Part 12

366 19 0
                                    

Entah kenapa dari Hanna masuk ke kamarnya untuk melaksanakan sholat  sampai sekarang ia belum menunjukkan batang hidungnya.

Padahal mamanya sudah menunggu cukup lama. Namun omanya Hanna muncul menghampiri Gita yang sedang duduk di sofa.

"Gi kamu masih belum selesai ngomong sama Hanna?"

"Iya mah tadi kata dia abis sholat mau ngelanjutin lagi tapi sampe sekarang dia belum keluar kamar. Aku mau samperin takutnya dia marah" kata Gita

Mau ga mau omanya yang harus menyuruh Hanna keluar kamar agar mamanya tidak terus menunggu lama

"Yauda biar mama yang suruh dia keluar" diakhiri dengan senyum hangat nya yang kalau orang lihat pasti akan merasa tenang. Tidak lupa pula untuk mengelus surai anaknya sebelum berdiri.

Hanna POV

Aku bener-bener ga paham sama mama. Kenapa tiba-tiba ngajak aku buat pulang, segampang itu? Kenapa juga aku ga pernah bisa marah sama mama?

Mending sekarang aku ambil wudhu abis itu sholat maghrib

.
.

Gatau kenapa sekarang aku jadi males buat keluar kamar dan nemuin mama lagi.

"Kenapa sih mama maksa aku pulang sekarang. Lagian kalo aku pulang emangnya biar apa" ucapnya pada diri sendiri di depan cermin meja rias

"Seandainya mama tau aku selalu kesepian di rumah apa mama bakal mengurangi kesibukan mama? Aku selalu pengen ada di deket mama setiap saat, ga ada sedetik pun aku ga kangen sama mama. Apa sekarang mama lebih peduli dan lebih memilih pekerjaan mama daripada aku? Kenapa semuanya bisa berubah banget sekarang? Dulu waktu papa masih ada sama kita, mama selalu ada untuk aku, selalu bisa nemenin aku, selalu bikin aku bahagia, dan selalu jadi temen aku untuk cerita. Sekarang aku malah lebih banyak cerita ke oma. Bahkan, saat itu aku hampir ga pernah nangis dan kesepian" bicaraku dalam hati dan tak terasa air mataku mengalir

"Tapi sekarang.. semua itu kayak berubah dan beda. Mama yang selalu sibuk, pulang larut malam, ninggalin aku keluar kota, dan jarang mempunyai waktu luang untuk aku. Sebenernya mama maunya apa? Aku nginep di rumah oma malah disuruh pulang. Salahnya dimana kalau aku nolak untuk ikut pulang. Aku capek, kalo aku dirumah yang aku liat cuma bibi, selebihnya rumah itu terasa kosong, sepi dan membosankan. Aku cuma bisa di dalem kamar sambil nonton tv, main hp, baca buku, ngelukis, udah aku gatau harus ngapain lagi. Kalo disini aku masih ditemenin oma, cerita sama oma, bisa nonton bareng, jalan-jalan bareng, dan oma juga bisa bikin aku senyum setiap hari. Istilahnya oma itu manjain aku banget. Sebagai anak yang emang manja, aku suka diperlakukan seperti itu. Apa mama lupa seberapa manja nya aku sama mama sampe bisa-bisanya lebih mentingin urusan perusahaan? Kalo emang kayak gitu, lebih baik aku tinggal sama oma"

------
Author POV

Ceklekk
Pintu kamar Hanna terbuka tanpa diketuk terlebih dahulu. Siapa lagi kalau bukan omanya sendiri

"Naa" panggil omanya sambil masuk ke dalam

Karena kaget dengan kedatangan omanya yang tiba-tiba, Hanna buru-buru menghapus air matanya yang membasahi pipinya itu.

"Iya oma, ada apa?" katanya yang sudah memutarkan badannya menatap oma

"Kamu ko ga keluar kamar, mama dari tadi udah nungguin kamu di luar lho. Katanya kamu mau ngelanjutin ngobrol nya setelah sholat"

"Oh iya oma tadi aku baru mau keluar tapi oma udah nyamperin aku kesini" sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

Tanpa Hanna sadari omanya sedang menyelisik kedua matanya

"Kamu abis nangis ya?" Hanna terkejut kenapa omanya bisa tau dan ia juga bingung harus menjawab apa

"Apasi omaa aku ngga nangis ko" dengan nada bercanda

"Kamu lupa kalo kamu ga bisa bohong sama oma?" Omanya benar. Hanna ga akan pernah bisa bohong sama omanya. Kalau omanya sudah membaca dari sorot matanya, Hanna ga akan bisa mengelak lagi.

"Maaf oma" katanya dengan menunduk. Omanya langsung membawa Hanna kedalam pelukannya.

"Yauda sekarang temuin mama kamu, bicara baik-baik yah" titah omanya

"Iya oma"

Mereka menghampiri Gita yang sedang bersandar di sofa sejak tadi dan oma meninggalkan mereka berdua agar lebih nyaman ngobrolnya.

Hanna masih menjaga jarak duduknya. Mamanya yang melihat itu hanya menampilkan senyumnya. Tapi Hanna sama sekali tidak melirik mamanya

"Jadi?" ucap mamanya menggantung

"Apa?" Hanna bingung

"Jadi kamu mau pulang kan sama mama?"

Seketika Hanna menoleh dan menatap mamanya agak lama

"Aku udah bilang kan kalo aku masih mau disini. Emangnya kenapa si aku harus banget pulang sekarang? Mama juga kenapa maksa aku? Kalo aku mau pulang, udah sampe rumah terus mama mau apa?" Hanna mencoba untuk menahan emosinya

Mamanya mendekat dan mengubah posisi duduknya sejajar menatap wajah Hanna. Gita mengangkat tangannya yang ingin menghapus air mata anaknya yang Hanna pun tidak tau kenapa menetes.

Namun Hanna seakan menolak itu, terlihat dia yang langsung memalingkan wajahnya

"Dee jujur mama juga gatau kenapa mama maksa kayak gini, tapi yang mama rasa mama pengen kamu pulang sekarang sayang" wajahnya menunjukkan penuh harap

Hanna melirik mamanya lagi
"Buat apa maa?" nada bicaranya sudah terdengar capek

Mamanya menggelengkan kepala
"Pliss" matanya mulai berkaca-kaca

Tiba-tiba Hanna langsung berdiri dan pergi. Saat dia ingin membuka pintu kamarnya, mamanya membuka suara

"Kalo kamu ga mau pulang, kamu udah ga sayang sama mama" katanya yang terdengar seperti ancaman

Hanna berdecak kasar. Dia masuk ke kamar dan menutup pintunya agak keras. Gita yang melihat itu hanya bisa memejamkan matanya

Sedangkan Hanna duduk dibalik pintu kamarnya sambil menangis cukup deras dan menahan agar suaranya tidak terdengar.

Gita beranjak untuk mencari mamahnya dan pamitan pulang karena dia pikir Hanna ga akan keluar kamar lagi dan tetap mau disini

Ternyata mamanya ada di kamarnya, ia pun masuk dan berpamitan

"Mah Gita pulang sekarang ya" ucapnya sambil duduk di tepi ranjang

"Hanna ikut pulang?"

"Dia tetep gamau pulang, aku udah bujuk dia tapi dia emang masih mau disini mah. Dia juga udah masuk ke kamarnya dan kayaknya ga akan keluar lagi jadi yauda gapapa Gita pulang sendiri aja" diakhiri dengan senyum manisnya

"Kamu nginep disini aja kalo gitu gausa pulang" tawar mamahnya

"Gita gamau. Kalo aku ikutan nginep disini takutnya Hanna akan mikir kalo aku tetep maksa dia buat pulang. Lagian ini juga belum terlalu malem kok mah jadi gapapa kalo Gita pulang sekarang"

"Yasudah kalo kamu maunya gitu. Mamah anterin ke depan yuk"

Sebelum mereka ke depan rumah, omanya Hanna memberitahu Hanna dari depan pintu kamarnya kalo mamanya akan pulang

"Hannaaa ini mama mau pulang sayang" tidak ada respon dari Hanna

"Naa" panggil omanya

"Udah gapapa mah mungkin dia masih marah sama aku atau lagi badmood" ujar Gita. Mamahnya menganggukkan kepala dan meninggalkan kamar Hanna

"Yauda aku pamit pulang ya mah. Titip Hanna kalo ada apa-apa kasih tau aku" pamitnya yang sudah di depan rumah

"Iyaa gausa khawatir. Hati-hati di jalan kalo udah sampe rumah hubungin mamah" Gita hanya merespon dengan tersenyum dan mengangguk









~~~~~~

Ihiwwww gimana2 dengan part ini?
Kasih tau author dong

Btw author masih merahasiakan visual cerita ini yekkk
Aing bingung gesss takutnya tidak sesuai ekspektasi kelennn

Luvvvv banya2 yang udah baca dan udah nungguin update an crita inii

HANNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang