Chapter 2

185K 15.9K 465
                                    

Qia's POV

Aku telah menyelesaikan sesi terakhir kuliah pada hari ini. Sebenarnya pukul empat sore nanti ada kelas lagi tapi karena dosen kelas tersebut berhalangan hadir maka jadwal kelas akan diganti esok hari di jam yang sama. Segera kurapikan semua kertas dan peralatan menulis ke dalam totebag. Tanpa menunggu kelas kosong, setelah dosen mengucapkan salam, aku pun segera menggerakkan kakiku cepat keluar ruangan.

Sangat senang rasanya hari ini karena aku akan main ke rumah Tante Wirya untuk pertama kalinya. Yeay! Beberapa hari setelah pertemuan pertama kami di acara pernikahan teman SDku saat itu, aku dan Tante Wirya melakukan komunikasi dengan cukup intens. Hobi memasak menjadi topik paling spesial saat berbincang. Dan yang paling membuatku semakin respect kepada Tante Wirya adalah beliau berniat untuk mengenalkan program penggalangan dana fakultasku kepada ibu-ibu persit

Sudah dua kali juga aku bertemu dengan beliau di saat pertemuan ibu-ibu persit. Walaupun sebenarnya aku kurang nyaman berada di sekeliling wanita-wanita kaku berseragam hijau tersebut tapi Mama dan Tante Wirya telah berjanji untuk membantu organisasi penggalangan dana milik kampusku. Jadi, mau tak mau aku harus menemani keduanya untuk rapat bersama mereka. Aku juga sudah mengenal beberapa dari mereka karena dulu sejak kecil aku sering diajak mama untuk bermain bersama dengan anak prajurit lainnya. Bisa dibilang hubungan kami baik-baik saja tapi seiring berjalannya waktu aku punya kesibukan lain dan bersosialisasi dengan ibu-ibu semakin canggung buatku.

Sebenarnya aku bisa saja selama ini menggunakan jabatan papa dan mama untuk kuberikan proposal mengenai penggalangan dana. Hanya saja itu sedikit melanggar principle yang kupegang teguh selama ini. Yakni harus bisa berdikari! Berdiri di atas kaki sendiri! Sedangkan kalau Tante Wirya adalah hasil aku mempromosikannya sendiri bukan karena aku minta mama membicarakan hal tersebut kepada Tante Wirya.

Hari ini berbeda. Tante Wirya tidak mengundangku ke rapat ibu-ibu persit. Karena tadi siang tiba-tiba saja mama meneleponku. Mama bilang bahwa keluarga Wirya mengajak kami untuk makan malam bersama dan Tante Wirya sengaja mengundangku lebih cepat untuk membantunya memasak. Tentu saja aku senang. Setiap kali bertemu, beliau selalu bertanya "Kapan ya kita bisa masak bareng?" tapi akibat kesibukanku juga Tante Wirya yang kembali ke Ibu Kota semua rencana hanyalah wacana belaka. Dan akhirnya! Setelah programku kini berjalan aku jadi memiliki waktu longgar dan Tante Wirya mengundangku di saat yang tepat.

Aku menunggu di depan lobi karena mama bilang bahwa aku akan dijemput oleh ajudan Om Wirya. Cukup lama aku menunggu membuat suasana jadi membosankan bahkan sekarang kakiku mulai lelah akibat berdiri terlalu lama. Berkali-kali kulirik jam tangan dan ternyata aku sudah menunggu hampir setengah jam di lobi. Beberapa teman kampusku kusapa saat berpapasan. Seorang adik tingkat yang kukenal dari organisasi BEM menghampiriku untuk bertanya tentang Laporan Pertanggungjawaban untuk kegiatan lain.

Sebuah mobil sedan hitam bersih berhenti di depan lobi tepat di hadapanku. Aku melihat plat nomornya dan ternyata mobil milik Om Wirya. "Oke, nanti aku chat aja kelanjutannya. Aku harus pergi," Ujarku sembari menutup map dan mengembalikannya pada adik tingkat di depanku.

"Oke, Kak, makasih banyak sekali lagi ya." Aku tersenyum dan membalas melambaikan tangan padanya.

"Ah akhirnya...." Aku bernafas lega ketika melihat mobil Om Wirya tepat di depanku. Seorang pria dewasa keluar dari pintu pengemudi dengan wajah datar. Alisku terangkat melihat perawakan pria di depanku yang bisa dibilang ... cukup keren untuk ukuran seorang ajudan. Kaos hijau khas militer dengan celana panjang hijau loreng membuat beberapa mahasiswa maupun mahasiswi menghentikan langkah mereka untuk melihat lebih lama. Aku yang menjadi pusat perhatian segera mendekat dan menurunkan kuncir rambutku agar tak ada yang mengenaliku. Meskipun cowok di depanku keren pake banget tapi ditatap dengan tatapan penasaran sangat tidak menyenangkan.

Suck It and See (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang