BAB 20

12.1K 213 1
                                    

"Kau sudah merapikan semuanya?"ujar  Axel yang baru saja membuka matanya. Ia pikir Tessa masih berada di pelukanya tapi, ternyata wanita itu telah sibuk merapikan koper mereka berdua.

"Hmm...aku sudah merapikanya." Tessa memutar tubuhnya, menatap wajah Axel yang masih bergulung di balik selimut.

"Kembalilah ketempat tidur...." Axel menarik satu pergelangan tangan Tessa mencoba membawa tubuh itu kembali ke atas ranjang.

‘’bangunlah...aku tak ingin kembali ke ranjang.’’Tessa menahan tubuhnya untuk tak jatuh kembali ke atas ranjang, ini akan menjadi alarm bahaya baginya jika ia kembali menuruti perkataan Axel.

Axel menarik tangan Tessa dengan kuat hingga membuat tubuh itu kembali jatuh kedalam pelukanya.‘’berikan aku satu kecupan manis.. maka, aku akan bangun dan melepaskanmu.’’ Axel membuat sebuah penawaran yang ia yakin tak akan di tolak lagi oleh Tessa.

‘’berikan padaku semua uangmu....maka, akan membalasnya dengan ciuman dan bukan hanya kecupan.’’ Tessa mengangkat satu alisnya dan menjawab penawaran Axel dengan lebih menantang. Karena, Tessa berpikir Axel tak mungkin akan memberikan apa yang ia minta.

Akan tetapi sungguh di luar duganya Axel menarik tengkungnya dan melumat bibirnya dengan lembut. Lidah mereka saling membelit satu sama lain dengan lembut. Tessa tak lagi terkejut dengan apa yang Axel lakukan padanya, Bahkan tubuhnya sudah terbiasa akan hal yang sering kali terjadi dalam beberapa hari ini. Tessa melepaskan ciumanya saat dirinya telah kehabisaan pasokan oksigen yang berada di dalam tubuhnya, bibirnya juga kembali merasakan sedikit berdarah yang di sebabkan oleh ciuman ganas yang Axel lakukan padanya.

Axel menarik sesuatu dari meja nakasnya. Axel mengeluarkan dua kartu blackcard miliknya, dan juga mengeluarkan beberapa lembar uang dollar dan memberikanya kepada Tessa seperti yang Tessa inginkan sebelumnya. Siapa sangka leluconenya di tanggapi oleh Axel dengan sungguh- sungguh tentu saja, hal ini membuat Tessa merasa tak enak hati lantas menolak uluran tangan Axel.

‘’tidak.... Aku hanya bercanda, apa kau pikir aku pelacurmu?.’’ Tessa menglengkan kepalanya cukup menjadi wanita sewaan saja baginya Tessa sudah sangat memalukan. Ia tak ingin menjadi wanita murahan lagi walaupun faktanya ia begitu murahan di hadapan Axel Leonidas.

‘’berhentilah mengatakan bahwa kau pelacur bagiku, dimataku kau jauh berbeda dari mereka. Kau milikku hanya miliku dan bukan pelacur yang murahan menjual dirinya ke banyak pria!!.’’ Axel menangkup kedua pipi Tessa. Membuat mata Tessa kembali bertemu dengan irisan mata tajam yang berubah menjadi tatapan lembut kepadanya.

‘’andai kau tau pekerjanku... tentu saja kau akan berpikir sama.’’ Tessa hanya membatin ia begitu miris akan keadaanya saat ini.

‘’milikmu saat berada di atas ranjang saja... sangat lucu ayo bangun!!.’’ Tessa melepaskan pelukan Axel dan kembali berdiri terlebih dahulu. sebelum tanganya, menarik lengan berat milik Axel.

‘’kau bawel sekali.’’ Axel akhirnya menyerah bangun dengan wajah yang di tekuk dan berjalan menuju kamar mandi. Membuat Tessa yang melihat hal itu hanya tersenyum tipis tapi siapa sangka ia kembali di tipu Axel kembali berlari menujunya memeluk pinggangnya dan mengecup sekilas pipi Tessa.

Saat Axel masuk kedalam kamar mandi. Tessa mecoba untuk membuka jendela utama dengan remote kontrol yang memudahkanya, untuk membuka tanpa harus menarik gorden yang begitu berat itu. Udara pagi di jepang sungguh menenangkanya. Meskipun banyak gedung pencakar langit di jepang yang sama seperti di seattle tetapi, tetap saja jepang memiliki vibes yang berbeda.

Tessa memejakan matanya menikmati semilir angin yang berhembus membuat rambutnya berterbangan. Tessa hanya berpikir sejak kapan terkahir kali ia bisa bernafas setenang ini tidak lebih tepatnya ia melalu banyak kesulitan itu sejak dirinya memasuki fase remaja yang berusia enam belas tahun, kedua orang tuanya mungkin saja tak mengingkan kehadirianya sehingga membuangnya. Akan tetapi Tessa yakin bahwa ia pasti memiliki tujuan hidup yang menjadikan dirinya bertahan hingga detik ini. Sampai disini Tessa masih menjadikan uang sebagai benda yang berharga yang membuat ia hidup sejauh ini, ia tak akan tau kapan benda bernama uang itu di geser posisinya dengan cinta yang tulus seperti sebuah pepatah yang pernah ia dengar.

𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang