BAB 1

64.3K 883 5
                                    

Tessa memasang stoking berwarna hitam pada kedua kakinya, dress bludru ketat berwarna maroon adalah pilihannya malam ini untuk bekerja. Apa yang berada di dalam pikiran kalian? apakah kalian berpikir dirinya berkeja di sebuah klub malam? atau berkerja sebagai seorang jalang. Sayangnya pekerjaan Tessa bukanlah serburuk itu, bisa di katakan pekerjaaanya lebih baik dari pada menjual diri.

Ponselnya kembali berbunyi. Tessa segera mengangkatnya panggilan itu berasal dari pelanggan yang menyewa jasanya malam ini.

"Beri aku waktu 5 menit. Apa kau sudah berada di depan?" Tessa masih tak tak mengenal jelas siapa pelangganya malam ini, bagaimana wajahnya juga Tessa tak mengetahui. Satu hal yang ia ketahui, pria itu bernama Harry berusia 30 tahun, bisa di katakan berbeda sekitar 7 tahun dari Tessa yang baru saja berusia 23 tahun saat ini.

Tessa segera berlari dan berdiri di depan meja rias yang telah tua. Ia memoles lipstick berwarna merah gelap, dan melepaskan rol rambutnya. Membiarkan rambut pajangannya yang bergelombang itu, jatuh menutupi bahunya yang terbuka.

Tessa hidup dengan keadaan sulit dalam masalah uang sejak ia kecil. Sedari kecil Tessa sudah terbiasa berkeja untuk membayar hutang pamannya yang tak pernah ia lihat wajahnya. Tapi sialnya! renternir terus saja mencari Tessa setiap bulan dan hal itu membuatnya merasa muak.

Untung saja tuhan memberinya berkat dengan di beri sebuah keuntungan wajah yang rupawan. Tubuh yang indah, semuanya terlihat goals tanpa sadar Tessa mulai terbiasa menjadi wanita sewaan dalam pekerjaan apapun selain memuaskan nafsu.

Dirinya bisa jadi pelakor, Istri bohongan, tunangan, kakak atau adik apapun itu. Bahkan seorang pacar sewaan semuanya bisa ia lakukan. Asal semua yang ia lakukan sesuai dengan uang dan kesepakatan yang telah dirinya ditentukan. Dan satu lagi yang harus di ingat!!bahwa dirinya berkeja mengunakan jam.

Tessa keluar dari sebuah apartemen sederhana yang baru saja ia beli selama 2 bulan terakhir. Semuanya ia beli dengan hasil dari kerja kerasnya Tessa melihat mobil Lamborghini berwarna biru.

"Damn! ternyata dia cukup kaya juga." Tessa berkata dalam hatinya, sebelum ia melangakah semakin dekat dengan mobil itu. Tangan Tessa mengetuk kaca mobil mahal itu.

Klik.

Pintu mobil terbuka ke atas. Hal itu tak mengejutkan bagi Tessa Karena, memang para orang yang menyewa jasanya sebelumnya juga pernah mengunakan mobil semaha ini. Sehingga, dirinya tak lagi merasa udik.

Pria bersetelan jas rapi dengan dasi kupu- kupu itu terlihat angkuh. Dibalik kemudi dengan kaca mata hitam yang membingkai wajahnya, menurut pendapat Tessa pria itu cukup tampan.

Apa yang kalian harapkan, apa pria itu akan terlihat manis dan menyambut kedatangan Tessa seperti seorang putri? Blushitt! sikap orang kaya yang punya segala harta akan sombong. Dan lagi pula, mereka mengunakan jasa Tessa dan membayar uang.

Mobil mulai berjalan meninggalkan tempat tinggalnya, tak ada percakapan antara kedua manusia itu untuk beberapa menit selama perjalanan.

"Kau harus berpura pura menjadi kekasihku. Dan buat wanita yang di jodohkan denganku membenciku." Tessa hanya mengangguk, saat Harry pria yang menyewa jasanya dengan harga yang fantastis.

Mereka boleh memeluk Tessa dan mencium bibir Tessa. Jika dirinya menyetujui, dan setiap pasanganya berhak untuk memegang tangan sebagai pendukung akting mereka.

Mobil yang mereka tumpangi berhenti disebuah Restoran bintang lima. Tak salah bagi Tessa mengunakan sedikit uangnya membeli dress mahal hari ini. Karena, ia memiliki firasat bahwa perkejaanya hari ini cukup sulit karena di lihat dari nominal uang uang di tawarkan.

"Kau sudah siap?"

Harry melihat wajah Tessa yang menjadi wanita sewaanya malam ini. Jujur saja, Harry sempat terpana akan kecantikan Tessa. Bagaimana mungkin, wanita secantik dan sexy seperti Tessa memiliki pekerjaan Ekstrim seperti ini.

Tangan Harry langsung meraih satu tangan Tessa, dan menggengamnya saat mereka menuruni mobil. Harry memberikan kunci mobilnya kepada orang yang bertugas untuk memarkirkan mobil.

Tessa melepaskan genggaman tangan Harry. Dan memindahkan posisi tangan Harry menjadi memeluk pinggangnya, matanya sempat melirik kepada Harry. ekspresi pria itu sempat terkejut hanya saja, Tessa mengedipkan matanya untuk mengisyaratkan ini salah satu rencananya.

"Kita harus terlihat seperti sepasang kekasih yang terlihat mesra." Tessa mendekatkan kepalanya ke kuping Harry, berbisik dengan perlahan suara lembut Tessa membuat bulu kuduk Harry meremang.

Mereka sampai di salah satu meja yang terdapat wanita cantik yang terlihat berpenampilan modis. Tak kalah jauh seperti Tessa, hanya saja bagi Tessa tetap dirinya yang lebih baik.

"Maaf membuatmu menunggu Berlin. aku harus menjemput kekasihku yang manis ini dulu." Harry menarik kursi untuk Tessa, dan memanggil pelayan untuk membawakan kursi untuknya. karena memang sebenarnya, meja ini hanya di isi dua orang.

Berlin tak menjawab pertanyaan Harry melainkan matanya hanya menatap pada jalang yang berada disisi Harry.

Kekasih? Apa selera Harry wanita binal yang seperti ini?.

"Sayang, apa kau lapar maaf aku tak memberikan perhatian lebih padamu." Harry meraih puncak tangan Tessa dan menciumnya di depan Berlin.

"Ahh tidak apa apa honey, kau sama sekali tak pernah lewat dalam memperhatikanku.. Tetapi sebaiknya, kita harus juga memperdulikan kehadiran Berlin." Tessa menatap Berlin dengan tatapan meremehkan.

Berlin hanya mencerkram erat dress hitam yang ia pakai malam ini. Tak ada gunakan jika ia berdadan secantik apapun karena, Berlin tetap tak bisa membuat Harry menyukainya. Meskipun, mereka telah lewat jalur perjodohan.

Makan mereka datang. Tetapi, segera Harry menarik piring yang di sajikan untuk Tessa. memotong hidangan steak yang dipanggang dengan medium menjadi potongan kecil kecil dan kembali menyerahkan pada Tessa.

Mata Berlin mulai terasa sakit. Melihat keromantisan kedua orang yang membuatnya dadanya terasa sesak ia muak. Tanganya hanya terus menusuk steak miliknya, menggunakan garpu. Selera makanya hilang. Berlin hanya ingin menusuk wanita di depanya mengunakan pisau ini.

"Apa selera makanmu hilang melihat keromantisan kami?" Tessa memasang wajah pura- pura bodohnya sesat, sebelum ia tersenyum dengan lebar kepada Tessa.

"Dasar wanita jalang!!" Berlin berdiri dan menyimburkan air yang berada di dalam gelasnya ke wajah Tessa.

Tak hanya sampai di situ, ia juga menampar wajah Tessa dengan cepat. belum sempat Tessa menghindar pipinya terasa panas karena tamparan Berlin sialan lakukan padanya.

"Berlin!!" Harry semakin tak tega melihat Berlin perilaku buruk terhadap Tessa.

Tessa melihat kearah Harry, ia mengganggukan kepalanya dan mendekati bibirnya mengecup pipi Harry di hadapan Berlin. Setelah melakukan itu tak tinggal diam tangan Tessa juga membalas hal serupa pada wajah Berlin.

Tangan Tessa melayang menampar wajah Berlin berulang kali. Ia juga mengambil air yang berada di gelasnya, menyiramnya dengan keras ke wajah Berlin.

"Terima kasih atas panggilan anda terhadap saja, saya hanya ingin menujukan bagaimana sikap jalang bertindak!!" Tessa menarik tangan Harry meninggalkan Restoran, amarahnya sudah semakin meledak ledak jika terus ditahan.

"Transferkan saja uang sesuai dengan perjanjian kita." Tessa langsung menyetopkan taxi dan masuk tanpa menoleh lagi kepada Harry.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang