CERITA AKAN DI PRIVATE SECARA ACAK JIKA INGIN BACA PART LENGKAP DI HARAPKAN FOLLOW DULU.
JANGAN DATANG UNTUK PLAGIAT!
Tessa Azela wanita yang memilih untuk bekerja menjadi pacar sewaan atau apapun yang berupa sewa. Ia akan di bayar dengan perjam s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*******
Seorang wanita berdiri di hamparan bunga tulip. Rambut yang di ikat asal, masih sibuk merapikan tanaman dengan kedua tangannya. Tessa tersenyum saat ia berhasil menanam dua warna baru, tulip di halaman belakang rumah neneknya. Tessa melanjutkan usaha toko bunga Camelia yang bertambah besar, Tessa mencoba berdiri dengan satu tangannya yang menahan perutnya yang kembali terlihat besar hingga, sedikit menghambat geraknya.
"Nyonya anda terlalu banyak melakukan kegiatan hari ini."
Tessa kembali mendengar nada kecil suara wanita yang terlihat khawatir setiap kali dirinya terlihat sibuk, padahal Tessa menyukai semua pekerjaan yang ia lakukan.
"Rania berhentilah untuk bersikap khawatir terlalu berlebihan. Aku dan dia baik- baik saja," Tessa mengusap permukaan perutnya.
"Aku hanya takut mendapat kemarahan suamimu." Rania memasang wajah cemberutnya.
"Suamiku tak akan bisa marah padamu, selama aku bersamanya."
"Ternyata aku tau apa yang kau bicarakan kepada Rania."
Tessa memutar tubuhnya dan berbalik, ia menatap ke arah pria yang berjalan mendekatinya dengan masih menggunakan setelan kantor.
"Sayang, kenapa kau pulang begitu cepat." imbuh Tessa menatap mata yang membuatnya teduh.
"Aku kembali karena merindukanmu." ujar suami Tessa menarik tubuh Tessa dan memeluk istrinya dengan kecupan kecil di puncak kepala Tessa.
"Kau sudah menjemput putri kita?" Tessa melepaskan pelukannya dan menatap mata Axel.
"Apa kau lupa Athena dan Hunter sudah punya supir pribadi?" Axel meletakan tangannya di perut istrinya, Axel berjongkok untuk menyamakan tingginya sejajar dengan perutnya Tessa.
"Halo boys! Apa hari ini Mommy membosankan?" ujar Axel meletakan telinganya untuk merasakan tendangan kecil yang begitu menggetarkan hatinya.
"Ouchh!" Tessa terkejut saat bayi yang berada di dalam kandungannya menendang dengan sangat kencang, ia seakan tau bahwa saat ini ayahnya sedang berbicara padanya.
"Aku yakin dia akan jauh lebih dingin dari Hunter," ujar Axel dengan senyum lebarnya, ia kembali berdiri dan menatap wajah istrinya dengan intens-- Axel meraih kedua wajah Tessa dan menciumnya bibir istrinya.
Tangan Axel menyentuh cincin pernikahannya yang tersemat indah di jemari manis istrinya. Axel melepaskan ciumannya dan menyatukan kening mereka berdua, menarik napas mengisi pasokan udara ke dalam rongga dada mereka.
"Aku mencintaimu Tessa." Axel terus membuat pengakuan cintanya setiap hari, kalau perlu satu hari tiga kali. Pagi hari sebelum berangkat ke kantor, sore hari saat ia pulang bekerja dan malam hari saat mereka akan tidur.
"Aku juga mencintai Axel Leonidas."
"Hunter kau aku harus menutup matamu!" Athena muncul lebih dulu langsung berlari menutup mata adiknya Hunter yang berumur enam tahun.