Tak terasa hari ini adalah hari terakhir Hanna dan Gita liburan di negara orang. Untuk mengakhiri liburannya mereka akan mengunjungi kota paris dan menikmati momen di dekat menara Eiffel.
Mereka akan sampai disana saat malam hari. Namun, Hanna merasa kondisinya kini sepertinya sedang tidak baik-baik saja.
Ia merasa kepalanya pusing berat, tubuhnya sangat lemas, mual bahkan seperti ingin muntah tapi ia tahan.
"Adekk makan dulu sayang" panggil Gita mengajak Hanna untuk segera ke meja makan
Hanna berusaha menutupi rasa sakitnya.
"Iya mama" ia pun berjalan dengan tubuh yang sangat lemas
Sesampainya di meja makan, terlihat Gita yang sedang menyiapkan makanan diatas meja tersebut.
"Haii.." ucap nya tertahan saat melirik ke Hanna yang masih berjalan mendekati meja makan
"Adekk kamu kenapa?" ucapnya panik dan segera membawa Hanna duduk di kursi
"Kamu pucet banget, kamu juga demam dek" sambil menempelkan telapak tangannya di kening Hanna untuk mengecek suhu badan Hanna
"Ke rumah sakit ya?"
Hanna menggeleng keras
"Ngga usa mamaa.. aku gapapa kok""Gapapa gimana sih Hanna"
"Mama udah yaa, kita mau makan kan? Ayo makan"
Gita pun mengalah dan mengambil makanan untuk Hanna.
"Sshh.." ringis Hanna sambil memegang keningnya sesekali dipukul berharap pusingnya mereda
Padahal tadi sebelum ke meja makan ia sempat meminum obat nya tapi kenapa rasa pusing dan mualnya tidak hilang.
"Jangan dipukul gitu nanti makin sakit" seraya menarik tangan Hanna dan memeluknya
"Sakit banget kepalanya, hm?"
Hanna mengangguk
"Makan dulu yaa"
Gita menyuapi Hanna, namun saat suapan keduanya Hanna tidak bisa lagi menahan rasa mualnya yang ingin mengeluarkan sesuatu
"Huuek.."
"Hei kenapa.. Sini kalo mau muntah" ucap Gita lembut dan membawa Hanna ke kamar mandi
"Mama tunggu diluar aja ya" kata Hanna sambil menahan Gita masuk ke dalam dan tanpa lama-lama ia langsung mengunci pintunya dari dalam
Ia pun langsung memuntahkan rasa mualnya yang sedari tadi sangat membuatnya tidak nyaman. Alangkah terkejutnya Hanna, ia kembali muntah darah.
"Astaga" ucapnya lirih dan langsung membuka keran air nya
Rasa mualnya kembali lagi dan darah itu keluar lagi dari mulutnya. Tubuh Hanna benar-benar lemas sekarang. Bahkan hidungnya juga sudah mengalirkan darah merah pekat.
"Hiks.." Ia bersihkan hidungnya sambil menangis
Bahkan saat darah nya sudah tidak mengalir lagi ia masih meluruhkan air matanya lebih deras seakan menyalurkan rasa sesaknya.
"SAYANGG KAMU GAPAPA KAN?" teriak Gita dari balik pintu kamar mandi sambil menggedor pintunya
"ADEEKK"
Tanpa menunggu lama lagi Hanna langsung membasuh wajahnya dan mengeringkannya agar mamanya tidak tau kalau ia habis menangis.
Ia pun membuka pintu kamar mandi tersebut, nampaklah wajah mamanya yang penuh kekhawatiran terhadap dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANNA [END]
General FictionHanna, seorang anak perempuan yang sangat disayangi dan dicintai oleh mamanya. Bahkan, seluruh keluarga besarnya juga sangat menyayanginya. Kalau ada kalimat "tuhan itu adil sama semua makhluk nya" itu tidak berlaku untuk seorang Hanna. Hidup dia sa...