"Pernikahan ini terserah padaku? Bagaimana bisa terserah!! Katakan pilihan apa yang daddy maksud terserah." Axel meneguk cairan berwarna keemasan itu.
Suara dentuman musik yang berada di klub sama sekali tak mempengaruhi Axel. Ia terlalu sibuk dalam dunianya, ia tak lagi memikirkan sekeliling selain terus meminum tanpa henti.
Dirinya menangis seperti bayi. Tapi, tak ada satupun orang yang bisa dan dapat mengerti keadaanya saat ini, setelah hari dimana ia menemui lukanya. Tak satu haripun terasa aman bagi Axel bayang- bayang wajah Tessa terus menghantuinya dimanapun dan kapanpun. Seperti saat ini, ia berhayal akan Tessa yang datang menemuinya. Wanita itu datang dengan gaun merahnya rambut yang sedikit bergelombang dan lipstick merah merona. Satu hal yang menarik perhatian Axel wanita itu tersenyum dengan amat sangat manis kepadanya.
"Kau datang? Kau menemuiku?" Axel mengangkat kepalanya, dan menatap wajah wanita yang ada di depanya.
"Kenapa tak menjawabku? Hmmm...aku harus melakukan apa? Aku harus apa!!" Axel memukul meja bar membuat bartender terkejut.
"Tuan pulanglah sepertinya anda sudah mabuk." Bertender menyuruh dua bodygurd klub untuk menggusir Axel pergi.
"Tidak! Aku tak ingin pergi!! Tessa jelaskan pada mereka kita harus menikah." Axel mulai melantur berbicara, pada arah yang sebenarnya tidak ada orang sama sekali.
Tubuh Axel di seret dan di bawa hingga keluar dari klub. Tubuhnya hampir jatuh karena tak seimbang, akan tetapi ia masih bisa melihat jalan di depanya. Ia terus berjalan menuju arah mobilnya tanganya meraba- raba pintu mobil dan membukanya.
Ia berhasil masuk kedalam mobilnya dan mencoba untuk memasukan kunci mobilnya. Tapi lagi- lagi ia gagal kunci mobilnya terjatuh di bawah kaki Axel, ia menuduk dan mencari- cari kunci mobilnya hingga beberapa menit kemudian Axel mendapatkan kunci mobilnya.
Kali ini matanya sudah lebih fokus sehingga tak ada lagi kesalahaan yang ia lakukan. Axel menghidupkan mesin mobilnya ia memacu roda empat itu dengan kecepataan tinggi meninggalkan klub di jam dua pagi.
Axel terus membawa mobilnya dengan arah yang sebenarnya sudah salah. Ia hanya terus memfokuskan matanya yang terasa berat seberat sakit yang ia rasakan di kepalanya. Hujan turun tiba- tiba sesuai dengan prediksi bahwa, memang dalam seminggu ini hujan lokal akan terjadi di beberapa wilayah.
"Aku akan menemuimu Tessa. Kita yang harus menikah!" Axel mengelengkan kepalanya untuk menghilangkan rasa pusing.
Kilat cahaya begitu terang di depan matanya, Axel berusaha untuk fokus saat truck membawa muatan banyak telah berada di depan mata. Dalam hitungan detik saja mobil yang Axel kendari terpental beberapa meter dan berhenti dalam posisi terbalik.
Pecahan kaca menggenai permukaan wajah Axel. Axel masih sempat membuka matanya dan berusaha mengerakan tanganya, ia tak meminta pertolongan sama sekali yang ia lakukaan hanyalah tersenyum.
"Aku mencintaimu Tessa."
Bahkan, dalam hebusan nafasnya ia membawa nama Tessa didalam pikiraanya. Darah segar terus mengalir dari kepalanya, Axel tak sadarkan diri.
"Tolong datang ke alamat ini ada korban kecelakaan dengan luka parah!"
Warga sekitar berusaha menolong tubuh korban keluar dari mobil yang hampir meledak. Api mudah tersulut karena cairan oli yang bercampur bahan bakar membuat asap semakin berkabut meskipun, hujan masih turun dengan lebat.
****
"Surat apa ini!!" Dara melihat surat dari rumah sakit yang tergeletak di atas meja nakas.
"Surat hasil tes DNA." Xander hanya menjawab dengan singkat.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘
Roman d'amourCERITA AKAN DI PRIVATE SECARA ACAK JIKA INGIN BACA PART LENGKAP DI HARAPKAN FOLLOW DULU. JANGAN DATANG UNTUK PLAGIAT! Tessa Azela wanita yang memilih untuk bekerja menjadi pacar sewaan atau apapun yang berupa sewa. Dirinya akan dibayar sesuai kesu...