Chapter 17 part 2

67.4K 6.7K 348
                                    

Kepalaku menoleh cepat melihat pria di belakangku.

"Kak Axel!" sapaku kelewat antusias.

"Hi!" sapa Kak Axel balik.

Kuletakkan semua piring-piring di meja terdekat untuk sementara. Pria itu merentangkan tangannya yang kubalas dengan sebuah pelukan erat. Sudah lama benget nggak ketemu orang ini. Asli, he is one of my bestfriend sejak SMP dan SMA! Dia salah satu orang yang sering kasih aku semangat saat ujian masuk kuliah dulu. Tapi setelah aku lolos ke universitas, aku dengar dia dapat beasiswa S2 ke luar negeri setelah menyelesaikan studi hanya dengan kurun waktu 3 tahun dua bulan.

"Senang banget bisa ketemu lagi sama kamu di sini," ujarnya.

"Aku yang jauh lebih seneng lihat kakak di sini!"

"Awww ... kamu masih imut aja. Bagaimana? Lebih menyenangkan kuliah ketimbang masuk Akmil kan? Terus sekarang kuliahnya bagaimana? Lancar?" tanya Kak Axel.

"Udah semester akhir, sisa dua mata kuliah dan mulai skripsi."

"Bagus, ayo cepet lulus supaya aku bisa cepet lamar kamu."

Aku tertegun atas kalimat barusan. Aku tahu, mungkin Kak Axel niatnya hanya bercanda tapi tetap saja aku sudah ada yang punya sekarang. Rasanya nggak benar untuk bercanda seperti itu. Teringat akan Mas Aji yang menunggu, aku mencoba menghentikan perbincangan kami. Kuangkat jemariku agar Axel melihat cincin pernikahanku.

"Damn, kamu udah tunangan?" Aku menggeleng. "Nggak mungkin, kamu menikah di umur segini? Jangan-jangan ... kamu ...."

"Aku apa?" tanyaku tajam.

Kak Axel memajukan tubuhnya untuk berbisik "Hamil duluan?"

"Ya enggaklah!" sergahku tak terima akan tuduhan tersebut. Kak Axel itu salah satu orang yang ahu kalau aku bukan tipe yang menikah cepat. Tapi seharusnya dia juga tahu dong kalau aku bukan tipe anak yang pergaulan bebas?

Kak Axel tertawa kencang melihat wajah kesalku. "Ah kamu masih aja imut, tapi sayang udah punya orang." Aku hanya mencibir tapi segera kumaafkan.

"Btw, Asmara juga ada di sini loh, Kak!"

"Oh ya? Ayo ngobrol sama Mara!"

Aku mengajaknya untuk berjalan bersamaku. Kak Axel membantu membawa piring-piringku, aku hanya berjalan santai dengan dua gelas teh di tangan. Untukku satu dan Mas Aji satu.

"Itu dia!" Aku menunjuk sebuah meja bundar yang aku tempati sebelumnya, masih ada Mas Aji yang sedang mengobrol dengan Mas Yusuf, ada pula Mara yang bergelayut manja di lengan suaminya.

Kak Axel menghentikan langkahku. Wajahnya terlihat terkejut dengan mulut terbuka lebar. "Kamu sama Mara satu bangku? Sudah baikkan?" tanyanya. Dilihat dari sorot mata tajamnya, sepertinya Kak Axel cukup terkejut melihatku satu meja dengan Mara.

Aku tak menggubrisnya dan kembali duduk di samping Mas Aji. Kutepuk kursi di sampingku agar Kak Axel ikut bergabung.

"Asmara?" panggil Kak Axel.

"Kak Axel?"

Aku membiarkan Asmara dan Axel saling melepas kangen. Oh iya, aku hampir lupa, Kak Axel adalah kakak kelas SMP dan SMA kami berdua, ia juga merupakan teman dekat dari Daniel. Jadi otomatis karena aku pernah dekat sama Daniel aku juga kenal beberapa teman dekatnya, salah satunya adalah Kak Axel ini. Tapi keduanya berpisah SMA. Daniel pergi ke SMA lain, sedangkan aku dan Mara masuk ke SMA yang sama seperti Kak Axel tempati.

Ceritanya adalah, dulu aku mempercayai bahwa Daniel menyukaiku, ia memberi banyak perhatian kecil, seperti membantuku dalam pelajaran sekolah, menggodaku sebagai adik kelas favoritnya dan sering memberikanku cokelat. Akan tetapi dunia k-pop menyerang. Kalian tahu apa yang terjadi dengan aku dan Mara. Hanya saja, Daniel semakin memperparah perang kami.

Suck It and See (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang