BAB 9

18.9K 505 9
                                    

Bunyi suara nada dering dari ponsel tessa menganggu tessa yang masih bergulung di selimutnya. Tanganya meraba ke sisi kosongnya mencari benda persegi yang entah kemana sekarang.

Tessa akhirnya bangun dan mencari dengan kesal. Ponselnya yang ternyata terjatuh di bawah tempat tidur, tangan kecil segera merampas telepon dan sempat mengumpat sebentar untuk melihat siapa yang menelpon.

Sedikit aneh karena nomor yang muncul adalah nomor yang tidak di kenali. Tessa langsung menggatur Nafasnya menekan tombol hijau untuk menjawab panggilan.

"Hallo."

Suara sedikit berat tapi, seperti pria yang sudah cukup matang saat menyambutnya.

"Hallo. Anda siapa?"

"Apa benar saya sedang berbicara dengan Tessa Azela?"

"Iya. Benar,"

"Aku Xander Leonidas. Aku mendapatkan nomormu dari temanku bisakah kita bertemu? Aku memiliki pekerjaan untukmu."

"Tunggu tuan Xander. Apa anda ingin menyewa jasaku? Jika benar bergitu aku harus memiliki data dan informasi tentang anda sebelum membuat surat perjanjian." Tessa bergerak bangun dari ranjangnya. berjalan menuju meja nakas dan menuangkan air kedalam gelas.

"Aku menyewa jasamu...tapi bukan untukku, melainkan untuk putraku."

"Siap data putramu kalau begitu. Aku akan membaca seksama sebelum kita bertemu satu sama lain." Tessa meletakan gelas kaca yang sudah tak tersisa lagi air di dalamnya.

"Berapa bayaran yang kau inginkan?"

"Sesuai dengan perkerjaan yang di tawarkan tuan Xander." Tessa menatap pada jendela apartemenya.

"Bagaimana jika 3 miliar untuk menjadi sekretaris anakku."

Mata tessa membesar. Ia hampir tak percaya dengan nominal yang di tawarkan oleh pria di seberang sana hanya untuk menjadi seorang sekretaris!.

"Hanya menjadi Sekretaris? Bukankah pekerjaan itu terlalu mudah kenapa anda memilih untuk mengunakan jasa saya?"

"Karena kau bukan hanya menjadi Sekretaris saja. Tapi, aku memintamu untuk merayu anakku."

"Mari bertemu kalau begitu."

Tessa memilih untuk bertemu saja agar semuanya lebih mudah untuk di bicarakan.

***
Tessa menatap pantulan dirinya di depan kaca. Hari ini tepatnya akan menjadi hari yang sedikit berbeda untuknya ia tak lagi bekerja harian dengan klain yang berbeda akan tetapi, ia hanya berfokus menjadi sekertaris di sebuah perusahaan Hills Company.

Tessa memakai kemeja ketat dengan dua kancing yang terbuka memperlihatkan belahan dadanya yang menonjol. Tak hanya itu rok pensil yang hanya sebatas pahanya semakin membuatnya seperti wanita murahan.

Akan tetapi, tessa tak mempermasalahkan hal itu selama pekerjaanya sukses. Tessa hanya perlu merayu CEO yang sedikit memiliki masalah pada ketarikan sensual, Dan tessa hanya perlu menjadi Sekretaris yang sedikit lebih nakal untuk menjalankan rencana sesuai bayaran 3 miliar yang sudah di dapatkan setengah-nya.

Tessa mengambil long coat berwarna coklat muda. Ia berusaha untuk menutupi pakaianya yang hanya ia perlihatkan kepada toko utama saja, dan bukan menjadi konsumsi publik semua orang di sana. Tak ketinggalan tessa membawa kartu tanda penggenal bahwa statusnya saat ini telah menjadi Sekretaris. tanpa harus melewati sejumlah interview yang melelahkan.

Tessa masuk kedalam mobil BMW miliknya dan menjalankan mobilnya menuju perusahaan Hills. Sepanjang perjalanan Tessa menghapal apa-apa saja sifat dan karakter Axel Leonidas. Axel Leonidas hanyalah anak tunggal yang baru saja menjadi CEO di perusahaan Hills. Pria itu memiliki tinggi 189cm dengan kulit berwarna putih bermata silver dan memiliki rambut coklat tua.

𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang