BAB 18

13.9K 285 6
                                    

Sepanjang rapat Berlin terus melihat interaksi antara dua manusia. menurutnya sedikit berlebihan untuk di katakan Atasan dan Sekreatris, berkali- kali Berlin melihat tangan itu saling bersentuhan.

"Sialan! Harry, pelacur mana yang kau pilih...Seharusnya kau menemukan yang terbaik dariku." Berlin mengumpat dalam hatinya, tanganya mencekram erat kertas hingga berubah menjadi remuk.

"Hardin! Kau juga pria bodoh." Berlin kembali berbicara dalam hatinya saat mengingat bahwa Hardin semalam mengatakan bahwa ia hanya liburan ke jepang. Dan sekarang Berlin tau alasanya, tentu saja! karena kedatangan Axel yang membuat pria itu rela datang ke jepang. Ada apa sebenarnya dengan nama brrinsial 'H' kenapa mereka semua bodoh.

"Senang berkerja sama dengan anda Mr. Axel." Berlin menjabat tangan Axel, sesaat Berlin tersihir akan indahnya mata Axel yang begitu membutnya sulit berkedip. Bahkan, sampai ia tak sadar menahan tangam Axel membuat Axel tak nyaman mencoba menarik tanganya hingga lepas.

"Maaf...Aku juga senang berkeja sama dengan anda Mrs. Berlin."

"Mari bertemu kembali, jika anda punya waktu luang." Berlin tersenyum.

Mata Berlin menatap pada wanita yang berada di balik tubuh Axel. Seketika ia merasa aneh jika harus berjabatan tangan dengan wanita yang pernah mengalami hal yang tak enak bersama denganya.

Tangan wanita itu terulur lebih dulu ke arah Berlin. Akan tetapi Berlin memutar tubuhnya dan melewatkan hal itu ia berjalan keluar dari ruangan rapat. Kebencian yang ada di dalam Berlin tak bisa membuatnya bersandiwa langkah kaki Berlin kian cepat masuk kedalam lift bersama dengan Sekretarisnya.

Tepat pada lantai dua empat Berlin keluar dari lift dan berjalan semakin cepat menuju ruanganya."Batalkan semua pertemuan setelah ini, jangan ganggu aku untuk hari ini." Berlin sempat berpesan kepada sekretarisnya sebelum menutup pintu ruanganya dan menguncinya.

Berlin berjalan dengan menyeret kakinya yang terasa begitu berat. Air matanya kembali membajiri pipinya pertahanan yang ia coba untuk menahanya akhirnya runtuh begitu saja. Berlin mencoba untuk melupakan Harry setiap harinya Berlin selalu berusaha untuk memasang topeng terkuatnya setelah perjodohan yang ia rencanakan gagal begitu saja.

Jujur saja Berlin malu.

Ia mengatakan pada ayahnya bahwa ia ingin sekali di jodohkan dengan harry. Karena hanya Berlin yang mencintai Harry di sini, ia dan Harry telah lama mengenal satu sama lain sejak mereka masih kuliah di universitas yang sama.

Berlin perpikir harry akan memiliki perasaan yang sama sepertinya. Tapi ternyata tidak! Selama ini Harry hanya membantunya pure menganggap Berlin seperti teman. Bertahun- tahun Berlin menunggu harry putus dengan wanita yang berbeda-beda setiap tahun juga Berlin makan hati akan sikap Harry. Tetap saja keras kepala Berlin membuat ia egois dengan menghalalkan cara untuk memiliki Harry.

"Kau yakin ingin di jodohkan dengan Harry?"

"Berlin yakin daddy, percaya sama Berlin Harry akan menjaga Berlin dengan baik dan masalah cinta hal itu bisa saja di pupuk bukan?" Berlin harus berbohong demi membuat ayahnya yakin.

"Kalau ternyata pilihan kamu salah?"

"Berlin akan pergi ke jepang seperti yang daddy mau." Berlin melakukan penawaran saat itu.

Lihatlah hasil dari pilihanya. Ia harus menanggung rasa sakitnya sendiri, Berlin harus melupakan semua cintanya dengan terpaksa.

***

"Kau ingin pergi kemana setelah ini?" Axel bertanya pada Tessa.

"Pergi kemana saja." Tessa hanya menatap ke arah jalan, sebuah kesialan ia harus bertemu dengan Berlin wanita ganas yang sempat menampar pipinya dan mempermalukanya. Ternyata dunia ini memanglah kecil sehingga tak ada cela bagi Tessa untuk menghindari hal sekecil ini.

𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang