"Kenapa kau berpakaian seperti ini?"
"Apa yang salah pak?" Tessa mencoba untuk berpura- pura tak tau dan seolah olah memang tidak ada yang salah.
"Pakaianmu terlalu aneh."
"Aneh dimananya pak. Coba bapak lihat saya mengunakan kemeja, rok dan heels sesuai dengan penampilan karyawan lainya. Lalu dimana letak kesalahanya?" Tessa berdiri dan dengan lancangnya mendekati Axel dan menjelaskan keseluruhan pakaianya.
"Kamu mencoba untuk menatang saya?" Axel menatap Tessa dengan satu alis yang terangkat, Axel hanya berpikir apa wanita di depanya ini berpura- pura tak tau atau memang bodoh.
"Hemm...tidak sama sekali." Tessa mengelengkan kepalanya, dan sedikit menundukan tubuhnya. Ia ingin melihat Axel seberapa jauh pria itu bisa manahan diri dari godaanya.
"Bisakah bapak Axel terhormat katakan kepada saya dimana letak meja saya?" Tessa kembali berbicara dengan satu tanganya yang berada di sandaran kursi Axel, matanya kembali menatap sepasang bolam mata yang menatapnya tajam itu.
Jarak di antara mereka begitu dekat. sehingga, hembusan nafas Axel dapat Tessa rasakan menyentuh permukaan wajahnya. Sialnya! Tessa malah terpaku akan bibir tebalnya Axel, yang sudah pernah menyentuh bibirnya secara brutal. Bagaiamana, bisa otaknya saat ini malah ingin mengulangi kejadian di hari itu.
"Tessa..."
"Hmm..." Tessa kembali memusatkan fokusanya pada mata Axel.
"Entah apa alasan ayahku menjadikan kau Sekretarisku, tapi kau terlihat murahan." Axel menarik pinggang Tessa tangan diego mengunci satu kancing kemeja Tessa, dan menguncinya. hingga tak ada lagi pemandangan yang mengoda dirinya.
"Jauhkan tanganmu!!" Tessa menepis tangan Axel yang berada di pinggangnya, reaksi yang Axel lakukan padanya membuat Tessa terkejut. Ia pikir Axel tak berani menyentuhnya, tapi sepertinya ia salah.
"Mejamu berada disana. Pergilah kesana, dan mulai besok berpakaianlah dengan rapi." Axel hanya menujuk meja yang masih berada di dalam satu ruanganya hanya sedikit di sekat oleh pembatas yang di pasang di meja Tessa.
Tessa berjalan membalik badanya dan merampas tas dan coat miliknya. Masih dengan sikap angunya ia berjalan menuju meja kerjanya, saat sampai disana Tessa terdiam. Ia tak tau apa yang harus ia lakukakan, dirinya tak punya pengalaman dalam dunia Sekretaris. Meskipun, sejak dulu ia punya cita-cita untuk posisi ini tapi itu dulu dan bukan sekarang.
"Apa ini?" Tessa menyentuh kertas hvs yang berada di atas meja.
"Aaa shit!! Aku tidak menyukai pekerjaan ini. Pantas saja Xander membayarku mahal ternyata aku juga di bebani pekerjaan sialan ini." Batin Tessa tak berhenti memaki akan berbagai macam pekerjaan yang masih mencoba ia pahami.
Tangan Tessa menghidupkan komputer dan membuka internet mencari apa- apa saja tugas seorang sekretaris sebelumnya.
1. Mengatur jadwal
2.Menyambut tamu bisnis dan klien
3.Membantu bagian eksektutif mengerjakan tugas.
4. Menyiapkan dan menyusun laporan
5. Mengurus keperluan kantor."Ini bukan pekerjaan tapi neraka!!" Tessa memukul meja dengan kencang ia begitu emosi saat membaca daftar tugas apa saja saat menjadi Sekretaris pribadi. Hingga ia reflek berdiri tanpa menyadari bahwa di depanya ada Axel yang terkejut sampai menatapnya dengan tatapan bingung.
"Ada apa dengamu?"
"A- tidak ada hanya sedikit emosi." Tessa menyadari akan hal yang ia lakukan lantas membuatnya malu dan kembali duduk dan menyembunyikan wajahnya di antara tumpukan berkas.
"Tessa bacakan jadwal rapat saya hari ini." Axel sengaja memanggil Tessa untuk mendekat dan membacakan jadwal rapat yang sebenarnya sudah berada di tangan Axel.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘
Любовные романыCERITA AKAN DI PRIVATE SECARA ACAK JIKA INGIN BACA PART LENGKAP DI HARAPKAN FOLLOW DULU. JANGAN DATANG UNTUK PLAGIAT! Tessa Azela wanita yang memilih untuk bekerja menjadi pacar sewaan atau apapun yang berupa sewa. Ia akan di bayar dengan perjam s...