END

526 17 0
                                    

Saran aku putar lagunya terus berkali-kali sampai kalian selesai baca part ini hehee.

.
.
.

"DEDEEKKKK"

Zera terbangun dengan nafas yang tersengal-sengal dan kening yang dipenuhi keringat. Ia melirik ke arah brankar Hanna.

Adiknya masih terbaring dengan wajah pucat disana. Zera bernafas lega karna ia hanya bermimpi buruk tadi.

Namun, karna mimpi tersebut membuat Zera menjadi gelisah dan perasaan takut nya menghantui lagi.

Ia berdiri mendekati Hanna dan duduk di kursi samping brankar Hanna.

Zera menggenggam sebelah tangan Hanna dan menempelkannya ke pipinya.

"Dek, kamu mau berapa lama lagi tidur kayak gini? Kamu ga kangen sama cici? Udah dua hari sayang, betah banget si nutup matanya. Apa kamu mimpi indah jadi gamau bangun ya, hm?" ujar Zera lembut dengan tangan satunya yang membelai surai serta kening Hanna

"Cici kangen kamu dek. Cepet bangun yaa, cici selalu nungguin kamu disini. Jangan menyerah ya sayang, cici gamau kehilangan kamu dek. Sayang cici ke kamu udah sangat besar, cici ga bisa membohongi itu. Cici takut gimana kehidupan cici kalau kamu udah ga mengisi hari-hari cici lagi disini dek"

Saat Zera tengah menatap wajah Hanna sambil tersenyum, tiba-tiba saja tangan Hanna yang tidak digenggam Zera menunjukkan pergerakan. Zera menyadari itu dan langsung menekan bel agar dokter segera mengeceknya.

"Heii, sayang.. dedekk" ucap Zera dengan mengelus kedua pipi Hanna dan menetekan air mata.

Tak lama dokter dan satu suster pun masuk ke ruangan Hanna dan langsung memeriksa keadaan Hanna.

"Gimana dok?" tanya Zera

"Kondisinya mulai stabil, pasien akan sadar dalam beberapa menit kedepan. Saat ini tidak perlu ada yang dikhawatirkan lagi, semoga saja kondisinya semakin membaik dan terus stabil" ungkap dokter itu dan langsung keluar dari ruangan Hanna.

"Terimakasih ya Allah, tolong sembuhkan dedek" gumam Zera

Lalu Gita masuk ke dalam ruangan Hanna dengan membawa makanan untuk dirinya dan Zera.

"Ci ada apa? Dokter abis dari sini kan tadi? Adek kenapa ci?" tanya Gita bertubi-tubi

"Ga ada apa-apa maa.. Tadi tangan dedek gerak terus aku panggil dokternya, kata dokter kondisi dedek mulai stabil dan dedek akan sadar beberapa menit lagi"

"Syukurlah"

.
.

"Dedek mau mam buah ga?" tanya Zera yang sedang mengupas buah mangga

Hanna sudah sadar sejak sepuluh menit yang lalu. Ia juga sudah dipindahkan ke ruangan rawat.

"Boleh ci, aku mau buah pir"

"Okee"

Gita yang tadi sempat harus ke kantor dan dikabari oleh Zera bahwa Hanna sudah sadar pun menjadi terburu-buru untuk kembali ke rumah sakit.

"Mamaaaa" riang Hanna menyambut mamanya yang baru saja masuk

Gita berlari dan memeluk Hanna erat. Sangat erat.

"Hikkss.. hiks.. jangan tinggalin mama sayang" ucap Gita sambil memejamkan matanya

Hanna mengelus punggung mamanya dengan lembut.

"Aku ga akan ninggalin mama dan siapapun. Aku disini mama" ujar Hanna menenangkan Gita

Gita melerai pelukannya dan menghapus air matanya. Hanna tersenyum kearah Gita.

HANNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang