"Aku rindu banget sama kamu." Hardin mendekati Tessa dan memeluk tubuh kecil itu dari belakang.
"Hmmm... Benarkah? Tapi aku sedang memasak sekarang," Tessa menoleh tersenyum dan mengecup pipi Hardin.
"Tidak masalah, aku akan terus memelukmu seperti ini." Hardin meletakan kepalanya di ceruk leher Tessa.
"Ada apa denganmu hemm... Tunggu, aku ingin bertanya." Tessa masih terus membalikan potongan daging sapi yang di masak dengan saous tomat.
"Apa?" Hardin masih memeluk tubuh Tessa.
"Untuk apa kau datang ke rumah sakit, maksudku ruangan Rontgen kau melakukan pemeriksaan disana?" Tessa mematikan kompor dan memutar tubuhnya, tanpa melepaskan pelukan Hardin pada tubuhnya.
"Tidak. Aku tidak melakukan pemeriksaan di ruangan Rontgen." Hardin menggelengkan kepalanya.
"Lalu?" Tessa menatap mata Hardin dengan serius, ia mencari jawaban dari tatapan Hardin yang terlihat seperti mengatakan kejujuran.
"Itu mungkin saja Hardin yang lain.... Bukankah kau melihatku keluar dari ruangan Dokter umum? Aku hanya mengecek tekanan darah sayang." Hardin menekan pinggiran pantry ia mengecup bibir Tessa dengan cepat.
"Apa resepsionis rumah sakit salah melihat nama?" Tessa menggelengkan kepalanya, saat teringat ia begitu panik berlari menaiki lift menuju ruangan Rontgen.
"Tapi tunggu! Dari mana kau tau aku datang ke rumah sakit?" Hardin juga penasaran dengan kedatangan Tessa yang begitu mendadak.
"Berlin! Dia meneleponku dan mengatakan bahwa kau sakit!" Tessa menggigit bibirnya.
"Bodoh! Berlin itu hanya menjebakmu... Lihatlah aku baik- baik saja," Hardin merentangkan tangannya dengan lebar dan memperlihatkan senyumnya yang begitu lebar.
"Syukurlah kau begitu... Bisakah kita makan sekarang? Masakanku sudah siap." Tessa memutar matanya dan membalikan tubuhnya, berjalan menjauh dari Hardin mengambil piring dan juga alat makan lainnya.
Baru pertama kali Tessa menginjakan kakinya di apartemen Hardin yang ada di Seattle. Sebelumnya, mereka hanya saling bertemu di apartemen Tessa yang berada di dekat pantai dulu- Tessa duduk di meja makan berhadapan dengan Hardin yang juga terlihat menikmati makanan yang ia buat.
"Bagaimana hasil masakan yang aku buat kali ini? Not bad right?" Tessa masih menunggu review jujur Hardin akan perkembangan masaknya.
"Aku akan mengangkat kedua jempol kakiku untuk memuji masakanmu." Hardin terus mengangguk dan berbicara meskipun mulutnya masih punuh akan makanan.
Tessa melihat buliran nasi yang menempel di sudut bibir Hardin. Pikiran nakal Tessa tiba- tiba saja, muncul tanpa berpikir panjang ia segera meraih dagu Hardin dan menyapu habis bibir Hardin dengan gerakan cepat.
Hardin sampai berhenti mengunyah. Ia menatap Tessa dengan tatapan bingung satu alisnya terangkat, Hardin menelan makanannya dengan berusaha payah.
"Sejak kapan kau nakal seperti ini?" Hardin menatap Tessa dengan serius.
"Sejak bersamamu... Mari bercinta denganku." Tessa mengatakan hal ini dengan spontan. Mungkin ia terbiasa, tapi wajah Hardin sudah hampir meledak memerah menahan malu.
Hardin bukan malu akan ucapan Tessa tetapi, ia hanya terkejut Tessa mengajaknya bercinta dengan santainya. Dan satu hal lagi wanita itu berbicara di meja makan!! Siapa yang bisa berpikir waras sekarang? Bahkan perut Hardin sudah merasa kenyang seketika.
"D-disini?" Hardin sampai gugup untuk berbicara.
"Apanya?" Tessa malah bingung dengan pertanyaan Hardin. Tetapi, setelah otaknya berputar dua kali lebih kencang dari kecepatan kuda. Tessa baru menyadari kemana arah bicara Hardin.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘
Любовные романыCERITA AKAN DI PRIVATE SECARA ACAK JIKA INGIN BACA PART LENGKAP DI HARAPKAN FOLLOW DULU. JANGAN DATANG UNTUK PLAGIAT! Tessa Azela wanita yang memilih untuk bekerja menjadi pacar sewaan atau apapun yang berupa sewa. Ia akan di bayar dengan perjam s...