BAB 32

7K 163 0
                                    

"Tessa kau yakin ingin pulang?" Geo kembali bertanya kepada Tessa, ini sudah berulang kalinya ia terus bertanya.

"Please sayang aku ingin pulang." Tessa menatap Geo dengan matanya yang masih meneteskan air mata.

"Baiklah aku akan bertanya kepada dokter apa kau boleh pulang atau tidak." Geo mengusap air mata Tessa mengunakan jemarinya, tangan Geo mengusap rambut Tessa dengan keberanian yang entah muncul dari mana.

"Jangan tinggalkan aku sendiri." Tessa menahan tangan Geo yang akan pergi meninggalkanya.

Tessa hanya tak ingin Geo pergi dan akan meninggalkan ia dan Axel yang tentu saja masih berada di sampingnya.

"Sebentar saja okey." Geo semakin merasa bingung dengan sikap Tessa yang sangat aneh.

****

Sedangkan, Axel hanya menahan dirinya untuk tidak memukul wajah pria yang di panggil sayang oleh Tessa. Tampaknya pria itu sudah pergi Axel mendengar derap langkah kaki yang berjalan pergi dan suara pintu yang kembali tertutup.

"Apa kau senang?" Axel membuka suaranya.

"Apa kau merasa bahagia dengan apa yang kau lakukan saat ini?" Axel masih terus melajutkan pertanyannya

"Apa salahku hmm?"

"Kenapa aku harus merasakan semua ini! Apa aku pernah berbuat salah yang membuatmu membenciku!!." Axel menarik kembali tirai pembatas antara mereka.

Axel dan Tessa ternyata sedang duduk saling berhadapan. Axel dapat melihat dengan jelas wajah Tessa, yang saat ini menatap kosong ke arahnya.

"Jawab Tessa! Apa aku pernah mengkhianatimu? Apa salahku sampai kau harus meninggalkan aku dan bersama pria itu!." Axel terus berbicara meskipun, air matanya sudah jatuh di pipinya.

"Bukankah sudah aku katakan hubungan kita telah selesai." Tessa mengalihkan tatapanya ke arah lain.

"Apa kau muak denganku? Apa karena perjanjian sialan itu! Sudah aku katakan aku tidak peduli!." Axel masih bersih keras tak terima akan jawaban Tessa yang mengatakan, bahwa hubungan mereka telah selesai.

"Lantas aku harus apa!! Kau mau aku bagaimana? Aku tidak mencintaimu dan aku sudah memiliki kekasih yang aku cintai." Tessa menatap Axel, matanya hanya melihat Axel yang menangis tanpa suara. Ini pertama kalinya Tessa melihat Axel menangis karenanya.

"Apa aku mengatakan aku mencintaimu? Aku tidak pernah punya perasaan itu!! Aku ragu memiliki hubungan denganmu." Tessa kembali mengeluarkan jawaban yang berbanding terbalik dengan apa yang ia rasakan.

"Tapi aku mencintaimu!."

"Aku tidak perduli!! dan aku tidak mau tau akan hal itu. Aku hanya berkerja selama ini dan Tak ada perasaan lebih dari itu." Tessa mendoangakan kepalanya ke atas, mendorong kembali air matanya yang hampir saja jatuh.

"Aku punya kabar buruk untukmu...bahwa, Aku juga akan menikah sebentar lagi."

"Selamat untukmu." Axel merasa lemas setelah mendengarkan ucapan Tessa yang tak hanya memukul telak hatinya. Tapi, juga mendorongnya hingga ke dasar jurang. Sepertinya tak ada lagi harapan, bagi Axel untuk membuat Tessa menjadi miliknya.

"Aku mencintaimu. Tapi, tetap akan kalah dengan pria yang kau cintai...kalau begitu semoga kau bahagia dengan pilihanmu."

"Usahaku sepertinya sudah gagal total.

Mencintai bukan berarti harus memiliki orang itu seutuhnya bukan?"

"Selamat tinggal....semoga kita tak lagi bertemu satu sama lain setelah ini." Axel menarik kembali tirai dan menutupnya sepenuhnya.

𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang