Setelah bangun dari tidurnya, Hanna segera mandi dan bersiap-siap untuk sekolah. Kejadian semalam masih berputar dikepala Hanna, entah kenapa dia menjadi tidak pantas mendapatkan apapun dari mamanya, karna ia hanya anak yang diadopsi.
Ia pun berjalan keluar kamar dengan menggendong tas dipundaknya.
Namun, ia terkejut karna mamanya berdiri tepat di depan pintu kamarnya.
"Good morning, cantik" sapa mamanya dengan tersenyum manis
Hanna tidak menjawab apapun bahkan pandangan matanya melihat kearah lain.
"What's wrong? Everything is okay?" ucap mamanya
"Kenapa semalem kamar kamu dikunci? Umm mama ngelakuin kesalahan? Hm?"
Sekuat tenaga Hanna menahan air matanya agar tidak pecah di depan mamanya.
"Jawab mama sayang"
Hanna menghela nafas
"Aku, cuma mau sendiri aja jadi sengaja aku kunci. Maaf, tapi aku harus berangkat sekolah sekarang" ia pun meninggalkan mamanya begitu sajaGita mengejar nya hingga keluar rumah, tapi mobil yang membawa Hanna sudah lebih dulu pergi.
"Dia kenapa sih?" ucap Gita kesal
Lalu ia pun kembali ke dalam hanya untuk mengambil tas nya dan langsung pergi ke kantor.
.
.
.Hanna sama sekali tidak bisa fokus mengikuti pelajaran dikelas. Sedari tadi ia hanya melamun dengan tatapan kosong.
"Na, lo kenapa?" tanya Caca
Hanna bergeming
"Hanna, lo kenapa??" tanyanya lagi kali ini dengan mencolek lengan Hanna menggunakan pulpen
"Hah? Lu ngomong apa Ca? Sorry tadi gue lagi bengong" ucap Hanna menoleh ke Caca
"Iya, lo kenapa? Kenapa bengong mulu dari tadi?"
"Ga ada apa-apa ko. Perasaan lo aja kali, gua bengong merhatiin materi dipapan tulis"
"Kenapa si Na? Ada masalah dirumah? Mau cerita ga?"
"Ngga ada Caca, udah ah mending lanjutin tuh ntar waktu lo abis"
***
Tok tokk tok
Suara pintu ruangan Gita diketuk.
"Permisi" ucap Luna yang langsung masuk karena Gita tidak mengucapkan apa-apa dari dalam
"Ibu ini ada beberapa dokumen yang harus ditandatangani" ucap Luna formal
Namun, Gita tidak menanggapinya. Luna pun mengibaskan tangannya di depan wajah Gita.
"Heellooo" ucap Luna
"Eh.." ujar Gita dengan mengedipkan matanya beberapa kali
"Oh Luna. Ada apa Lun?" ucap Gita dengan memijit kedua pelipisnya
"Ini dokumen yang harus ditandatangani" ucap Luna mengulangi perkataannya
Gita pun membuka pulpennya dan menandatangani dokumen tersebut satu per satu.
"Git"
"Hm?"
"Are you okay?"
"I think, no"
"Kenapa?"
"Oh ngga, gapapa ko Lun" katanya dengan menggelengkan kepala agar Luna yakin.
"Umm.. o-okay"
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA [END]
Fiksi UmumHanna, seorang anak perempuan yang sangat disayangi dan dicintai oleh mamanya. Bahkan, seluruh keluarga besarnya juga sangat menyayanginya. Kalau ada kalimat "tuhan itu adil sama semua makhluk nya" itu tidak berlaku untuk seorang Hanna. Hidup dia sa...