BAB 49

5.9K 209 10
                                    

"kenapa dia bisa kembali!!" Dara mencerkram dress mahal yang ia kenakan.

Matanya menatap tajam pada kado- kado yang ia terima di hari ulang tahunnya. Tapi, satu kado yang berada di antara sana tetap menjadi sorotan mata Dara. Kado itu ia dapatkan dari wanita yang tak Dara sangka akan kembali muncul dan berani muncul di hadapannya dan juga Xander. Dara pikir Tessa telah lama mati! Sejak kejadian tujuh tahun yang lalu wanita itu benar- benar hilang dari muka bumi ini.

Satu hal yang selalu Dara ingat. Tessa wanita itu terlihat berbeda, lebih tepatnya wanita itu seperti menatap Dara dengan kilatan yang menurut Dara sangat berbahaya. Entah, apa yang akan wanita murahan itu lakukan pada hidupnya.

Dara berjalan mendekati meja dan mengambil paperbag yang ia sangat kenal brand mahal itu. Dara memberanikan dirinya untuk melihat apa yang Tessa berikan kepadanya, tangannya membuka kotak dan menyentuh tas mahal yang terlihat indah di dalam sana.

Tas ini sempat Dara lirik Minggu lalu. Tetapi, tak ia sangka dirinya mendapatkannya dari Tessa wanita murahan itu. Dara mengeluarkan tas itu dari kotaknya dan mencoba untuk membuka resleting tas.

"Aaaaaaa." Dara langsung melemparkan tas itu dan berteriak saat melihat isi dalam tas.

Sebuah kepala boneka bayi yang berlumuran cairan berwarna merah pekat seperti Darah. Kepala boneka itu menggelinding keluar dari dalam tas, Dara sangat ketakutan ia melirik surat yang tertinggal di dalam kotak.
Tangan Dara Masih sempat mengambil surat itu dan membukanya.

"Selamat ulang tahun Dara! Hadiah untukmu sangatlah spesial!" Dara merobek kertas itu dan membuangnya.

*****
Axel mencari keberadaan Tessa sedari tadi di pesta ulang tahun ibunya. Tetapi tessa tiba- tiba saja menghilang tak mengabari Axel sama sekali.

Axel pulang ke apartemennya. Tapi nihil Tessa juga tak berada di apartemen saat ia kembali, Axel merasa bingung harus bagaimana lagi.

"Athena...masuklah kedalam ke kamar terlebih dahulu."

Setelah memastikan Athena masuk kedalam kamar tidurnya. Axel kembali berjalan menuju kamar yang sebelumnya di tempati Tessa, tangan Axel dengan berani membuka pintu ia hanya ingin memastikan bahwa barang milik Tessa masih berada di sana.

"Semoga saja masih ada." Axel membatin di dalam hatinya, tangannya membuka pintu dan melihat koper milik Tessa masih ada.

Rasanya sedikit lega. Axel yakin Tessa tak coba untuk kabur lagi seperti kejadian yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Meskipun, hubungan mereka tak sepenuhnya kembali seperti semula. Tetapi Axel hanya ingin, Tessa menjadi orang yang tak lagi meninggalkannya tanpa berpamitan.

Sedangkan, disisi lain Tessa berhenti di toko bunga yang ingin ia kunjungi. Entah, dorongan dari mana sampai ia dengan nekat pergi menggunakan taksi setelah ia pergi begitu saja dari acara ulang tahun Dara. Tempat bunga itu masih sama seperti terakhir kali ia datang berkunjungi, Bunga mawar hitam masih menjadi bunga favoritnya. Grandma Camelia orang yang ingin Tessa lihat saat ini

"Permisi." Tessa mencoba memanggil seseorang yang tak terlihat di dalam tokoh bunga itu.

Seorang wanita muncul. Betapa terkejutnya wanita itu saat melihat Tessa. "Astaga apa aku sedang bermimpi!" Wanita itu menutup mulutnya dan mendekati Tessa yang sangat bingung dengan apa yang terjadi.

"Aaaa tuhan terima kasih aku bertemu denganmu."

"Maaf, ada apa? Aku tak mengerti maksudmu."

"Kecelakaan itu apa kau baik- baik saja?" Rania pelayan yang bekerja di toko bunga ini. menyaksikan secara tak sengaja, kecelakaan yang pernah terjadi tujuh tahun yang lalu tepatnya saat ia pulang bekerja.

"Tunggu, bagaimana kau tau akan kecelakaan itu?" Tessa terkejut akan hal yang ia dengar. Kilat tiba- tiba saja menyambar hujan dengan cepat turun membasahi bumi. Suara riak air dan bau tanah tercium kentara.

"Masuklah terlebih dahulu, tubuhmu akan basah Nona." Rania menyentuh tangan wanita cantik di depannya dan masuk lebih dalam agar tubuh mereka tak terkena hujan.

"Dimana Grandma Camelia?" Tessa teringat akan pemilik toko.

"Grandma telah meninggal 2 tahun yang lalu." Rania mengatakan kabar duka ini kepada Tessa. Orang yang akan menjadi perwaris toko bunga Camelia ini.

Tessa terdiam. Seperti menyakitkan ketika kau datang menemui seseorang yang ternyata sudah tiada, Tessa duduk di salah satu meja yang terdapat dua kursi yang saling berhadapan.

"Perkenalkan Nona Tessa. Aku Rania yang bertugas untuk merawat toko bunga ini sampai anda di kembali."

Rania mengulurkan tangannya dan langsung di sambut oleh Tessa. Tessa hanya terdiam, ia masih tak mengerti akan ucapan wanita bernama Rania ini. Apa hubungannya dengan Tessa di kembali?.

"Grandma Camelia berkata bahwa Nona Tessa ada cucunya." Rania berdiri dan mengambil map coklat dan memberikannya kepada Tessa.

Tessa mengambil map itu dan mengeluarkan kertas putih dari rumah sakit. Dan hasil DNA menujukan bahwa Tessa dan Camelia memiliki hubungan darah tetapi, bagaimana bisa?.

"Aku semakin tak mengerti dengan semua ini. Apa hubungan aku dengan Grandma Camelia?" Tessa menatap Rania yang tersenyum padanya.

"Anda melihat foto itu?" Rania menunjuk dinding. Dimana Camelia meletakan foto anaknya, dan juga seorang wanita yang berada dalam pelukannya.

"Siapa itu?" Tessa menatap sepasang wanita dan pria muda, yang mungkin di perkirakan seusianya saat ini.

"Anaknya Grandma Camelia yang tag meninggal." Rania menatap mata Tessa.

"Apa dia ayah dan ibuku?" Mata Tessa sudah berkaca- kaca entah kenapa ia ingin menangis sekarang.

"Yah Nona. Karena hanya tuan Peter anaknya nyonya Camelia." Rania mengangguk dan mengusap bahu Tessa saat wanita itu menangis tersedu- sedu.

"Dimana mereka? Ayah, ibuku dimana hiks..hiks." Tessa menatap Rania yang juga ikut menangis karenanya.

"Mereka telah lama meninggal Nona."

Tessa semakin menangis sejadi- jadinya ia tak menyangka akan mengetahui fakta ini hari ini, rasanya sungguh sangat mengejutkan sampai sulit untuk Tessa jelaskan.

Ia berusaha tenang saat tangan Rania mengulurkan tissu dan segelas susu coklat yang hangat. Tessa terus menyalahkan apa yang terjadi dalam hidupnya sejak ia kecil bahkan, ia menganggap dirinya anak yang di buang oleh kedua orang tuanya. Tetapi tanpa dia sangka bahwa kedua orang tuanya juga meninggal dalam kecelakaan.

"Nona ada sesuatu yang ingin saya katakan." Rania mengambil ponselnya dan mencari sesuatu dari galerynya.

Rania tak tau apa ini sesuatu yang benar atau tidak, ia hanya ingin menunjukan sebuah bukti yang mungkin di perlukan oleh Tessa.
Tessa terkejut saat Rania menunjukan Video yang membuat ia tak bisa lagi berkata- kata selain menutup mulutnya.

Tessa melihat mobil yang menabraknya dan yang membuat ia terkejut saat ia mengenali wajah yang menabraknya. Gisella! Wanita itu yah menabrak Tessa dengan mobil yang kendarinya. Berarti hal ini bisa menjadi bukti yang kuat bahwa selama ini Gisella dan Dara berkerja sama dalam merencanakan hal ini.

.
.
.
.
Author minta maaf datang up terlambat dan partnya juga kurang banyak. author lagi sakit masalah cuaca sih, jangan lupa jaga kesehatan kalian juga jangan sampai sakit yah☺

𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang