BAB 7

18.8K 480 0
                                    

"Transferkan saja uang sesuai dengan perjanjian awal." Kata-kata itu telah menjadi hal biasa bagi Tessa dan klien. Tessa mencoba segera turun dari mobil James, setelah melepaskan kalung dan perhiasaan lain yang melekat pada tubuhnya dan mengembalikanya kepada James seperti semula.

Hanya tersisa pakaian saja. Jika James mengingkan pakaian yang ia kenakan malam ini. untuk di kembalikan juga, Tessa tak akan mempermasalahkanya.

"Tessa."

Suara James kembali membuat Tessa berfokus pada mata elang itu yang menahan tanganya, saat dirinya akan menyentuh pintu keluar mobil.

"Hmm?"

Tanpa aba- aba James menarik tengkuk Tessa dan mencium bibir Tessa. James melumat bibir Tessa dengan pelahan sedangkan, Tessa hanya terdiam dengan mata yang membesar dan sama sekali tak membalas ciuman James.

"What!!apa ini ada dalam surat perjanjian?" Batin Tessa berteriak untuk segera mendorong tubuh James menjauh darinya.

Tangan James menarik pinggang Tessa membuat tubuhnya semakin merapat pada tubuh James. Tessa tak tau harus bagaimana satu sisi ia ingin melepaskan diri dari James, sedangkan disisi lain Tessa berpikir anggap saja hal ini sebagai gift yang ia berikan kepada klienya.

Mata Tessa tertutup dengan perlahan, ia meletakan jemari lentiknya mengusap tengkuk James. Memiringkan sedikit kepalanya dan membalas ciuman James, Tessa hanya mencoba menikmati ciuman James berikan padanya. Meskipun, James masih terlihat kaku dalam ciuman tapi Tessa akan mencoba untuk mengimbangi permainan James. Tessa membuka matanya saat merasakan permukaan wajahnya basah.

James menangis?

Tessa menyadari bahwa James menangis. Dan hal itu membuatnya merasakan aneh, lantas memilih untuk menyudahi ciumanya dan menjauhkan wajahnya dari James.

"Tunggu kenapa kau menangis?" Tessa menatap mata James yang perlahan terbuka dan menatap matanya.

"Tidak! Aku tidak menangis."

"Bohong." Tessa mengangkat tanganya dan menghampus sisa air mata James dengan jemarinya.

"Kau ingin memperpanjang waktu? Aku tidak masalah harus meluangkan waktu satu jam lagi." Tessa kembali bertanya kepada James.

Tetapi James tak menjawab pertanyaan Tessa, melainkan hanya berdiam saja. Tessa juga bingung harus seperti apa karena ia tak mungkin akan tetap berada di sini jika memang James tak lagi membutuhkan keberadaanya.

"Kau terus begini ke setiap pelanggan yang menyewamu?"

Tessa kembali menoleh ke arah James saat pria itu tiba-tiba saja kembali melotarkan pertanyaan yang terdengar ambigu. Tessa sampai harus mengangkat satu alisnya hanya karena ia mencoba untuk mencerna maksud dari pertanyaan yang di ajukan kepadanya.

"Begini? Apa maksudmu."

"Bersikap baik seperti ini, dan melakukan interaksi seperti ini. Apa kau memperlakukan semua pria yang menyewamu seperti ini."

"Tentu saja. Mereka menyewaku dan tak mungkin aku bersikap kasar kepada mereka jika tak ada salah." Tessa menjawab dengan jujur akan hal ini karena selama ia menjalani pekerjaan setahun belakangan ini hanya sedikit saja ia mendapatkan klein yang aneh dan tidak sopan padanya.

"Hmm...ku pikir aku mendapatkan perlakuan istimewa."

"Hah?" Tessa kembali bertanya akan ucapaan James yang sangat pelan seperti berbisik.

"Tunggu aku akan memberimu sesuatu." James menurunkan kaca mobilnya. Tanganya mengintruksi anak buahnya yang berada di mobil di belakangnya.

Tak lama kemudian mereka datang menujukan satu kotak bludru merah kepada James. James mengambil kotak itu dan membukaanya di hadapan Tessa..

"Kalung ini!! Kau yang membelinya?" Tessa terkejut saat melihat kalung yang di beli dengan harga sangat mahal. Dan ternyata, pembeli rahasia itu adalah James sendiri.

"Gift for you." James menatap Tessa yang terlihat bingung saat James mengatakanya.

"Tidak!! Tidak aku tidak cocok mendapatkan kalung itu. Seharusnya Natasha istrimu yang memilikinya." Tessa menolak hadiah yang James berikan padanya. Karena, bagi Tessa ia bukan bekerja untuk mendapatkan hadiah sogokan seperti ini. Tessa hanya menerima uang sesuai dengan kesepakatan antara ia dan klainya.

"Natasha sudah mati! . Istrimu sudah meninggal jadi terima saja hadiah ini." James paling tak menyukai seseorang menyebutkan nama Natasha berulang kali karena James kurang menyukainya dengan alasan jelas karena Natasha memilih mati dari pada menikah dengan Mafia sepertinya.

Tessa terkejut mendengar fakta itu. Kakinya tiba-tiba saja gemetar memikirkan apa James yang membunuh istrinya sendiri? Jika semua dugaan yang Tessa pikirkan adalah sebuah kebenaraan maka, nasip Tessa saat ini bisa saja terancam.

"Ma-afkan aku. Aku tidak mengetahui akan hal itu." Tessa tak berani untuk menatap mata elang James.

Ia ingin sekali cepat pergi dari James dan menyudahi kontrak mereka. Karena, Tessa masih ingin menjalani kehidupan bebasnya dan ia tak ingin mati dengan konyol.

"Apa kau takut denganku sekarang." Tangan James menyentuh pipi Tessa, dan berhenti mencekram kecil dagu Tessa. memaksanya untuk menatap ke arah James.

"Tentu saja tidak." Tessa membuka matanya dan menatap James dengan padangan tajam.

Apapun pekerjaan James entah pria itu pembunuh bayaran, perdagangan manusia atau mafia sekalipun Tessa tak akan takut. Tessa bukan hanya wanita berusia dua puluh tiga tahun ia sudah melewati berbagai macam masalah dan Tessa juga memegang sabuk hitam bela diri.

James mendekatkan bibirnya ke telinga Tessa dan berbisik dengan nada sensual. "Bagus aku menyukai wanita sepertimu Tessa senang bekerja denganmu."

"Aku juga senang berkerja denganmu Mr.Skywalker terima kasih atas hadiah yang kau berikan aku akan menerimanya kalau begitu, dan satu hal lagi jangan lupa untuk mentransferkan uang sesuai perjanjian." Tessa melepaskan cincin di jari manisnya dan meletakkannya di permukaan tangan James yang masih di baluti sapu tangan miliknya.

Tessa melangkah turun dari mobil James. Dengan membawa kontak perhiasan yang James berikan padanya, ia berjalan masuk kedalam mobilnya BMW miliknya yang terparkir tak jauh dari posisinya saat ini.

"Psikopat!!" Tessa membanting pintu mobilnya dan meletakan kotak perhiasan itu di jok belakang mobilnya.

Mata Tessa sempat melihat ke arah mension mewah milik James yang begitu megah. tapi menyeramkan bagi Tessa, yang kurang menyukai suasana rumah megah seperti kebanyakan wanita di luar sana.

Tessa menghidupkan mesin mobilnya dan menekan pedal gas melewati mobil James tanpa memberikan pamit. Yang terpenting saat ini urusan ia dan James gila itu sudah selesai, Tessa tak perlu lagi merasa kasihan karena mungkin saja yang ia kesihani adalah orang yang mematikan.

"Dengan mudahnya ia berkata istrinya mati!! Bahkan nada bicaranya sangat angkuh sekali." Tessa masih terus berbicara di dalam mobilnya ia tak tau lagi kemana tempat yang akan ia kunjungi.

Ia tak mungkin mendatangi klub yang malah akan mengingatkannya kepada pria brengsek itu. Apa Tessa kembali saja ke apartemennya?.

"Baru saja jam 12 malam. Sialan aku seperti Cinderella, sayangnya aku bukan kehilangan sepatu tapi nyaris kehilangan harga diri!!" Tessa berpikir untuk mengingat wajah James dan bisa jadi ia akan memasukan James dalam daftar hitam Klien buruknya.

𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang