Orang yang tak pernah merasakan cinta akan lebih bodoh ketika jatuh cinta.
Mereka mudah percaya, dan mudah merasa terluka.
****
Cuaca yang cerah untuk hati yang berantakan. Begitulah yang terjadi pada Tessa saat ini, ia terus merapikan berkali- kali letak syal pada lehernya yang sebenarnya sudah rapi tanganya terus bergerak dan tak bisa diam. kakinya, bahkan gemetar menatap lantai ubin rumah sakit.
Tepat pada tanggal 25 desember, di hari yang seharusnya menjadi libur nasional. Tessa harus mengunjungi rumah sakit dengan perasaan campur aduk, dirinya tak ingin menudanya lagi lebih lama. Ia datang sendiri dan menunggu beberapa menit di kursi yang di prioritaskan untuk lansia dan ibu hamil.
Hanya ada dirinya sendiri yang menunggu. Ada pasien yang di temani suaminya sedang menjalani pemeriksaan di dalam sana. Tessa yang menunduk di kejutkan dengan seorang wanita hamil yang tiba-tiba saja menggisi kursi kosong di sampingnya.
"Aku minta maaf....apa aku membuatmu terkejut?"
"Tidak apa-apa."
"Kau menemani ibumu memeriksa kehamilanya?"
"Ibuku?" Tessa bingung saat wanita yang terlihat jauh lebih tua darinya bertanya akan hal ambigu.
"Lalu siapa yang hamil? Kakakmu?."
"Aku." Tessa menjawab dengan sedikit gugup saat ia tau maksud wanita hamil di sampingnya ini.
"Yah tuhan!! Kau masih terlihat muda, aku berpikir kau anak remaja yang baru berumur 17 tahun."
Tessa tersenyum saat wanita itu tampak terkejut dan menutup mulutnya. Wajah Tessa memang seperti anak remaja apa lagi ia tak mengunakan sedikitpun polesan make up. bahkan, lipstick merah yang ia sukaipun tak ia gunakan hari ini. Wajahnya pure seperti orang yang sakit sangat pucat.
"Tidak aku sudah berumur dua puluh empat tahun, tujuh tahun lebih tua dari yang kau prediksikan kepadaku." Tessa kembali tersenyum.
"Sepertinya kau sedang mengandung bayi pertamamu....Wajahmu sama seperti saat aku hamil anak pertamaku, pucat dan malas melakukan apapun."
"Kau benar. Berapa usia kandunganmu?" Tessa menatap perut wanita di sampinga yang sangat besar, Tessa pikir seperti akan meledak sewaktu-waktu.
"35 minggu, kata dokter bobotnya bertambah besar... Hal ini sempat membuatku bingung awalnya tapi bersyukur ia sehat." Corline meraba perutnya dan mengusapnya dengan penuh kasih sayang. Hal ini tak pernah lepas dari perhatian Tessa.
"Kau ingin menyentuhnya?" Corline melihat wanita muda yang berada di sampingnya terus memperhatikan perutnya.
"Apa boleh?" Tessa terkejut saat mendapatkan tawaran itu. Wanita itu menganggukan membuat tangan Tessa dengan perlahan meletakan tanganya di atas permukaan perut wanita hamil untuk pertama kalinya.
"Dia menyambutmu." Corline terkejut saat bayi yang ada di dalam perutnyai memberi reaksi tendangan kecil, saat tangan wanita muda itu menyentuhnya.
Tessa tersenyum. Ia merasa kebahgian kecil yang menyentuh hatinya, hanya karena tendangan bayi yang masih di dalam perut itu mengubah padangan Tessa akan banyak hal.
"Banyak hal yang akan kau rasakan setelah ini...moodmu mungkin akan berantakan, tidurmu yang resah dan pagimu yang terus saja di landai mual yang melelahkan. Tapi, dari semua itu jangan menyerah! Bayi yang ada di perutmu juga membutuhkanmu ia hanya bergantung hidup padamu sampai ia lahir di dunia ini."
Entah, kenapa corline mengatakan hal itu kepada wanita yang baru saja ia temui. Corline seperti melihat dirinya empat tahun yang lalu yang terlihat bingung dan bimbang saat mengandung anak pertamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐀𝐔𝐆𝐇𝐓𝐘 𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓𝐀𝐑𝐘
RomansaCERITA AKAN DI PRIVATE SECARA ACAK JIKA INGIN BACA PART LENGKAP DI HARAPKAN FOLLOW DULU. JANGAN DATANG UNTUK PLAGIAT! Tessa Azela wanita yang memilih untuk bekerja menjadi pacar sewaan atau apapun yang berupa sewa. Dirinya akan dibayar sesuai kesu...