Tessa tersenyum kecil, ia merasa tenang saat Hardin mengajaknya makan malam di rumahnya ternyata apa yang ia takuti awalnya tak seburuk yang terjadi. Tessa di terima dengan baik ia mematikan keran cuci tanganya dan menggerikan tanganya menggunakan tissu, Tessa memperhatikan penampilanya di depan kaca wastafel riasan wajahnya masih ada hanya perlu menambah sedikit polesan lispstick tipis. Setelah merapikan penampilanya ia keluar dari kamar mandi dengan lebih percaya diri.
‘’ada apa Tessa kenapa kau merasa ragu sekarang.’’ Tessa berbicara pada batinya yang tiba-tiba saja merasakan sebuah perasaan tak enak tapi ia tak tau apa.
‘’kau terlalu banyak berubah nak. Mommy tak terima jika kau mencintai wanita itu.’’
‘’mommy Tessa berbeda dari wanita yang mommy pikirkan...’’
Tessa semakin menunda untuk berjalan maju, ia memilih untuk bersembunyi di balik tembok dan menguping pembicaraan. Tessa memegang erat dressnya dengan perasaan yang tak enak baru saja ia memuji kebaikaan keluarga Hardin yang menerimanya siapa sangka firasatnya mengatakan sebaliknya.
"Tapi, tetap saja! Mommy dan daddy tak akan setuju jika kau menikahi wanita hamil yang jelas- jelas bukan menggandung anakmu!"
"Hardin wanita bukan hanya dia saja, masih banyak yang mau menikah denganmu."
Tessa kembali mendengar sautan suara berat yang merupakan suara dari ayahnya Hardin. Tessa semakin tak tahan, ia rasanya ingin segera pergi tak akan ada orang yang bisa ia percayai di dunia ini. Semua orang pasti mengangapnya wanita murahan yang hamil tanpa memiliki seorang suami.
"Apapun yang terjadi Hardin tetap memilih Tessa! Mommy dan Daddy mungkin mencoba membuat aku lupa atas kejadian penculikan itu...akan tetapi aku tak akan pernah lupa rasa sakit yang aku terima begitu juga dengan Tessa!"
"Tessa..."
Tessa keluar dari persembunyian-nya setelah melihat Hardin yang lebih dulu menemukan dirinya. Hardin seakan terkejut tetapi, Tessa dengan cepat menutupi sikapnya dan seolah- olah ia tak mendengar pembicaraan.
"Ada apa?" Hati Tessa seakan teriris saat ini tapi, ia harus bersikap tebal muka dan masih berusaha menarik senyum tipisnya.
"Ayo kita pulang? Kau sudah selesai? Apa perutmu kembali keram."
Hardin ingin menyentuh perut Tessa tapi Tessa dengan cepat menghindari Hardin. Tessa lebih berfokus pada dua pasang mata yang menatapnya dengan tatapan yang berbede saat ia datang tadi. Mungkin saja, orang tua Hardin telah melepaskan topeng mereka dan menujukan ketidaksukaan mereka sekarang.
"Aku baik- baik saja." Tessa menolak dengan halus ia tak ingin membuat Hardin merasa curiga akan dirinya.
*****
"Kau baik- baik saja? Kenapa hanya diam. Biasanya kau berbicara walaupun hanya ucapan kecil." Hardin merasa curiga sebab sepanjang mereka pulang kerumah orang tuanya Tessa tak berbicara sendikitpun.
Hardin ingin bertanya apa Tessa mendengarkan pembicaraan ia dan orang tuanya. Tapi, sekali lagi Hardin tak berani melakukan itu ia takut jika memang benar apa yang ia pikirkan bahwa Tessa telah mendengar perkataan yang menyakitkan itu.
"Hmm benarkah? Mungkin perutku terlalu penuh, jadinya aku mudah menggantuk." Tessa mengganguk kecil, Hardin tak salah apapun yang salah hanyalah keadaan mereka yang harus bertemu satu sama lain. Hardin menghentikan mobilnya di tepi jalan ia harus menyelesaikan semuanya sebelum mereka kembali kerumah.
"Tessa aku minta maaf padamu." Hardin menunduk ia sangat yakin Tessa mendengarkan pembicaraan itu.
"Untuk apa minta maaf? Kau tak salah apapun semuanya memang salahku." Pertahanan Tessa runtuh ia menangis menutup permukaan wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘
RomanceCERITA AKAN DI PRIVATE SECARA ACAK JIKA INGIN BACA PART LENGKAP DI HARAPKAN FOLLOW DULU. JANGAN DATANG UNTUK PLAGIAT! Tessa Azela wanita yang memilih untuk bekerja menjadi pacar sewaan atau apapun yang berupa sewa. Dirinya akan dibayar sesuai kesu...