar melepaskan pelukannya
Lalu ia menangkup pipi Hanna untuk mengusap air mata Hanna.
"Cici boleh nangis juga ga?"
"Kenapa" katanya dengan suara serak
"Pipi mbul kamu udah ilanggg ish, gasukaaaa"
"Lebay ih cici"
"Pasti disana dedek makan nya susah kan jadi kurus gini. Awas aja nanti cici bakalan bikin pipi dedek gemoy lagi" peringat Zera
"Terserah deh ci. Aku mau nonton" ia kembali menatap TV di depannya dengan posisi duduk di sofa.
Zera pun bergabung duduk disebelahnya.
"Mama lagi ngapain dek?"
"Masih sibuk ngurusin oleh-oleh diatas"
"Asseek, oleh-oleh buat cici ada dong?" katanya dengan menaik turunkan alisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA [END]
General FictionHanna, seorang anak perempuan yang sangat disayangi dan dicintai oleh mamanya. Bahkan, seluruh keluarga besarnya juga sangat menyayanginya. Kalau ada kalimat "tuhan itu adil sama semua makhluk nya" itu tidak berlaku untuk seorang Hanna. Hidup dia sa...