BAB 39

7.2K 194 1
                                    

"Apa kabarmu?" Tessa kembali membuka topik sebelum semuanya semakin canggung.

"Seperti yang terlihat aku jauh lebih baik."

"Benar. Kau jauh lebih baik sekarang...tubuhmu juga jauh berisi dari sebelumnya, Kau begitu rapi dengan jas dan dasi kupu- kupu itu." Tessa hanya tersenyum tipis betapa tampannya pria yang berada di depannya. Pria yang berhasil mendapatkan hati Tessa, dalam waktu tercepat dan waktu tersingkat juga semuanya berakhir.

"Benarkah? Tapi aku suka dasi biasa di bandingkan dasi kupu-kupu." Axel menarik dasi kupu- kupu itu lepas dari lehernya, ia tak menyukainya dan segera memasukan benda itu kedalam saku celana kainnya.

"Kau sudah menikah?" Axel menatap jamari Tessa tak ia temukan cincin di jari di manapun.

"Yeah aku sudah menikah. Kami sedang menunggu bayi pertama, bukankah kau juga akan menikah?" Tessa mengusap jemarinya yang kosong sedangkan matanya beberapa kali menangkap cincin yang tersemat di jari kiri Axel. Menandakan pria itu telah bertunangan.

Axel menyembunyikan jemarinya. Bukan ini hal yang ingin ia tunjukan kepada Tessa meskipun, wanita itu telah menikah tapi bukan berarti Axel juga akan memamerkan dirinya.

"Aaa belum. Aku hanya baru bertunangan urusan menikah masih dalam rencana saja," Axel tersenyum ia ingin sekali mengusap pipi Tessa dan memeluk tubuh itu dengan erat tapi, lagi- lagi ia di sadarkan bahwa Tessa sedang mengandung bayi dari pria lain.

"Sayang...."

Mata Tessa dan tubuh Axel berbalik. saat melihat wanita yang berlari dengan dress kembangnya, mendekati posisi mereka saat ini. Ekspresi wajah Tessa langsung berubah menjadi datar wanita yang memangil Axel dengan panggilan sayang terlihat sangat cantik dan berkelas. Jika di bandingkan dengan dirinya saat ini tentu saja sangat berbeda jauh.

"Sayang akhirnya aku menemukanmu." Gisella langsung merengkuh tangan Axel dan mengecup pipi Axel.

"Hmm sudah aku katakan aku harus pergi seharusnya, kau menunggu di mobil saja." Axel kembali kehilangan mood karena kedatangan Gisella yang merusak suasana.

"Aku tak bisa menunggu dengan khawatir sayang, aku takut kau kenapa- kenapa kita akan menikah." Gisella semakin memperjelas segalanya, apalagi saat matanya melihat ke arah wanita hamil yang sedang menatap ia dengan tatapan sinis.

Gisella tak perduli saat ini siapapun wanita yang mendekati Axel ia harus waspada. Hamil atau tidak punya suami ataupun belum semua hal itu tak akan luput dari pengawasannya, karena Axel hanya akan menjadi milik Gisella selamanya hanya Gisella wanita yang boleh memiliki Axel.

"Siapa perempuan ini sayang?" Gisella menatap Axel menunggu Axel mengatakan sesuatu seperti mengenalkan mereka secara formal.

"Gisella! Gunakan nada bicara yang sopan!" Axel tak suka dengan nada bicara Gisella yang terlihat sombong bahkan, pemilihan katanya juga tak sopan.

"Axel...perkenalkan aku Tessa teman Axel dulunya." Tessa langsung menegur Axel, dan memulai untuk mengenalkan dirinya terlebih dahulu.

Tessa telah mengulurkan tangannya. Tapi, yang ia dapatkan hanya sentuhan angin tanpa balasan, wanita yang memeluk lengan Axel tak melakukan hal sebaliknya membuat Tessa dengan cepat pula menurunkan tangannya dan memasang senyum tipis. Meskipun, saat ini ia sangat malu.

"Sayang ayo pulang yuk... Kaki aku sakit banget." Gisella memilih tak memperdulikan wanita di depannya, sekeras apapun ia memperkenalkan dirinya Gisella tak perduli.

"Axel maaf sepertinya aku juga harus pamit suamiku sudah hampir pulang kerja sepertinya." Tessa melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, ia hanya sedang mencari alasan untuk pergi dari Axel.

𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang