BAB 30

9.5K 246 5
                                    

"Aku tak ingin pulang ke apartemenku."

"Lalu nona, aku harus membawamu kemana?" Geo menatap ke arah wanita yang terlihat tatapan kosong.

"Kemanapun." Tessa tak tau lagi kemana tempat yang akan ia tempati. Semua tempat serasa berat untuknya.

"Baiklah." Geo menganggukan kepalanya ia tau akan membawa wanita bernama Tessa kemana.

****

"Untuk sementara tempat ini akan aman untukmu...di bandingkan, harus tinggal di hotel." Geo menarik kain putih yang menutup sofa kulit berwarna hitam itu.

Apartemen ini sebelumnya, akan Geo jual karena ia berpikir saat ini telah menemukan apartemen yang jauh lebih baik. Makanya, semua furniture dan benda- benda milik Geo sudah di pindahkan ke apartemen barunya.

"Nona... Apa kau mendengarkan perkataanku." Geo kembali membuka suaranya, saat tak mendapatkan respon dari lawan bicaranya saat ini.

"Terima kasih, bisakah kau tinggalkan aku sendiri?" Tessa mengangkat kepalanya dan menatap pria berperawakan tinggi yang mengunakan kacamata tipis.

"Aku akan pergi setelah mengobatimu. Apa kau mengizinkan aku melakukanya?" Geo tak bisa meninggalkan Tessa yang terlihat masih butuh bantuanya, luka di wajah Tessa membuat mata Geo tak berhenti merasakan khawatir.

Tessa tak memberi jawaban tapi Geo langsung mengambil tindakan. Kaki Geo melangkah menuju kamarnya, seingat Geo ia masih menyimpan kotak obat- obatan yang dulunya di gunakan saat ia masih magang di rumah sakit. Geo kembali berjalan menuju Tessa setelah mendapatkan kotak putih Transprant yang terdapat beberapa obat daurat seperti salep dan obat merah.

"Maaf." Geo meletakan kapas dengan obat merah pada luka di pelipis Tessa dan juga di sudut bibir Tessa yang terkoyak. Mungkin saja, Tessa mendapatkan tampan cukup keras. sehingga, sudut bibir wanita itu mengalami sobekan yang cukup parah.

Tessa hanya menahan rasa perih saat sudut bibirnya di obati. Perih yang ia rasakan tak sebanding dengan ketakutan yang ia rasakan saat ini, pikiran Tessa serasa bercabang ia memikirkan nasip James yang berada disana. Bagaimana jika James terluka? yang lebih parah lagi bagaimana jika James tertembak seperti hal yang terjadi pada maid.

Tessa kembali merasa panik saat darah pelayan terciprat di kaki dan pakaiannya. Tessa bukan yang membunuh! Tapi karena ia pelayan itu di bunuh jadi sebenarnya Tessalah pembunuh pelayan itu.

Geo mengusapkan salep di permukaan pipi lembut wanita di depanya ini. Geo harap memar keunguan sedikit kebiruan itu cepat memudar, sungguh sangat di sayangkan jika meninggalkan bekas pada wajah yang begitu amat rupawan.

Seperti janjinya Geo telah selesai mengobati luka Tessa. Ia menyimpan kembali obat itu kembali ke dalam kotak obat, dan tetap meletakanya di atas meja ruang tamu.

"Gunakan obat ini untuk mengobati lukamu. Kompres tanganmu dengan air hangat, aku yakin memarnya akan cepat hilang." Geo kembali memberitahu Tessa untuk merawat dirinya. Karena, Geo tak mungkin bisa memantau keadaan Tessa dua puluh empat jam.

"Aku pergi." Geo kembali berbicara dan mengambil mantelnya. Ia menuliskan beberapa note yang di tempelkan di kulkas mulai dari kata sandi pintu, dan letakan makanan dan juga pakaian hangat.

Geo pergi meninggalkan Tessa yang tak merespon selain mematung. Geo pikir memang sebaiknya memberikan pada Tessa waktu sendiri, tentu saja untuk berpartisipasi Tessa tetap aman dan tak melakukan hal yang tak di inginkan. Geo menghidupkan beberapa CCTV yang tersembunyi di berapa titik rumahnya. Sebelum meningalkan apartemenya.

Tessa hanya mendengar bunyi klik pintu tertutup. Berarti pria itu telah pergi meninggalkanya, Tessa hanya menarik kedua kakinya naik ke atas sofa dan meringkuk seperti janin yang begitu lemah.

𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang